05. Sedikit Permintaan

28 24 13
                                    

Selamat datang kembali di bab lima.

Bahagia itu tidak memiliki batas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahagia itu tidak memiliki batas. Hati kita yang akan berbicara seperti apa rasa bahagia yang kita dapatkan.

___

"Ck! Jangan curang!" desis Elang.

Selepas mengantar Kaira pulang tadi, kini Elang lebih memilih singgah ke apartemen Saka, sahabatnya. Mereka berdua menghabiskan waktu dengan memainkan PS disana.

"Ah, payah lo!" ejek Saka setelah memenangkan permainan.

Elang tak memedulikannya. Dia melempar stik PS milik Saka ke sembarang tempat.

"Gue laper, mau pesen makan. Lo mau ga?" tawar Saka sembari beranjak dari duduknya untuk mencari ponsel miliknya.

Tak mendapat jawaban membuat Saka menoleh dan mendapati Elang yang tengah telentang diatas lantai tanpa minat. Saka berjalan mendekat sembari menyalakan ponselnya.

Kakinya menyenggol kaki Elang. "Kenapa lo?" tanyanya dan kembali duduk ditempatnya tadi.

Elang menggeleng lesu.

"Kaira?" tebak Saka.

Kini Elang mengangguk lesu.

Saka menghela napasnya dan menghentikan kegiatan dengan ponselnya hingga sepenuhnya menghadap Elang.

"Kenapa lagi?"

"Perasaan gue ga enak," jawab Elang mengenai sesuatu yang mengganjal di perasaannya.

"Ck," Saka berdecak dan memutar bola matanya kesal. "Ya samperin lah bego!"

"Kan gue ga bisa ke rumahnya."

Saka menghempaskan punggungnya kesandaran sofa, "Kan bisa lo chat dulu Lang."

"Bener juga," gumam Elang lalu bangkit perlahan dan membenarkan letak kacamatanya.

"Gue tau lo punya banyak masalah, tapi gue ga nyangka kalo itu bisa bikin lo bego," ucap Saka miris.

Elang hanya melirik Saka tajam.

Saka terkekeh melihat itu. "Maksud gue, lo tau ga harus hadapin itu sendiri. Gue disini sampai kapanpun. Gue ga mau kehilangan sahabat lagi."

Elang berdiri dan menepuk pundak Saka pelan, "Tenang aja. Thanks ya, Ka."

Saka mengangguk, "Kaira juga udah gue anggap adek, lo tau itu."

"Iya gue ngerti banget. Gue pergi dulu."

Selepas itu, Elang beranjak dari sana dan keluar dari apartemen milik Saka lalu segera mengirim pesan untuk Kaira.

Mau ke pantai? Gue jemput sekarang.

Di sisi lain, Kaira membaca pesan dari Elang. Cowok itu tiba-tiba mengajaknya ke pantai, seakan tau perasaannya sekarang. Kaira butuh pantai.

Kaira NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang