Jangan Khawatir

149 21 0
                                    

"Sayang"

Jeno menatap lurus kearah istrinya yang entah sejak kepulangannya dengan Elena dirasa aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menatap lurus kearah istrinya yang entah sejak kepulangannya dengan Elena dirasa aneh. Seperti ada yang sedang soyein sembunyikan tapi apa?

"Ada yang kamu pikirin? Apa bayi kita baik baik saja?".

Siyeon hanya menganggukan kepalanya tanpa membalas pertanyaan Jeno. Jujur perkataan Jaemin masih terngiang ngiang dikepalanya....

Bagaimana jika semuanya benar?

Jeno juga gamau ngebenanin pikiran istrinya itu,lagian kalau Siyeon udah siap dia bakalan cerita kedirinya.

Ponsel wanita berambut panjang itu bergetar dan menampilkan nama yang membuat dahi Jeno mengkerut.

"Jaemin? Kenapa dia nelfon pagi pagi gini?"

Reflek siyeon langsung menarik ponsel yang berada ditangan jeno,mematikan panggilan telfonnya dan memeluk tubuh suaminya kencang. "Entahlah,dan itu bukan hal penting Jeno".lirih siyeon yang ngebuat Jeno semakin penasaran dengan apa yang dialami istrinya.

"Siang nanti aku ada urusan setelah mengantar Elena syuting,apa kamu ada kerjaan?".tanya Siyeon,menarik lengan suaminya kearah kasur dan mengelus surai lembut milik suaminya.

Sudut bibir jeno terangkat,badannya bergerak merengkuh tubuh istrinya erat. "Kau lupa? Hari ini aku masih cuti,jadi kau mau kemana? Boleh aku temani?"

"Jangann".

"....."

"Ah maksudku,aku hanya ingin bertemu teman lamaku".

"Siapa? Temanmu,temanku juga Siyeon".

"Ahh tapi ini girls time Jeno,kumohon berikan aju waktu sendiri".

Jeno seperti berfikir sebentar sebelum mengangguk lemah,"Baiklah kalau itu maumu".

Jeno mengecup bibir Siyein sekilas sebelum ponsel Siyeon kembali berdering. "Angkat dulu aja,siapa tau penting".

Bukannya mengangkat telfon itu,Siyeon malh mematikan ponselnya dan menarik selimut hingga lehernya.


"Bagaimana jika Jaemin benar?".


"Kamu kenapa sihh sayang? Apa yang menganggu pikiranmu?".lirih Jeno sembari menatap wajah tenang istrinya yang terpejam. "Kumohon jangan pergi tinggalin aku lagi ya".




















"Kak haechan kan ahra udah bilang kalau ahra cuma masuk angin aish".gerutu Ahra yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaannya.

Haechan yang ngedenger langsung nyubit kedua pipi cewe manis didepannya itu. "Apa salahnya seorang calon suami yang mengkhawatirkan calon istrinya,inget ya sebulan lagi kita maried dan Haechan kecil akan terlahir didunia".

Chup

"Tolong jaga kesehatanmu Ahra,gimana sih ngasih taunya biar kamu jaga kesehatan kamu".lama lama Haechan keikut kesal,berasa ngomelin anak dibawah umur kalau udah dihadapan Ahra.

[2] Hello Baby - Jeno SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang