Precious-10

647 106 28
                                    

Bacanya jangan pake emosi ya☺ kesalnya ke author aja🙈
Dikit kok huru-haranya😶


Typo....
Happy Reading!!
__________
_________________

Jennie baru saja tiba di rumahnya pukul 12 lewat 10 menit, saat memasuki rumah tentu saja keadaan rumah sudah sepi seperti biasa. Lampu utama di ruang depan sudah di matikan, Jennie berjalan ke arah dapur untuk minum karena tenggorokannya terasa kering sekarang.

"Hah,, leganya. Apa aku harus belajar menyetir ya agar tidak perlu selalu naik bis seperti ini. Nanti aku bisa membawa mobil eonni." Jennie masih berdiri di dekat meja pantry, ia memikirkannya, Jennie memang tak bisa menyetir karena ia tak pernah belajar menyetir. Selama ini ia hanya di antar supir jika pergi kemana-mana atau bersama Krystal.

Dan saat lulus SMA lah Jennie baru bisa bepergian sendiri dengan bis, awalnya Jennie memang kesulitan karena ia tak mengerti. Namun sekarang Jennie lebih sering memakai bis jika pergi, Jennie pun lupa kapan terakhir kali ia menggunakan supir jika keluar.

Ctak!

Jennie terkejut saat lampu utama dapur tiba-tiba menyala, terlihatlah sang ayah di dekat saklar lampu dengan tatapan datarnya. Pria itu kemudian berjalan mendekati anak gadisnya yang hanya bisa terdiam masih di tempatnya berdiri tadi.

Tatapan itu terlihat sangat dominan membuat Jennie tak bisa berkutik. Untuk ayahnya Jennie tak selalu bisa melawan, pembawaan ayahnya terkadang sangat kuat dan mengintimidasi. Belum lagi dengan wibawanya dan juga sikap tegas yang ia miliki.

"Baru pulang?" Suaranya yang tegas membuat Jennie merasa sedikit merinding. Sepertinya kali ini ia tak bisa lari lagi.

"Sudah berapa kali appa katakan, berhenti, kamu itu anak gadis. Pulang tengah malam begini, sangat tidak mencerminkan citra keluarga Kim."

Jennie meremas ujung bajunya, selalu itu yang di katakan, apakah hidupnya hanya untuk mengikuti aturan yang terasa mengekang hidupnya itu? Toh Jennie juga tau batasan, selama ini ia bisa menjaga dirinya dari pergaulan bebas di luar sana.

"Baiklah tidak mau bicara?" Kim Seon Ho menghela nafas beratnya. "Sekarang appa akan bersikap sangat tegas untukmu, mau tak mau kau harus mengikutinya."

Jennie baru menatap ayahnya dengan berani, menunggu sang ayah yang sepertinya akan melanjutkan ucapannya yang terdengar sangat serius itu.

"Appa akan memberimu waktu hingga akhir bulan ini agar kau berhenti bekerja di sana. Jika kau tak menurutinya maka lihat saja apa yang akan appa lakukan pada tempat itu."

"Apa maksudnya? Appa mengancamku?" Jennie dengan berani membalas ucapan ayahnya.

"Appa tidak akan main-main, kau tau bagaimana appa Kim Jennie." Seon Ho tak menanggapi ucapan dan amarah yang terlihat dari wajah putrinya.

Ia segera berbalik tanpa memperdulikan bagaimana kini sang putri menatap dirinya penuh kekesalan.

"Dan satu lagi, tidurlah sekarang. Besok bangun lebih pagi untuk sarapan bersama." Ucap Seon Ho lagi tanpa berbalik.

"Tidak akan! Kenapa kalian selalu mengaturku?! Kenapa kalian selalu ingin mengusik kebahagiaanku? Sebenarnya apa yang kalian inginkan dariku?!" Jennie berteriak tak perduli apa yang akan terjadi padanya setelah ini.

Seon Ho berbalik dengan tatapan tajamnya, ia merasa tak percaya jika tadi baru saja putrinya meneriakinya.

"Kau berani pada appa?"

"Ya, memangnya kenapa tuan Kim yang terhormat?"

"Kami tak pernah mengajarimu untuk kurang ajar Kim Jennie!"

Your Precious (Smile)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang