Bagian 2 | Everything happens for a reasson

13 5 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Juniarka adalah semesta yang tak pernah Alraisha kira akan hadir dalam kehidupannya. Memiliki Juniarka merupakan suatu hal luar biasa yang terjadi dalam kehidupannya. 

Alraisha masih ingat pada pertemuan pertama mereka bertahun-tahun silam. Kala itu, ia menjadi salah satu siswi yang berhasil turut serta dalam pertukaran pelajaran. Dan selama satu semester ia menempuh pendidikan di sekolah yang sama dengan Juniarka.

Saat itu hari Rabu. 

Alraisha baru saja keluar dari laboratorium. Pembelajaran ilmu alam hari ini memang dilaksanakan di laboratorium. Bersamaan dengan teman-temannya, Alraisha turut membasuh tangan di wastafel yang berada di depan laboratorium setelah sebelumnya membuang sarung tangan latex putihnya. Usai memastikan tangannya bersih, Alraisha beranjak membuka masker dan turut membuang di tempat sampah. Bergabung dengan masker-masker lainnya yang telah lebih dulu menjadi penghuni tempat sampah.

Gadis dengan rambut pirangnya itu kembali masuk ke laboratorium, mengambil buku pelajarannya sebelum kembali keluar. Ia melangkah beriringan menyusuri koridor. Alraisha membelokkan langkahnya ke kantin tatkala dirasa perutnya sudah meronta-ronta minta diisi. Ia memang melewatkan sarapan pagi ini. Untungnya kantin masih sangat sepi di jam sekarang ini. Beberapa teman sekelasnya ada juga yang mampir mengisi perut. Mengingat jika jam istirahat tiba kantin akan berubah menjadi ladang pertempuran demi memuaskan perut.

Usai memesan nasi goreng beserta es jeruk, Alraisha beranjak ke sudut kantin. Menanti pesanannya datang. Ia terlihat sibuk bermain ponsel. Berkirim pesan dengan keluarganya yang berada di belahan dunia lainnya.

Alraisha Ravenzie yang biasa disapa Alsha. Perempuan cantik dengan kulit seputih susu, rambutnya pirang alami sepanjang punggung. Matanya bulat cerah dengan bibir berwarna pink alami. Setiap kali tersenyum lebar, matanya akan turut tersenyum. Cantik sekali. Alraisha ini salah satu siswi yang berhasil mengikuti program pertukaran pelajar. Tidak pernah ia sangka bahwa dirinya akan berhasil lolos. Sempat bimbang juga ingin mengambil kesempatan atau tidak, tapi orang tuanya menyakinkannya, jika semua yang terjadi pasti dengan alasan.

Pesanan Alraisha tiba. Ia meletakkan ponselnya kemudian mulai menikmati sepiring nasi goreng hangat yang tersaji di depannya. Suasana kantin yang semula sepi, seketika penuh sesak. Bel istirahat telah berbunyi seiring dengan pesanannya yang tiba. Oleh karena itu, meja yang semula hanya ia isi seorang diri, kini telah penuh.

Suasana kantin yang meskipun berisik tapi masih terkendali seketika berubah. Tatkala seorang siswa berpenampilan lusuh dengan kacamata yang melangkah dengan nampan berisi pesanannya jatuh tersungkur. Membuat sepiring gado-gado lengkap dengan es tehnya tumpah. Sementara si pelaku yang merupakan penyebab dari tersungkurnya di kacamata justru tertawa keras.

Alraisha mengamati. Tapi tidak benar-benar mendengarkan percakapan yang terjadi. Seisi kantin mulai hening. Hanya memberi ruang bagi gerombolan itu untuk melakukan aksi bullying. Sejujurnya, Alraisha merasa marah dengan adegan yang tersaji di hadapannya. Terlebih minimnya empati siswa-siswi lain. Tapi Alraisha sadar, dirinya pun sama. Sejak menginjakkan kaki di sekolahan ini, ia hanya ingin menikmati satu semesternya dengan tenang. Ia tidak berencana menjatuhkan diri ke dalam permasalahan yang akan membuat pengalaman satu semesternya berantakan.

After We DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang