2

73 3 0
                                    

Bill mendongak saat ia merasakan seseorang berdiri di hadapan nya dan orang itu apa akan memasang colar lagi di lehernya namun tidak, Bill bingung ada apa dengan laki laki yang sebelum nya memperlakukan nya sangat buruk sebelum nya.
Selimut di pasang menutupi tubuhnya dan ia mengambil nampan lalu di letakkan di depam Bill, namun tentu saja Bill takut kalau itu hanya untuk itu ia harus membayar mahal.

"Makanlah, itu tidak ada apa apa"

Bill menggeleng walaupun ia ingin dan ia menelan ludah nya beberapa kali, sudah amat sangat lama sekali ia tidak menikmati apa itu daging. Laki laki itu  menatap Bill lekat namun kedekatan mereka tampak sekaki kalau Bill tidak nyaman, ia menyodorkam sepotong daging pada Bill dengan garpu.

"Apa yang mereka lakukan padamu?".

Alih alih dapat jawaban justru membuat Bill menangis dan William meletakkan kembali garpu dan ia menghembuskan nafas kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alih alih dapat jawaban justru membuat Bill menangis dan William meletakkan kembali garpu dan ia menghembuskan nafas kasar.

"Aku seharusnya tidak memperlakukan mu seperti ini Bill larena kau budak belian ku dan entah mengapa aku melakukan ini, aku melakukan bukan karena tante tapi karena aku manusia"

William bangkit.

"Setelah merasa lebih baik, makanlah"

William kembali naik dan meninggalkan Bill sendiri yang justru meringkuk di dalam selimut, hangat dan nyaman suatu kemewahan bagi Bill sejak ia merasakan apa itu kehidupan dalam kandang yang dingin, lembab dan pengap, jauh dari kata nyaman.

Pagi pagi sudah ada sarapan yang terhidang di hadapan nya entah kapan karena ia terlelap tadi.

"Makan itu dan ikut aku"

Salah satu laki laki kepercayaan oang itu, itu yang dipikir karena ia selalu melihat nya berdiri di belakang orang yang membelinya.

"Kenapa menatap ku seperti itu, entah mengapa ia begitu peduli mu karena menurutku sebelum sebelum nya terlihat lebih memarik di bandingkan dengan kau yang terlalu kurus bahkan argh.... aku terlalu banyak bicara"

Bill selesai dan ia berjalan lemas mengikuti laki laki di hadapan nya, ia sudah membayangkan hal menyakitkan apa hari ini yang akan ia lalui.

WIlliam menoleh dan meminta ia di tinggalkan berdua dengan Bill saja, William bangkit memdekati Bill dan Bill kaget saat William melepaskan pakaian nya satu persatu hingga tidak ada sehelai benangpun melekat di tubuh nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WIlliam menoleh dan meminta ia di tinggalkan berdua dengan Bill saja, William bangkit memdekati Bill dan Bill kaget saat William melepaskan pakaian nya satu persatu hingga tidak ada sehelai benangpun melekat di tubuh nya. Bill menunduk sangat dalam dan ia malu teramat sangat saat William memandangi nya dari atas ke bawah bahkan memutari nya.

"Mereka memukuli mu dan menyundul mu dengan rokok, mereka melecehkan mu dan...."

"Membunuh anak ku"

William tercekat mendengarnya, pelan namun ia yakin tidak salah dengar mendengar ucapan pelan Bill.

"Anak..... hingga sejauh itu, berapa kali?"

Bill memejamkan mata.

"Berapa kali Bill?"

"D....dua kali"

"Kau sedih kehilangan mereka walaupaun ayah mereka menyakiti mu dan menyiksamu, kau bodoh untuk apa berduka"

Bill diam.

"Bicara, kau tidak bisu"

"Karena..... mereka anak ku dan harapan ku bertahan, mereka tidak bersalah"

William bukan orang yang mudah iba namun ia kadang bingung dengan pemikiran sederhana seperti milik Bill karena ia melihat jiwa tantenya sama seperti Bill.

"Mandi dan ganti pakaian mu, mulai sekarang ini kamar mu, abaikan ucapan anak buah ku, mereka terkadang menyebalkan"

Bill mengangguk pelan dan William pergi, Bill merasa beruntung namun pengalaman nya mengajarkan nya agar tidak senang dulu.

Bill mengangguk pelan dan William pergi, Bill merasa beruntung namun pengalaman nya mengajarkan nya agar tidak senang dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku heran dengan sikap mu itu mendadak kau memperlakukan budak mu seperti suami mu, ayolah William ada apa dengan mu?"

"Aku bersikap baik karena aku manusia dan ucapan tante ku benar"

"Setelah sekian lama, kau sedang melawak ya Will?"

"Tidak Damian, aku tanu itu bukan aku namun kita tidakbisa selama nya memperlakukan budak dengan tidak manusiawi kan"

"Aku rasa..... ada alasan lain"

William menengadah menatap teman nya yang merupakan kepercyaan nya dan tangan kanan nya.

"Menurutmu apa?"

"Kau mencintai nya bukan? Jika ya, mengapa harus dia kawan apa sekarang selera sudah mulai berubah bahkan sebelum sebelum nya saja lebih manis dan cantik"

"Jaga mulut mu Damiano, aku tidak suka dengan apa yang kau ucapkan"

Damiano justru tertawa bukan takut.

"Jadi itu benar, wow seorang William Levy jatuh cinta pada budak nya"

"Sekali lagi kau mengejek ku maka mayat mu yang keluar dari ruangan ini"

"Maaf maaf ini seperti bukan William yang aku kenal, kita jadi berbincang hal yang tidak jelas karena anak itu"

William mendengu namun benar, bukan kah mereka harus membahas bisnis yang harus mereka kerjakan.

Tbc

I'm Sorry (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang