୧ ׅ𖥔 ۫ 𝗚𝗿𝗮𝗱𝗲𝘀

1.6K 198 27
                                    

"Kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu... bercanda kan...?"

Terdengar suara serak milik seorang gadis yang tengah terpaku memandangi sosok teman di hadapannya.

Netranya bergetar, jantungnya berdegup kencang. Ia menatap sepasang netra merah cantik milik sang gadis di hadapannya, apakah ini adalah sebuah prank? Dimana kamera nya? Dimana?

Ia menengok ke sekeliling, namun tidak ada tanda-tanda itu adalah sebuah prank. Ia kembali menatap wajah datar temannya, ia menunjukkan raut wajah tidak percaya.

Kumohon... katakan kalau ini hanyalah candaan...

"Kamu boong kan...?" Suara nya kembali bergetar, walaupun ia tahu... itu bukanlah candaan sama sekali.

"Kamu bercanda kan?"

Setelah dicerca berbagai pertanyaan, entah tak dapat menjawab atau ingin menghindar, sang gadis dihadapannya malah memalingkan wajahnya.

Melihat reaksinya, kamu mengepalkan kedua tanganmu, dan menatap lurus padanya, "ga lucu ri, bilang kalo ini cuma candaan... kamu boong kan? ini cuma prank kan? please..."

Rasanya kamu tak kuasa menahan rasa emosimu lagi, kamu mengoyang-goyangkan badannya, meminta penjelasan langsung dari mulutnya yang tetap tidak bergeming sama sekali.

Mulutnya tetap terkatup, matanya memandangi jalanan yang kosong pada sore hari itu, ia mengeryitkan giginya, seperti ingin mengatakan sesuatu.

Kamu tetap setia menunggu seraya memegangi lengannya dengan erat, sepasang manik mu masih menatap paras indahnya tanpa berkedip.

"Maaf."

Itulah ucapan yang terlontar dari mulut manisnya.

ೃ ✦

Tak...tak...tak...

Suara langkah kaki seseorang yang sedang menyelusuri lorong sepi dengan kepala menunduk menatap lantai dengan yang daun berserakan.

Ekspresinya tak begitu baik, matanya sembab, rambutnya kacau, kantung matanya terlihat, dan bibir pucat yang terpampang jelas diwajahnya.

Siapa sangka jika pertemuan minggu kemarin adalah pertemuan terakhirnya dengan seseorang yang sudah ia anggap sebagai RUMAH, sebelum rumah itu menghilang tanpa jejak dari hidupnya.

Sudah beberapa hari kamu absen sekolah dan mengunci diri didalam kamar. Dan karna paksaan dari kedua orang tua mu, kamu kembali masuk kedalam sekolah dengan perasaan yang campur aduk.

Saat sampai didepan kelas, kamu menarik napas panjang panjang, dan masuk kedalam, seperti biasanya suasana sangat ramai, ditambah dengan berita anri yang pindah sekolah, semua orang mulai menggosipinya.

𝗧н𝐞 𝑙𝑎𝒔𝑡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang