1 menit 54 detik berlalu namun Itachi dan Sasuke masih enggan menjawab pertanyaan dengan intonasi menyeramkan yang di lemparkan Madara. Mereka terlalu fokus pada onyx masing-masing. Saling memberi isyarat siapa yang akan menjawab. Bahkan keduanya tidak menyadari saat Madara melangkah tegas mendekati sofa yang mereka tempati kemudian menduduki tubuh tegap nya di sofa tunggal. Tempat yang selalu ia tempati saat berkunjung ke ruangan Itachi.
"Tidak ada yang mau menjawab?" Suara super dingin Madara membuat Sasuke dan Itachi segera menghentikan bahasa isyarat mereka lalu fokus pada Madara. Itachi langsung memasang senyum polos detik obsidian Madara mengarah padanya. Melihat Madara fokus pada Itachi tanpa sadar membuat Sasuke menghembuskan napas pelan. "Kakek tidak memintamu tersenyum." Jeleb!!! Jantung Itachi serasa di tikam pisau dapur milik Mikoto. Berbeda dengan Sasuke yang berusaha tidak mengukir senyum geli. "Jadi siapa diantara kalian yang menghamili wanita tidak jelas diluar sana?" Aura membunuh dilayangkan Madara pada Itachi mengingat status yang mengikat Itachi. "Kakek akan membunuhmu kalau kau berani menghianati Yugao."
Itachi kali ini Itachi kesulitan menelan ludah. Saat Itachi menatap Sasuke meminta pertolongan, Sasuke segera membuang muka. Tindakan yang memancing geraman jengkel Itachi. "Ini tidak seperti yang kakek pikirkan." Jawaban Itachi membuat Sasuke mendengus samar. "Tidak ada yang hamil." Itachi menambahkan terlalu cepat ketika onyx Madara menatapnya tajam.
"Minta sekretarismu mengantarkan kopi." Respon Madara sangat jauh dari perkiraan Itachi dan Sasuke. Keduanya secara serentak menatap pria yang masih terlihat bugar diusianya yang tidak lagi muda. Menyadari objek dari onyx yang serupa dengannya, sebelah alis Madara terangkat. "Apa perusahaan ini sudah bangkrut?" Itachi mendelik protes. Sasuke memutar mata malas. "Lalu kenapa kalian terkejut saat kakek meminta kopi?"
Tidak ingin menderita darah tinggi karena pria yang sangat di hormatinya, Itachi segera merogoh ponsel kemudian bersiap mengirim pesan pada Zabuza namun urung lalu menatap raut datar Sasuke. "Kau juga ingin kopi?" Setelah mendengar trademark andalan Sasuke, jari Itachi dengan lincah bergerak di permukaan layar benda pintar di tangannya. Ia terlalu malas berjalan menuju meja kebesarannya hanya untuk menelpon Haku.
Memastikan benda pintar di tangan Itachi kembali menghuni saku celana bahan cucunya, Madara menatap Itachi dan Sasuke bergantian. Sorot gelapnya berkilat serius. Hal yang membuat Itachi memperbaharui duduknya yang mulai terasa tidak nyaman. "Jadi siapa wanita itu?"
Sudut bibir Sasuke terangkat separuh. Seperti dugaannya, Uchiha Madara tidak akan mudah di bohongi. Dengusan samar Sasuke kembali meluncur ketika mendengar suara Itachi yang menjawab cepat. "Tidak ada wanita yang hamil."
Bodoh!! Satu kata disematkan Sasuke pada Itachi. Entah mengembara kemana otak jenius yang biasanya digunakan saudaranya saat menghendel Uchiha Corp.
"Kau pikir kakek percaya?" Madara bergumam dingin.
Itachi menelan ludah. Sasuke memilih menyandarkan punggung tegapnya. Bersiap menyaksikan pertunjukan kebodohan Itachi selanjutnya.
Demi kebaikan jiwanya, Itachi memilih tidak menoleh pada Sasuke. Ia sangat tau saat ini adik durhakanya sedang menunjukkan ekspresi mengejek. "Begini..." Apa ia harus jujur seperti perintah Sasuke?? Lalu bagaimana nasib Izumi jika Madara tidak mengijinkan Izumi menjadi seorang Uchiha? Apa prediksi Sasuke benar kalau Uchiha Madara tidak akan mungkin membuang keturunan Uchiha? Tetapi bagaimana jika Madara tidak setuju? Kepala Itachi seketika berdenyut. Membohongi Madara tidak mungkin ia lakukan lagi.
Seakan mampu membaca isi otak Itachi, Sasuke kembali memperbaharui posisinya kemudian berdehmem untuk menarik fokus Madara dan berhasil. Melihat itu membuat Itachi memberi isyarat mata meminta Sasuke tidak mengatakan apapun namun tidak dihiraukan Sasuke. "Izumi. Wanita itu hamil anak Shisui."