Ballroom tempat berlangsungnya resepsi pernikahan Sasuke dan Sakura tampak megah dan indah. Interior serba putih dengan sedikit sentuhan gold menambah keindahan. Lampu kristal yang menggantung di langit-langit semakin menampakkan keindahan ballroom. Ribuan tangkai mawar putih dan biru di bentuk sedemikian rupa melingkari pilar-pilar yang tinggi menjulang. Meja-meja bulat dengan kursi melingkar di tata sedemikian rupa. Deretan makanan dan minuman mewah berjejer rapi di stand makanan.para pelayan berseragam hitam dan putih terlalu lalang membawa gelas berkaki tinggi berisi cairan berwarna-warni menggunakan nampan. Mereka berjalan bolak-balik di antara para tamu undangan yang sibuk mengobrol namun semua orang tahu para tamu yang hadir malam ini adalah pengusaha pengusaha berpengaruh di Jepang. Kebanyakan dari mereka menggunakan acara ini untuk menjalin kerjasama atau mencari kolega baru.
Tidak jauh dari lokasi stand makanan dan minuman, lima kursi di tempati lima pria yang masih terlihat tampan di usia yang ke-30. Beberapa tamu undangan wanita yang masih single berstatus model, selebritis dan pengusaha muda beberapa kali mencuri tatap ke meja mereka. Berharap tiga pria lajang dan sukses di meja sana melirik mereka atau tertarik membawa mereka ke atas ranjang mereka. Tentu saja mereka membuat pengecualian untuk Shikamaru dan Naruto. Mereka sangat tahu bagaimana Shikamaru dan Naruto sangat mencintai istrinya. Jadi nama Naruto dan Shikamaru mereka coret ke daftar calon suami masa depan.
Sai yang menyadari tatapan penuh kode wanita-wanita itu tersenyum tipis kemudian memanggil waiter yang berada dekat dengannya.
"Anda membutuhkan sesuatu tuan?" Waiter bertanya sopan.
Neji, Gaara, Shikamaru, tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan Sai. Mereka lebih tertarik menghabiskan wine di gelas mereka. Berbeda dengan Naruto yang tersenyum lebar. Sangat tahu apa yang akan dilakukan sahabatnya yang ia juluki penjahat kelamin.
"Berikan satu gelas wine pada wanita bergaun merah yang duduk arah jam 9." Menaruh tips pada nampan yang dibawa waiter.
Saat melihat lembaran uang di nampan yang ia pegang membuat hati waiter itu bahagia. Selain mendapat bonus lembur ia tidak menyangka akan mendapatkan uang tips yang melebihi upah lemburnya. "Baik tuan."
Setelahnya waiter mencari meja arah jam sembilan dan menemukan wanita seksi dengan baju sedikit terbuka di bagian depan menunjukkan garis halus payudaranya. Setelah menemukannya ia segera menghampiri.
"Seleramu selalu seperti itu." Naruto berdecak. Sai tersenyum penuh arti.
Neji dan Gaara mengikuti arah pandang Naruto dan Sai membuat wanita-wanita yang beberapa saat mencuri pandang menjerit bahagia terutama wanita bergaun merah yang baru saja menerima wine semerah gaunnya dari waiter. Tersenyum bangga pada teman-teman semejanya kemudian mengalihkan pandangan ke arah meja Sai lalu memberi senyum menggoda.
"Sai malammu akan sangat panas." Naruto menjerit pelan. Takut pembicaraan kotor mereka tanpa sengaja didengar kerabat yang juga hadir sebagai tamu.
Sai tertawa kecil membenarkan. Shikamaru memilih tidur dengan bersandar di sandaran kursi. Kedua tanganya saling mengait didepan dada. Sama sekali tidak terganggu dengan pembicaraan tidak penting sahabat-sahabatnya.
"Yang berbaju hitam sepertinya nikmat." Neji menimpali santai. Naruto berdecak melihat kakak iparnya yang sok alim didepan keluarga besar. Naruto tidak tahu apa yang akan dilakukan istrinya jika tahu kakak alimnya sangat suka berguling-guling di ranjang dengan bantal hidup.
Gaara, Sai dan Naruto mengikuti arah pandang Neji membuat para wanita disana bersikap seanggun dan semenggoda mungkin.
"Dadanya datar." Gaara menilai santai. Membandingkan dengan calon mangsa Sai malam ini. Neji yang sedang menyesap wine hampir tersedak.