25

5.6K 643 49
                                    

Keesokan harinya, Aster sekarang sedang diseret dengan kasar oleh Cale menuju parkiran.

Tak sedikit orang yang melihat pemandangan tersebut. Tak terkecuali Geng GD maupun Aldaksto melihat semuanya.

Cale yang masih senantiasa menyeret Aster mencengkram kuat pergelangan tangan putih tersebut hingga tercetak jelas warna merah melingkar di sana.

Membanting Aster ke dalam mobil yang ia bawa dan langsung saja tancap gas meninggal kan kawasan sekolah segera.

***

Setelah beberapa menit mereka sampai di sebuah mansion besar yang berada di tengah hutan karena laju mobil Cale yang begitu cepat membuat perjalanan mereka hanya membutuhkan 25 menit untuk sampai.

Entah karena apa melihat Mansion tersebut sebuah ingatan layaknya kaset rusak berputar di kepalanya. Hatinya menjadi sesak pikiran menjadi rumit ditambah dengan getaran pada seluruh tubuhnya.

Aster mencoba memberontak kali ini merasakan perasaan yang membuat tidak tahan bahkan bisa ia rasakan tanda bahaya akan datang kepada dirinya.

Cale mulai merasa kesal karena Aster yang memberontak membuatnya nya harus menggendong Aster seperti karung beras di bahunya.

Bawahan yang berada di sana menunduk hormat pada Cale yang sama sekali tidak menghiraukan nya.

Berjalan dengan langkah yang lebar hingga sampai dimana Cale yang melempar Aster dengan kasar di lantai sebuah ruangan.

Aster meringis sakit merasakan tubuhnya yang mendarat di lantai yang dingin dan keras. Lagi lagi memori menyakitkan kembali berputar seperti kaset rusak di dalam otaknya. Aster yang hanya memikirkan satu hal sekarang yaitu 'A-apa aku akan dihukum karena membuat papa marah? '

Memori saat ia masih menjadi Erlan berputar terus menerus membuat Aster Aster bergetar.

Aster perlahan mendongak mencoba menatap Cale yang memasang wajah gelap mengerikan. Bahkan Aura yang dikeluarkan olehnya membuat Aster sulit bernafas. Ia mencoba membuka suara tetapi bentakan yang malah membuatnya bergetar ketakutan.

"A-apa yan---"

"DIAM ASTERION STEFANO" Bentakan keras menggema di sana. Cale mencengkram kuat dagu Aster menatap nya tajam seakan ingin menguliti nya.

"Kau sudah membuatku marah Aster"

'Kau sudah membuatku marah Erlan' Kata kata yang terlontar dari mulut Cale membuat Aster ingat sosok Pria yang berstatus ayahnya saat ia dihukum di ruangan gelap dan sempit.

"Terimalah hukuman mu"

'Terimalah hukuman mu'

Sekarang wajah Aster menjadi pucat pasi bahkan pupil matanya bergetar. Cale menghempaskan cengkraman nya pada dagu Aster.

Cale mengambil sebuah cambuk panjang dengan rantai yang ia pasang kepada Aster. Kedua tangan Aster dirantai menggantung ke atas.

Dan setelah cambukan demi cambukan diberikan oleh Cale. Gila? Iya dia gila hanya karena Aster. Semua yang membuatnya menggila tidak sadar hanya karena Aster seorang. Jangan salahkan Cale jika dia akan bersikap sangat berlebihan untuk sesuatu yang berhubungan dengan Aster.

'S-... Sakit...

'Agghhh

'Gghhh...

Suara rintihan keluar dari mulut Aster, air mata mulai turun perlahan hingga keringat yang membasahi seluruh wajah dan juga tubuhnya.

'M-maaf...

Uncertain feeling [END S1] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang