Pernikahan berlandaskan perjodohan, membuat pernikahan yang dijalani oleh Adine dan Asher terasa hambar.
Keduanya memiliki sifat yang sama-sama cuek, sehingga membuat keduanya tak seperti suami istri pada umumnya.
Adine yang sibuk dengan butiknya dan Asher yang sibuk dengan pekerjaan kantornya, yang mana membuat keduanya jarang berinteraksi. Seatap namun terasa asing.
Satu tahun pernikahan namun tak ada peningkatan sama sekali dari hubungan keduanya. Tidurpun masih terpisah.
Keluarga Adine maupun Asher tak mengetahui bahwa mereka tidur terpisah, karena memang kedua orangtua Adine maupun Asher tidak pernah menginap, mereka hanya berkunjung saja untuk memastikan bagaimana hubungan sang anak.
Di Tahun kedua, kedua orang tua mereka mulai mencurigai bahwa Adine dan Asher tidaklah tidur dalam satu kamar. Karena selama satu tahun mereka menikah, namun belum juga terlihat tanda-tanda kehadiran sang cucu. Sehingga membuat kedua orangtua mereka membuat rencana agar hubungan Adine dan Asher semakin meningkat.
Andini, sang ibunda Adine berencana menginap dirumah anak dan menantunya itu. Ia sudah berkompromi dengan besannya yang tak lain ibunda Asher.
Kedua wanita paruh baya itu sangat menantikan kehadiran seorang cucu. Namun tampaknya kedua anaknya belum pernah melakukan hubungan suami istri.
Dan terjadilah malam pertama bagi Adine dan Asher. Mama Andini begitu senang dan memberitahu kepada besannya, mereka sudah hafal dengan watak anaknya masing-masing yang sama-sama cuek. Mereka berharap hubungan Adine dan Asher semakin erat setelah mereka melakukan hubungan suami-istri.
Sayangnya, semua itu hanyalah menjadi harapan. Kenyataannya, Adine maupun Asher sama sekali tak ada perubahan, mereka tetap dengan ego masing-masing.
Satu bulan setelah kejadian itu, Adine dinyatakan hamil. Kabar gembira yang sudah dinantikan akhirnya terjadi. Kedua orangtua dan mertua Adine begitu senang mendapat kabar itu. Berbeda dengan Asher, ia tampak biasa saja tak terlihat binar bahagia dimatanya, tatapannya tetap sama dan itu membuat Adine merasa sedih entah kenapa.
Adine merasa kehamilannya ini tidak diinginkan oleh sang suami. Dimasa mengidam pun ia lakukan sendiri, ia tak enak hati mengganggu Asher yang nampaknya selalu sibuk. Hingga tibalah dimana Adine melahirkan, namun sayangnya sang suami tidak bisa menemani dirinya, karena Asher sedang berada di luar kota.
Aldino Damian, itulah nama anak yang diberikan oleh papa mertuanya, yaitu ayah Asher, Serkan.
Bayi mungil itu sangat mirip dengan sang ayah, membuat Adine selalu mengingat Asher jika menatap wajah bayi itu. Ia tidak membenci darah dagingnya sendiri, namun rasa kesal dan kecewa pada Asher yang tak pernah memperdulikannya membuat Adine enggan mengurus sang anak.
Ia juga tidak pernah memberikan Asi pada anaknya, bayi mungil itu hanya diberi susu formula.
Keegoisan keduanya membuat hubungan mereka semakin renggang. Asher yang sudah jarang pulang, ia memilih menghabiskan waktunya di kantor dengan setumpuk berkas yang bisa membuat kepala pusing.
Sementara Adine sibuk dengan butik miliknya, dan sang anak hanya diasuh oleh babysitter atau kedua orangtua mereka.
***
Wanita berusia 25 tahun itu tampak sibuk dengan kertas dan alat tulis yang ia gunakan. Ia sedang menggambar berbagai model pakaian, namun entah mengapa ia tak bisa fokus.
Hatinya terasa tak tenang, ia gelisah tak karuan. Pikirannya terus tertuju pada seseorang yang sedang berada dirumah.
Entah mengapa ia ingin melihat keadaan orang itu. Siapa lagi jika bukan bayi mungil yang tak pernah ia pedulikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adine's second life
FantasyBagi Adine, pernikahan yang ia jalani terasa hambar. Memiliki suami namun terasa hidup sendiri, Asher tak pernah memberikan perhatian kepada dirinya. Asher adalah pria kaku yang dingin dan susah ditebak. Dua tahun pernikahan mereka dikaruniai seoran...