Bab 1 : Tupai Tersesat

265 23 1
                                    

"Gadis kecil, sedang apa kamu di sini?"

Seorang wanita berdiri di bawah pohon Oak tua; menatap gadis kecil yang sedang terduduk diam di batang pohon.

Suara sedu tangisan gadis kecil terdengar. Kemudian, sang wanita mencoba mendekap si gadis kecil.

"Kenapa kamu menangis, gadis kecil?"

Karena merasa khawatir, sang wanita tak bisa membiarkan si gadis kecil bersedih.

"A-aku tersesat."

Jawaban singkat malu-malu si gadis kecil membuat sang wanita langsung mengerti keadaannya.

"Begitu, mari aku antar. Di mana rumahmu?"

Memiliki hati begitu besar; sang wanita tak bisa meninggalkan seorang gadis yang tersesat.

"H-hutan Ajaib."

Mendengar tempat disebutkan si gadis kecil. Sang wanita tampak kebingungan. Sangat asing dan terdengar aneh.

"Hutan Ajaib? Di mana itu?"

Tempat yang tak pernah didengar sebelumnya. Sang wanita ingin lebih jelas di mana tempat itu berada.

"A-aku tidak tahu."

Kebingungan memenuhi kepala sang wanita. Jika si gadis kecil tak tahu di mana tempatnya; bagaimana mungkin sang wanita bisa mengantarkan gadis kecil ini?

Mencoba cari cara lain. Namun, tampaknya tak ada cara lain lagi. Semuanya buntu.

Hati besar sang wanita goyah. Dia tak ingin meninggalkan si gadis kecil begitu saja.

Otak kecil sang wanita berputar keras; berusaha mencari cara agar bisa mengantarkan si gadis kecil.

Terdiam beberapa saat, sebuah ide muncul di kepala sang wanita.

"Kalau begitu, kita akan mencarinya bersama! Bagaimana?"

"Eh?"

Si gadis kecil terkejut; heran dengan apa yang diusulkan oleh sang wanita.

Siapa juga yang akan mengantarkan orang asing ke tempat di mana seseorang pun tak mengetahui letaknya?

Jelas bahwa usulan sang wanita itu terlihat bodoh. Saking bodohnya membuat si gadis kecil merasa senang karena ada seseorang yang membantunya meski tak tahu di mana letak Hutan Ajaib.

"Sudah jangan menangis! Sekarang Kakak akan mengantarmu pulang ke rumah."

Sang wanita lalu menarik tangan si gadis kecil yang bersedih. Dengan penuh keceriaan, sang wanita akan membawa si gadis kecil mencari tempat bernama Hutan Ajaib.

"Ngomong-ngomong, siapa namamu?"

Akan sulit jika tak mengetahui nama satu sama lain. Sang wanita ingin lebih dekat bersama si gadis kecil.

"Ayunda Risu."

Menatap si gadis kecil, sang wanita memperhatikan wajahnya. Nama yang disebutkan si gadis kecil sesuai dengan penampilan dirinya; Cantik dan manis.

"Baiklah, Risu! Namaku Charu. Mari kita mencari Hutan Ajaib!"

Lantas mereka mulai mencari tempat asing di mana seseorang pun tak mengetahui lokasinya.

Si Tupai Ajaib - Ayunda RisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang