"Assalamualaikum zaujati.." Shaka berkata dengan senyum yang tidak luntur menatap sang istri teduh dan penuh sayang.
"Terima kasih saya sangat beruntung mendapatkan kamu".
Seketika Anna langsung menundukkan wajahnya,pipinya memerah. Dan semua orang yang berada di sana tertawa gemas termasuk Shaka melihat tingkah Anna yang malu-malu.
Anna yang biasanya cerewet tidak bisa diam sekarang malah terlihat kalem.
" Biasanya juga malu-maluin". Cibir Yazid tertawa. "Aneh banget melihat mbak Anna yang kayak gitu,bikin merinding".
"Istrinya siapa sih ini gemesin banget,bawaannya pengen langsung peluk" kekeh Shaka.Setelahnya di apit dengan gemas hidung istrinya itu.
Perlakuan Shaka membuat Anna semakin salah tingkah.
"Manis banget omongannya kayak habis makan gula sekilo" cibir Anna menatap Shaka yang dari tadi senyum-senyum sendiri.
"Awas aja tuh giginya kering" lanjutnya mencebik kesal.
Perkataan Anna malahan bikin Shaka tertawa kecil sampai-sampai matanya membentuk bulan sabit.
"Judes banget.. jadi pengen nyium bibirnya" goda Shaka.
***
Sekitar pukul empat sore acara selesai. Semua tamu undangan sudah pada pulang tinggalah keluarga inti dari Abi Umar dan Ayah Hamid.
Tadi setelah semua tamu undangan bubar tidak lama kyai Usman berpamitan. Beliau ada kepentingan mendadak yang harus segera di selesaikan dan tidak dapat di tunda.
Sedangkan kerabat yang jauh juga langsung pamit tidak lama dari itu. Sekarang sisanya sedang berkumpul di ruang tamu kediaman Ayah Hamid.
Semua itu atas permintaan Shaka yang ingin meminta persetujuan kedua orang tua serta mertuanya mengenai keputusan yang akan dirinya ambil. Meminta saran yang terbaik.
"Bismillah... jadi begini,saya berniat membawa Anna untuk tinggal di rumah yang sebelumnya sudah saya persiapkan" ucap Shaka memberitahukan keputusannya.
"Saya sudah membeli rumah di sebelah pondok pesantren atas saran dari kakek. Yang niatnya ingin saya tinggali berdua bersama Anna,membangun keluarga kecil kami di sana". Shaka menjeda kalimatnya menatap Anna yang berada di sampingnya.
Sedari tadi istrinya itu hanya diam saja. Tumben sekali pikirnya,tidak protes dengan apa yang barusan dirinya katakan.
Apa mungkin istrinya tidak setuju akan keputusan yang dirinya ambil batin Shaka khawatir.
Di raihnya tangan mungil sang istri yang terlihat kecil di genggamannya dan menatapnya dengan sayang.
" Kenapa diam hmm.. gak setuju ya sama keputusan yang mas buat" Shaka menatap Anna dalam meminta jawaban.
"Kalau gak setuju mas gak akan memaksa dek" lanjutnya.
Shaka ingin Anna merasa nyaman dengannya terlebih dahulu. Tidak merasa ragu untuk menyampaikan pendapatnya karena dirinya akan memulai kehidupannya bersama gadis yang ada di depannya ini.
Shaka sudah berjanji di hadapan Allah atas qobul yang telah dirinya ucapkan. Dirinya akan menuntun dan membimbing sang istri untuk sama-sama menggapai ridho-Nya dan menjadikan gadis ini sebagai bidadari nya di dunia dan insyallah di surganya kelak.
"Iya" Anna mengangguk.
Shaka yang merasa kurang puas dengan jawaban yang istrinya berikan menimpali "Iya apa?" tanyanya memastikan.
"Iya aku ngikut aja" jawab Anna merasa grogi di tatap seintens itu oleh suaminya.
Tatapannya itu loh bikin jantungnya enggak aman,dag dig dug serr. Berdeguk kencang. Anna yang tidak tahan memalingkan wajahnya yang tiba-tiba bersemu merah.
Anna takut Shaka mendengar detak jantungnya yang tidak beraturan. Mana keras banget lagi batin Anna meringis. Merutuki hatinya yang gampang sekali baper.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
ShakAnna
EspiritualGimana si rasanya dijodohin sama seorang gus sekaligus dosen yang ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, bahkan sudah sejak lama mengagumi dirinya, e-hh tapi duda?! _______ "Kenapa harus duda, Ayah..? misal dudanya sekelas Song j...