6. Keputusan Terberat

297 25 3
                                    

Keterangan:
🌼 [F/n] = Full Name
🌼 [Y/n] = Your name (nama belakang)
🌼 [Fam/n] = Family name (marga)

Sekian, selamat membaca.

_____________ ✴✴✴ _______________


Banyak perasaan bercampur aduk menjadi satu meski Oda tidak menunjukkannya. Terlebih lagi saat melihatmu menangis sambil berlari ke arah rumah.

'[Y/n] jadi seperti ini karena aku.'

Konsekuensi dekat dengan organisasi kegelapan sangatlah buruk. Nyawa seseorang dan keluarganya dapat terancam kapanpun. Dan jika mereka selamat dalam penyerangan pertama, maka akan muncul serangan lain yang lebih menakutkan.

Pilihannya hanya dua. Memaksakan keadaan agar kamu terus berada di sisinya dan menjaga pihak keluargamu diam-diam. Atau melepasmu, menjauhkan dirimu dari segala urusan dunia bawah.

Tapi apakah Oda bisa melakukan salah satu dari itu? Sekuat apapun penjagaannya, organisasi musuh pasti selalu memiliki cara untuk melakukan hal buruk seperti ini.

Dan jangan tanyakan soal melepasmu. Pria bersurai merah itu terlalu mencintaimu hingga tidak bisa hidup normal tanpa keberadaanmu.

'Apa yang harus kulakukan sekarang.'

Di sisi lain, kamu hanya bisa menunduk saja saat keluargamu mengungkapkan rasa takut dan keterkejutan mereka akan pekerjaanmu selama ini.

"Kamu sudah gila?!" Bentakan ayah mengirim denging menyakitkan ke telingamu.

"Aku tidak pernah mengurus dan membesarkanmu untuk menjadi wanita kotor!"

Tentu kau tidak bisa menjawab. Memang apa yang harus kau katakan? Kau sudah tidak dapat berbohong lagi kepada mereka. Apakah mereka akan memaafkanmu jika kau bercerita dari awal?

"A-aku..." tarik nafas panjang, lalu kau lanjut, "aku melakukannya... demi kita semua... demi keluarga. Penghasilan ku tidak cukup bahkan walau aku telah menerima berbagai macam kerja. Aku juga ingin adik bisa berkuliah–"

"Kakak melakukan sesuatu sejauh itu untuk ku? Padahal aku berencana untuk mencari beasiswa saja agar kakak tidak terlalu terbebani." Adik mu yang dari tadi terdiam akhirnya bersuara.

"Nak... terima kasih kerja kerasnya untuk kami.. Tapi seharusnya kau tahu bekerja untuk seorang mafia, tidak lagi boss dari organisasi mafia itu sendiri itu terlalu berbahaya."

Aku tahu itu. —hatimu mengerang. Dari awal kamu sudah mengerti semua konsekuensi yang ada. Namun ternyata kau salah. Gedung pencakar langit tempat kejahatan bersarang sudah menjadi rumah kedua bagimu. Tempat yang menerimamu apa adanya.

Kenyamanan yang kamu dapatkan selama ini membuatmu lupa dengan realita dunia kuasa Odasaku.

"Kenapa?! Kau suka jadi pelacur?! Hanya perlu memuaskan hasrat seorang pria ber-uang. Sejak kapan kau jadi bodoh begitu?!"

"Sayang! Sudahlah! Dia sudah menjelaskan alasannya."

Pusing mendengar nada tinggi dari pertengkaran orang tuamu, kau memutuskan untuk berlari keluar, berusaha meredam segala putaran omongan yang menyakitkan di kepala.

"[Y/n]! Tenangkan dirimu—"

Pria tinggi menarik tanganmu hingga jatuh dalam pelukannya. Tepat satu detik sebelum mobil melaju dengan cepat di depan kalian berdua.

Kalian sudah berada cukup jauh dari rumah. Kamu juga tidak sadar jika sudah berlari tanpa arah. Yang jelas, bos mafia itu menatapmu dengan penuh kekhawatiran.

"Odasaku.... Hiks, Odasaku–"

Oda sedang berbicara dengan dua eksekutifnya saat melihatmu keluar dari rumah. Terlebih lagi, ia mendapat penglihatan tubuhmu tertabrak mobil karena tidak memperhatikan jalan.

Mafia Boss's Favorite Toy [Oda Sakunosuke × Reader] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang