Bab 6 : Tupai Yang Dikepung Para Monster

66 11 1
                                    

"Risu, bisa jelaskan mereka ada di mana? Aku tak bisa merasakan monster ada di dekat kita."

Dalam keadaan waspada, Flare memperhatikan sekitar.

Apa yang dikatakan Risu bahwa mereka dikelilingi para monster benar-benar mengejutkan.

Flare yang cukup dekat dengan Risu tahu bahwa Risu tak pernah berbohong. Jadi, Flare percaya pada Risu.

"Ah! Mereka datang kemari!"

Getaran tanah seketika mengguncangkan Flare, Charu, dan Risu. Flare yang waspada menarik anak panah; siap menembak musuh.

Flare yakin monster yang datang mendekatinya adalah monster raksasa.

Jenis monster paling dijauhi oleh siapapun.

Keringat dingin mengucur di kepala Flare. Dia sendirian harus mengatasi monster raksasa sambil menjaga Charu dan Risu.

Monster raksasa memiliki kekuatan fisik di luar nalar. Sekali kena pukulan tangannya, tubuh akan hancur tak tersisa.

Terlintas di kepala Flare. Flare akan meninggalkan Charu dan Risu. Namun, segera Flare menghapus pemikiran licik.

Flare takut terhadap Charu. Di pikiran Flare, Charu bukanlah orang biasa. Jika Flare kabur harus siap menerima konsekuensinya; diburu dan disiksa oleh para bawahan Charu.

"Kalian tetaplah di belakangku! Jangan bergerak sedikitpun! Aku akan melawannya!"

Flare kemudian merapalkan sebuah mantra.

Lingkaran besar penuh simbol aneh muncul mengelilingi mereka.

Flare telah membuat sebuah sihir pelindung untuk melindungi dirinya beserta Charu dan Risu.

"Sungguh sangat sialnya diriku hari ini."

Flare bergumam kecil seraya merapalkan mantra mengubah panahnya menjadi petir.

Dikala itu, rombongan monster menampakkan diri. Jumlah yang tak terhitung menutup seluruh jalan hingga menyebabkan tak ada jalan untuk melarikan diri.

Melihat rombongan para monster, Charu ketakutan. Tubuhnya bergetar tak henti. Sedangkan, Risu yang polos melambaikan tangannya ke arah para monster.

Flare menarik tali panah. Kilatan petir muncul menyambar ke mana-mana.

Kemudian, Flare mengarahkan panah ke langit dan melepaskan kilatan petir ke atas.

Seketika suara guntur terdengar keras. Charu dan Risu menutup kedua telinganya.

Kilatan petir menyambar para rombongan monster. Monster-monster kecil langsung hancur tak tersisa. Bahkan, monster berukuran sedang dan besar terluka parah.

Hanya monster raksasa yang dapat menahan sambaran petir; Memiliki ketahanan tubuh yang kuat, serangan Flare tak ada apa-apa baginya.

Flare tak sekali saja melepaskan petir. Terus-menerus tiada henti, dia melepaskan petir ke langit sampai menghabiskan sisa kekuatannya.

"Aku tak sanggup lagi mengeluarkan kekuatanku."

Flare kelelahan. Pelindung sihir mulai melemah.

Para monster tinggal sedikit; menyisakan monster-monster raksasa.

"Kalian bersiaplah untuk lari. Aku akan menahan sisa para monster."

Flare memperingati Charu dan Risu. Flare lalu mengeluarkan sebuah belati.

"Kita tidak akan meninggalkanmu!"

Secara bersamaan Charu dan Risu menolak perintah Flare untuk kabur.

Flare merasa senang. Seandainya jika mereka memiliki akal sehat, sudah pasti dari awal mereka meninggalkan Flare sendirian.

Namun, tampaknya Charu dan Risu sama-sama bodoh. Itu membuat Flare kerepotan dalam situasi saat ini.

"Flare, berani sekali kau meninggalkanku!"

Sesosok seorang kesatria tiba-tiba datang dari arah belakang mereka. Membawa palu besar, sosok kesatria itu tersenyum menyeramkan.

"Noel!"

Si Tupai Ajaib - Ayunda RisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang