Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam pun tiba.
Kalian sekeluarga duduk di meja makan, untuk menikmati makan malam. Walaupun suasana yang hangat mengisi ruang makan kala itu, berbeda denganmu yang hanya diam.
Seperti biasa ayah dan ibu mu hanya mengobrol dan bercanda dengan kakakmu saja, Reo.
Mereka hanya membicarakan tentang kepintaran kakakmu, sedangkan kamu bagaikan debu disana.
Ini alasan kenapa kamu lebih menyukai suasana rumah rin.
Kamu berdiri dari kursimu "Adek udah kenyang."
"Kamu baru makan 4 sendok [name]." Ucap ayahmu dengan nada dingin
Tanpa membalas kamu berjalan melenggang pergi dari ruangan itu.
ೃ ✦
Kamu mengunci dirimu sendiri dikamar, menatap pada cermin melihat dirimu sendiri disana, kamu duduk di lantai bersender pada pintu menutupi wajahmu dengan kedua tangan
"Emang dasarnya mereka ga pernah nganggep aku, sialan."
Memang aku benar benar tidak berguna ya...?
Kakak. Kakak. Kakak. Kakak.
Mereka hanya mengganggap kakak sebagai kebanggaan mereka. Tidak ada posisi ku di hati mereka, dan pastinya aku tidak akan pernah meraih posisi itu.
why am i not good enough?
kasih sayang dan perhatian? bullshit.
"Sampai kapan harus gini? Sampai kapan harus ngemis ngemis perhatian mereka?"
Kakakmu memang sempurna.
Dia adalah pemuda yang tampan, pintar, selalu mendapatkan penghargaan, pintas dalam berbagai bidang, bisa melakukan apapun.
Aku tahu itu.
Juara yang selalu ia bawa pulang dan senyum lebarnya saat menunjukkan itu pada kami, mama dan papa menyambutnya dengan hangat, bahkan mereka merayakan itu bersama-sama
Sedangkan aku hanya duduk di kejauhan melihat mereka, keharmonisan, kehangatan yang terpancar dari mereka.
Saat itu juga aku mulai sadar...
Aku memang tidak mempunyai tempat di rumah ini.
________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
