14. Mendekat

960 110 5
                                    

Pagi ini ibukota Tokyo dihebohkan dengan berita pemimpin perusahaan Otsutsuki melakukan tindakan keji, pembunuhan dan bisnis gelap yang ia jalani selama ini terkuak oleh publik. Banyak cercaan makian dan umpatan di berbagai seluruh media sosial.

Perusahaan Otsutsuki yang berkembang dalam bidang makanan ringan, fashion dan parfum mengalami kemerosotan saham, banyak para investor menghentikan kerjasama hingga perusahaan itu mengalami krisis dan menuju kebangkrutan.

Sasuke, dalang utama hancurnya perusahaan tersebut menyeringai puas. Hanya dengan sedikit trik licik yang di lancarkan, bisa meruntuhkan perusahaan saingan yang sudah mengusik tempat kejayaan Uchiha.

Saat ini ia berada di kafetaria Rumah Sakit Senju. Banyak para perawat maupun dokter perempuan melirik dengan centil demi menarik perhatiannya. Namun, usaha mereka tidak akan berhasil karna Uchiha ini sudah menetapkan target sejak awal.

Pandangannya beralih saat mendengar suara tawa dan gerutuan dari arah masuk kafetaria. Posisi yang berhadapan langsung dengan pintu membuatnya leluasa melihat pengunjung yang akan masuk dan keluar. Sorot matanya menajam saat gadis yang ditunggu asik berbincang dengan perempuan pirang disampingnya. Senyuman tipis muncul ketika sang gadis mengerucutkan bibir dengan raut kebingungan. Sasuke menggigit bibir menahan gemas atas tingkah laku gadis pink di hadapannya.

.

.

.

.

.

Sakura dan Ino sudah berada di tempat biasanya mereka gunakan untuk beristirahat. Ino mengungkit kembali pembahasan mereka mengenai kasus pemimpin Otsutsuki. Tidak hanya pasien bahkan dokter seperti mereka pun juga ikut menggosip mengenai berita itu. Ino terdiam sesaat, setelah itu matanya terbelalak kaget saat melihat seorang pria yang tempo lalu ia temui di depan ruang kerja Sakura.

"Ada apa?" Sakura menatap bingung. Ino tidak mengalihkan pandangannya hingga Sakura juga mengikuti arah pandang Ino. Matanya melebar kaget. Sasuke yang mendapat atensi Sakura mengangkat tangan menyapa.

Sakura mengalihkan pandangan kembali dan duduk seperti semula. Ia tidak menyangka Sasuke ada di tempat ini tepatnya duduk di belakangnya dengan 2 meja kosong yang memisahkan. Ino yang menyaksikan interaksi tipis antara keduanya menatap curiga, terutama raut Sakura yang seperti menyembunyikan sesuatu.

"Kau mengenalnya?" tanya Ino. Ia mendekatkan kepala penasaran dan menatap Sakura intens. Sakura menggeleng cepat dan terburu-buru menghabiskan makanannya. "Kau mengenalnya," timpal Ino lagi.

Wanita pirang ini yakin ada hal menarik yang ia lewatkan. Melihat pria tampan berambut hitam yang menatap punggung Sakura dan Sakura yang menghabiskan makanan tergesa-gesa. Ino menatap keduanya bergantian hingga tak sadar Sakura sudah menghabiskan makan siang dan langsung pergi meninggalkannya.

"Sakura! Tunggu aku belum selesai." Ino terlihat panik karna Sakura berlari kecil meninggalkan Kafetaria.

Sasuke yang hanya memantau dalam diam tertawa lucu. Ia menggelengkan kepala merasa terhibur. Beranjak dari tempat duduk yang dari tadi ia tempati Sasuke melangkah meninggalkan Kafetaria, saat ini ia akan mengikuti Sakura secara terang-terangan. Sudah cukup aksinya yang mengawasi diam-diam, sekarang tujuannya harus tercapai bagaimana pun caranya.

Sasuke melihat Sakura memasuki lift, ia berjalan cepat dan menahan pintu saat akan tertutup. Sakura menahan napas ketika Sasuke berhasil masuk, ia berdiri di pojok dengan maksud menghindar. Raut geli terpancar di wajah Sasuke.

"Kenapa jadi setakut ini?" Ucapnya sambil bergerak mendekati Sakura. Sakura hanya menatap lurus mengabaikan Sasuke yang sudah mengurungnya. "Dimana Haruno Sakura yang sudah melukaiku beberapa kali?" Bisiknya pelan ditelinga Sakura. "Mau sampai kapan kau akan mengabaikanku?" Sasuke mencium sudut bibirnya cepat.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang