Precious-24'

545 80 41
                                    

Typo.....
Happy Reading!!
__________________
_______________________

"Hah akhirnya selesai juga." Jennie menghembuskan nafasnya lega saat sudah tak berada di ruangan yang cukup menegangkan itu.

Jennie baru saja menyelesaikan sesi interviewnya, entah bagaimana hasilnya nanti ia tak tau. Selama di dalam sana Jennie cukup gugup, tapi biar begitu ia bisa mengendalikan dirinya dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan padanya.

Untuk menenangkan dirinya Jennie pun langsung pergi ke lantai bawah berniat untuk pergi ke sebuah cafe atau ke tempat apapun yang bisa membuatnya rileks lagi.

Tak lupa ia mengabari Junho dan menanyakan keberadaan supirnya itu. Meskipun merasa sang ayah masih mengekangnya tapi Jennie tak bisa berbuat apapun untuk melawan perintah tegas ayahnya.

Sejak dulu Jennie selalu tak bisa membantah ayahnya lebih keras,. Kabur dari rumah? Jennie pernah berpikir begitu, tapi sejujurnya Jennie tak senekat dan seberani itu walau bagaimanapun Jennie terlihat berani selama ini pada kedua orang tuanya.

Mungkin itu bisa terjadi jika dirinya sudah benar-benar muak dan lelah dengan semua aturan yang orang tuanya berikan padanya.

Tapi nyatanya Jennie sebenarnya anak yang penurut, bentuk perlawanannya selama ini pun bukanlah masalah besar bagi ayahnya, Jennie tau itu. Jennie tau ayahnya tak seratus persen ingin mengekangnya.

Jennie ingat dulu saat ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, saat itu ia masih di kelas 8, saat jam pulang sekolah ada orang asing yang sempat mengajaknya bicara saat ia menunggu supirnya datang. Kebetulan saat itu Jennie malas menunggu di dalam gerbang, jadi ia menunggu di luar dan disitulah orang asing itu mendekatinya. Jennie pun meladeni orang itu karena orang tersebut juga memberikan sebuah permen padanya.

Tapi anehnya setelah beberapa menit menghisap permen tersebut Jennie merasa pusing dengan matanya yang berkunang-kunang hingga beberapa saat Jennie tak mengingat apapun lagi.

Dan saat membuka mata Jennie sudah menemukan dirinya berbaring di kasur empuk miliknya dengan Krystal yang menemaninya. Jennie yang merasa bingung dan tak tau apapun bertanya dan Krystal menjelaskan apa yang terjadi.

Ternyata orang asing yang memberikannya permen bukanlah orang baik, dia memberikan permen yang sudah di campur dengan serbuk yang bisa membuatnya tertidur. Saat Jennie tak sadarkan diri orang tersebut sudah menggendong tubuh Jennie hendak membawanya pergi, tapi beruntunglah supir yang menjemputnya datang dan segera menggagalkan aksi orang itu.

Mengenai masa kecilnya, sejujurnya tak banyak hal yang bisa Jennie ingat. Entah kenapa, ia merasa ada sebagian memori masa kecil yang ia lupakan, tapi Jennie tak tau apa sebabnya.

"Nona muda."

Jennie yang berjalan sambil melamun tersadar saat Junho menyapanya, melihat sekeliling ternyata ia sudah berada di luar perusahaan.

"Ayo nona."

Jennie hanya mengangguk dan mengikuti Junho yang menggiringnya menuju mobil yang ternyata masih terparkir di tempat semula.

"Apa kau tak pergi kemanapun sejak tadi oppa?" Tanya Jennie pada Junho yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.

"Tidak, saya hanya tidak ingin nona menunggu jika saya pergi."

Jennie mendengus, padahal ia sudah berusaha untuk tak bersikap bossy pada supirnya ini. Tapi kenapa pria ini masih saja kaku padanya.

Jennie mendudukkan dirinya di kursi penumpang dengan sedikit kasar membuat Junho terkejut karena takut nona mudanya kesakitan.

Your Precious (Smile)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang