part ( 33 )

328 35 4
                                    



"Ekheeem, nggk ada niatan mau peluk nih ?"

Seketika pandangan zara menengadah keatas kasur. Ia melihat senyuman manis dari bibir laki-laki yang sudah menyenderkan tubuhnya kebelakang.

"Serius nggk mau, heum ?" ujarnya sekali lagi sembari membuka lebar kedua tangan. menunggu pelukan dari gadisnya, namun zara masih membisu, hanya menatapnya kosong.

Detik demi detik.
Zara menghamburkan diri dan memeluk tubuh lelaki yang sedari tadi menanti pelukannya.

"Kakak jahat" gumamnya pelan.

Gus gebriel memeluk erat tubuh zara dengan menautkan dagu dikepala gadisnya. sesekali ia mencium puncak kepala zara yang terbalut hijab segiempat.

"Kenapa istriku ini makin kecil, pendek lagi, heum" ujar gua gebriel sembari melepaskan pelukannya.

"Kakak apaan sii, lagi sakit masih bisa ngejek orang" ucap zara bete.

Gus gebriel tersenyum sembari menyeka lembut air mata yang masih nempel dipipi zara.

"Bercanda sayang" ucapnya terkekeh, lalu menarik kembali zara dalam pelukannya.

Zara mengeratkan pelukannya.
"Kak, aku mimpi. mimpi, dimana aku menjadi asing lagi didalam hidup kakak. Kakak bahkan tak mengenali aku, dan tak pernah anggap aku sebagai istri kakak"  jelas zara.
Setiap kata dari ucapannya terbata-bata, akibat sesegukan yang belum hilang.

Gus gebriel hanya menatap kosong tembok. tanganya masih setia memeluk erat tubuh mungil gadisnya.
"Nggk papa sayang, jangan khawatir itu hanya mimpi" ucap gus gebriel menenangkan zara.

"Kakak selalu bilang gitu! Aku tau kakak cuman hibur aku kan? Aku pernah mimpiin kakak kecelakaan dan ternyata benar, walaupun waktunya yang berbeda" 

"Apakah kakak bakalan lupain aku setelah hari ini ?" lanjutnya. lalu merenggangkan pelukan dan menatap lekat manik mata suaminya.

"Kok kakak diam ?"

Gus gebriel mengecup lembut kening zara.
"hanya Allah yang tau jalan hidup kita sampai ending sayang. tapi, tidak tutup kemungkinan untuk kakak buat janji sama zara. kakak janji selama kakak hidup nggk akan pernah buat zara sedih lagi" ucap gus gebriel menatap iris mata gadinya.
Zara merasakan ada ketulusan dan kelembutan dari tatapan itu.

"dan sekali pun tidak ada niatan untuk lupain zara" lanjutnya. Gus gebriel kembali membawa tubuh zara ke dekapannya yang hangat.

"Terimakasih kak" bisik zara dibalik dada bidang itu.

"Terimakasih untuk apa ?"

"Karena kakak udah balas cinta aku" spontan. Pipi zara langsung bersemu merah.

Gus gebriel terkekeh.
"Terimakasih juga udah sabar mencintai kakak"

"Terimakasih udah setia disaat seperti ini" lanjutnya tulus.  

Zara meringis kesakitan, dikala gus gebriel mencubit gemas pipinya.
"Kak gifaaar sakit !"

Plaaak..

Pukulan maut menurut zara, namun tak terasa sakit ditubuh suaminya.
sudah jadi kebiasaan, gus gebriel pura-pura meringis kesakitan agar istrinya itu senang.

Dear My Cold G. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang