بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
•••••"Di hadapanmu aku malu memandangmu. Tapi di hadapan Allah, terang-terangan aku meminta agar dijodohkan denganmu."
Arshaka Zayyan Ghozali
•••••
Anna berjalan semangat ke arah kamarnya.Mulutnya komat kamit melafalkan mantra semangat juang akan nasib masa depannya itu.Kakinya mengentak hentak dengan semangat.
"Dasar duda nyebelin!!. Kalau suka bilang langsung aja ke gue!. Kan bisa gue tolak mentah-mentah. Bisa-bisanya manfaatin ayah buat melancarkan niat konyolnya itu".Anna membanting kuat pintu kamar dan menjatuhkan tubuhnya di kasur.Tidak hentinya mulut itu memaki.
" Dia mah untung dapat gue yang masih suci ini".
"Lah gue?".
" Masak ya sisa". Anna menelungkup kan kepalanya ke bantal.Menyiapkan banyak strategi pembatalan untuk
kedepannya.***
Malam ini hujan mengguyur,kini hanya menyisakan dingin yang menusuk kulit,aroma tanah basah.Namun indahnya bulan bersinar cukup terang,bintang pun terlihat di kegelapan langit.
Berbeda halnya dengan strategi pembatalan yang sedang Anna jalankan.Sementara itu,di rumah yang di diami keluarga ayah Hamid nampak kericuhan,suara bising terdengar memenuhi telinga.Semuanya disebabkan kelakuan nyeleneh putrinya.
Sungguh rasanya ayah Hamid ingin menenggelamkan wajahnya ke dasar laut.Putrinya ini tega sekali menjatuhkan harga dirinya ke jurang tanpa ampun.
"Astagfirullah Anna".
Ayah Hamid memejamkan matanya menahan rasa malu yang melingkupi dirinya atas tindakan putrinya itu.Dirinya mengingat kejadian 5 menit yang lalu.Dimana saat itu keluarga Abi Umar yang datang untuk melamar putrinya Anna.
Disaat ayah Hamid yang sedang menyambut tamu ke depan bersama Bunda Salma.Mereka terlibat obrolan sebentar di teras sebelum masuk,mengeluarkan barang bawaan keluarga Abi Umar yang begitu banyak.Sehingga memerlukan waktu.
Semuanya berawal ketika Shaka yang baru saja turun dari mobil. Sepupunya yang bernama Yusuf tanpa sengaja menumpahkan kopi yang di pegang sehingga mengenai lengan kemeja putih yang Shaka pakai.
Shaka meminta izin ke kamar mandi terlebih dahulu. Memasuki rumah dengan tergesa. Saat itu tanpa sengaja matanya melihat sesuatu yang belum waktunya dirinya lihat.
Dengan cepat Shaka tundukkan pandangannya bagaimana dirinya menang melawan nafsu bejatnya jika gadis yang dia lihat berbusana terbuka itu adalah gadis yang Ia cintai sejak lama.
Sungguh hatinya tak henti mengucap istighfar." Bisa ngak sih sekarang aja nikahnya". Batin Shaka nelangsa. Sungguh gadis di depannya ini menguji keimanannya.
Anna yang mendapati Shaka terus menunduk berjalan mendekat. Shaka berdiri di depan pintu kamar mandi. Anna tersenyum genit saatnya aksi heroiknya di mulai.
Dengan percaya diri Ia mendekat dan tanpa dirinya sadari lantai yang Ia pijaki sedikit licin karena tergenang air. Kakinya terpeleset,Anna memejamkan matanya sudah dapat Ia pastikan bibirnya akan mencium lantai di depannya.
Sampai beberapa detik berlalu tubuhnya tidak merasakan sakit apapun. Matanya mengintip sedikit, di detik berikutnya Anna langsung melotot tajam.
***
Bukan kejadian yang seperti ini yang Anna bayangkan. Dirinya bak jatuh tertimpa tangga. Wajahnya Ia tekuk sempurna,sekarang dirinya dan Shaka sedang di sidang oleh ke dua keluarga sekaligus. Sungguh sial sekali nasibnya ini. Niat hati ingin membatalkan semuanya lah ini malah mendorong diri sendiri terjun ke jeratan si duda.
Berbeda dengan Shaka yang kini menetap dirinya dengan penuh ledekan kemenangan. Menjengkelkan memang,hati Anna semakin dongkol melihat Shaka yang nyatanya nampak bahagia di atas penderitaannya.
Sialnya,kenapa tadi Ummi dan Bunda datang di waktu yang sangat pas? Anna mengeram saat mengingat apa yang terjadi di depan kamar mandi antara Ia dan Shaka. "Malu banget Ya Allah". Batin Anna menjerit.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
ShakAnna
SpiritualGimana si rasanya dijodohin sama seorang gus sekaligus dosen yang ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, bahkan sudah sejak lama mengagumi dirinya, e-hh tapi duda?! _______ "Kenapa harus duda, Ayah..? misal dudanya sekelas Song j...