"nama saya Raven bukan bangsat," ucap Raven yang sedikit menunduk sambil menatap Zeka.
"lo?," ucap Zeka yang tersadar bahwa seseorang yang ia tabrak adalah orang yang tadi menghukum dia di lapangan.
Lalu Raven pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
"itu orang kenapa sih setiap ketemu bikin darting terus," gerutu Zeka dan ia pun kembali berjalan menuju toilet sekolah.
Setelah selesai Zeka, kemudian kembali menghampiri teman-temannya dikantin.
"udah pesen makanan?," tanya Zeka seraya berjalan mendekati meja teman-temannya.
"ya belum lah, kan nungguin lo," sahut Josey
"yaudah Gis temenin gue pesen makanan," ucap Zeka.
"kalian mau apa?" tanyanya lagi
"samain aja biar ga ribet," ucap Gisha yang bangun ditempat duduknya.
"heleh, kalo gitu pesen aja mie ayam sama es teh" ujar Josey yang lain pun menyetujui.
"emang disini mie ayam berapaan?," tanya Zeka
"15 ribu, soal nya gue suka beli" sahut Yumna
"yaudah ayo Gis," ajak Zeka lalu menggiring Gisha ke stan mie ayam.
"Gisha yakin lo mie ayam cuma 15 ribu?," tanya Zeka yang sedang ditengah-tengah antrian
"iya, mumer kan" seru Gisha, wajar jika Zeka bertanya seperti itu karena ini adalah sekolah mahal, yang pasti orang-orang yang sekolah disini rata-rata dikalangan atas walau ada beberapa murid beasiswa.
"hey! awas-awas air panas nih," teriakan seseorang yang berada di belakang, menghentikan interaksi Zeka juga Gisha.
Beberapa siswa-siswi yang mendengarnya segera meminggirkan dirinya.
"kasih gue jalan dong, si ganteng kalem mau lewat." Ganteng kalem, Zeka menjadi teringat pemuda yang tersandung batu di pinggir jalan, saat dirinya bersepeda.
"woy-woy minggir dong!," pemuda yang berteriak itu tidak sengaja menubruk Zeka dan Gisha.
Gisha yang emosian pun terpancing. "anjing! lo tau antrian ga!," teriak Gisha yang penuh emosi.
Dua pemuda itu membalikkan badannya. "LO!," kaget Zeka dan pemuda itu berbarengan, ingatan Zeka benar bahwa pemuda itu adalah Haikal.
Tanpa melihat keadaan Zeka langsung menarik telinga Haikal, lalu memutarnya aksi Zeka membuat atensi yang berada di kantin teralihkan ke arah nya. Dengan emosinya Zeka menggampar Haikal dan menjambak rambutnya dengan brutal, sesuai permintaan nya waktu itu.
" awws nyeri anjing!," umpat Haikal yang tengah di tarik rambutnya oleh Zeka.
Gisha bersama seorang pemuda yang tadi bersama Haikal pun bingung dengan keadaan.
"ini ada apa?," tiba-tiba Raven yang sudah berada di belakang Gisha.
"Venn. . tolongin gue dari orang utan ini," teriak Haikal.
"apa lo bilang? orang utan," pekik Zeka
"udah-udah, gue laper bego malah berantem," lerai Candra- pemuda yang bersama Haikal tadi.
Lantas Zeka melepaskan jeweran tangannya dari telinga Haikal.
"udah, bubar semua," teriak Raven yang mampu membubarkan semua murid yang ada di kerumunan itu.
"ngapain sih lo Zek?," tanya Gisha diambil berbisik tapi masih terdengar oleh orang yang berada didekatnya termasuk Haikal.
"tau tuh temen lo, brutal banget anjir melebihi gorila," ucap Haikal masih memegang telinganya.
