My Virginity ready di google play book ya. Untuk yang dari luar negeri bisa beli di sana, tapi sekali lagi, harga lebih mahal. Yang paling murah tetep beli di aku langsung ya.
Happy reading dears 🥰
Alan benar-benar jenuh berada di club malam seperti sekarang. Sedari tadi ia hanya minum sambil menyaksikan ketiga temannya bermain-main dengan wanita. Axton sibuk menggerayangi wanita yang ada di pangkuannya sambil sesekali menegak minumannya. Bobi asyik menari dengan wanita acak di lantai dansa. Sedangkan Ziven, pria itu tampak menggoda pelayan club yang lumayan cantik agar mau naik ke atas ranjangnya.
Dari mereka berempat, hanya Alan yang tidak suka bermain wanita. Jujur saja, ia sedikit anti pada wanita malam karena takut membawa penyakit. Dan lagi, ia juga belum menemukan perempuan yang tepat yang bisa membangkitkan gairahnya. Maudy, meskipun terang-terangan bersedia tidur dengannya, Alan tidak berminat sama sekali.
Alan yang duduk di sofa bersama Axton, tampak sibuk menatap ke meja bartender. Kemarin ia tidak sengaja melihat Alice di sekitar situ. Siapa tahu kini mantan adiknya itu ada di situ lagi. Bukan apa-apa sebenarnya, Alan hanya sedikit khawatir karena Alice bekerja di tempat berbahaya seperti ini.
"Hai, Man, lo kok diem saja sedari tadi?" Sapa Bobi ketika terlihat sudah lelah berdansa. Ia duduk di samping Alan lalu menegak minumannya.
Alan tidak menjawab, hanya menatap datar pada Bobi. Lelaki itu tergelak karena melihat Axton berciuman dengan wanita asing kenalannya. Beberapa saat kemudian, Ziven datang dengan wajah sumringah, sepertinya berhasil membuat pelayan itu bertekuk lutut. Ziven duduk di sebelah Bobi lalu membisiki teman sesama playboynya itu.
"Benarkah? Malam ini?" Wajah Bobi yang lelah, sontak kembali cerah mendengar bisikan Ziven.
Alan tidak menyahut, menatap malas pada ketiga temannya itu. Sementara Axton, lelaki itu menyuruh teman wanitanya untuk pergi sebentar, sepertinya keduanya sudah menentukan jadwal one night stand yang akan mereka lakukan.
"Ada apa bro, muka Bobi sumringah banget." Tanya Axton kemudian setelah wanitanya pergi ke lantai dansa.
Ziven mencondongkan tubuhnya ke meja, menyuruh ketiga temannya mendekat, namun, hanya Bobi dan Axton yang mendekat, Alan terlihat tidak terlalu peduli. Paling juga masalah perempuan, Alan bosan mendengarnya.
"Malam ini, buddy, ada pelelangan di belakang. Katanya cantik-cantik bro." Ziven berucap dengan mata berbinar. Dan di sambut antusias oleh kedua temannya.
"Jam berapa?" Tanya Axton penuh semangat.
"Sekarang."
"Serius?" Bobi menatap Alan sejenak, namun karena Alan terlihat tidak berminat, ia kembali menatap dua sahabatnya yang lain.
"Serius, gue di bisikin pelayan tadi. Katanya cantik-cantik." Ziven tersenyum penuh semangat. Seolah baru saja menemukan sebongkah emas.
"Oke, kita kesana sekarang." Axton berdiri, di ikuti Bobi dan Ziven.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Virginity (Putri Yang Tertukar) TAMAT
RomanceBest seller 21+ Alice tidak menyangka jika hidupnya akan berakhir menyedihkan di tempat pelelangan keperawanan seperti sekarang. Karena ayahnya tertipu dan uang tabungan sang ayah dibawa lari oleh temannya, mereka sekeluarga jadi terlilit utang yan...