"udah! kalian diem atau saya bawa ke ruang bk?," Raven sudah lelah dari tadi pagi ada aja yang membuat masalah, niat nya kekantin tadi ingin makan untuk mengganjel perut nya yang lapar dan menghilangkan strees juga lelahnya. Namun semuanya sirna begitu saja, mood Raven sudah down dan tidak berselera makan.
"iya gue diem," balas Haikal sedangkan Zeka sedang mencoba meredam emosinya, yang ingin meledak.
Bukan apa-apa jika Haikal langsung menuruti apapun asal tidak bertemu guru bk, Bu Mega. Mendengar namanya saja Haikal langsung merinding duluan, teringat saat dirinya dimarahi juga di hukum. Jika ia disuruh memilih ingin dihukum, Bu Mega atau Raven. Pasti Haikal memilih Raven.
"kembali ke aktivitas masing-masing tanpa ada keributan dan juga kegaduhan, jika tidak ruang bk terbuka luas untuk kalian." ancam Raven lalu pergi
"gara-gara lo Raven marah sama gue," ketus Haikal
"udah ah, rungsing yeuh perut gue dari tadi bunyi terus," ujar Candra menengahi, lalu membawa Haikal memesan Mie Ayam.
"gue sabar, gue cantik." ujar Zeka sambil memegang bagian atas dada.
***
"lama banget, dari mana aja kalian?" tanya Josey wajar jika mereka tidak tahu kejadian tadi dikantin, karena stan mie ayam ke meja yang ia tempati sangatlah jauh.
"tuh si Zeka pake acara ribut duku sama kak Haikal," ucap Gisha seraya berjalan menghampiri meja Yumna dan Josey.
Sambil membagikan semangkuk mie ayam dan segelas es teh, Josey dan Yumna tampak bingung mendengar nya.
"WHAT! lo harus cerita kenapa bisa ribut sama kak Haikal," tanya Yumna dan Zeka pun menceritakan semuanya dari mulai ia melihat Haikal, hingga kejadian tadi dikantin sambil memakan mie ayam.
"hahaha, segitu kesel nya lo sampae ribut sama Kak Haikal?", tawa Yumna meledak saat itu juga bahkan sampai ia keselek.
"cerita in ini bikin gue ga mood," ucap Zeka lalu melahap mie ayam nya.
Selesai mengisi perut tak lama bek masuk kelas pun berdering, lantas semua murid masuk ke kelasnya masing-masing termasuk juga dengan Zeka dkk.
Di sisi lain Haikal, Candra dan Mahen masih berada di rooftop padahal bel masuk sudah berdering sejak tadi.
"Hen lo pernah jatuh cinta gak?," pertanyaan yang tidak berbobot keluar dari mulut Haikal, yang kini tengah menatap hamparan awan yang berada di atas langit.
Sontak Mahen mendengar nya langsung menatap wajah Haikal, dirinya bingung harus menjawab apa, sedang kan Candra sedang tidur dilantai rooftop tanpa alas padahal cuaca lumayan panas hari ini.
"kenapa nanya begitu, lagi jatuh cinta sama siapa lo?," balas Mahen
"ngga-ngga, gue cuma penasaran gimana rasanya pacaran, gue liat-liat di tt kayaknya seru," ujar Haikel seraya menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan.
"Kal jatuh cinta itu harus siap dengan konsekuensinya, kita harus bayangin kedepannya, kalo kedepannya buat lo sakit hati mending kagak usah deh, cukup mengagumi dari jauh aja, jodoh ga ada yang tau dan udah juga udah diatur sama yang di atas." Jelas Mahen, Haikal yang mendengarnya hanya dengan helaan nafas.
***
Jangan lupa buat vote and komen nya ya ges ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEKA (Hiatus)
Roman pour AdolescentsSeorang gadis pindahan dari negeri Paman Sam, ia di haruskan kembali ke tanah air karena ayahnya. Katanya ada sesuatu yang harus gadis ini lakukan di tanah kelahirannya tersebut, ia di pindahkan ke SMA Neo Culture High School. Hari pertama masuk se...