Shaka tertawa kemudian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang istri. Meniupnya pelan membuat Anna merinding karenanya.
"Saya pengen denger kamu manggil saya dengan sebutan mas".
Shaka semakin jail meniup dan mengecup kecil leher sang istri di balik jilbab instan yang dipakainya.
" Udah ih,ngapain sih" Anna mendorong kepala Shaka menjauh dari lehernya. Membuat suaminya itu cemberut dan mencebik kesal mendapati respon sang istri.
"Kenapa? takut tergoda terus gak tahan" seloroh Shaka asal.
Kemudian dirinya keluar dari mobil meninggalkan sang istri yang menatap cengo tingkah suaminya itu.
***
Setelah membersihkan diri Anna mengambil wudhu kemudian bersiap-siap menunaikan sholat isya'.
Tadi sebelum adzan Shaka meminta izin untuk pergi ke pesantren, ada sesuatu yang ingin dirinya kerjakan. Kemungkinan suaminya itu akan pulang lumayan lama.
Anna melipat mukena dan sajadah yang dipakainya untuk sholat. Matanya bergulir melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Di karenakan lelah di acara pernikahannya yang menguras cukup banyak tenaga,Anna memutuskan mengistirahatkan tubuhnya,merebahkan tubuhnya di atas ranjang rasanya lelah sekali.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk matanya terpejam menyelami alam mimpi.
Setelah semua urusannya selesai Shaka dengan cepat berjalan ke arah di mana mobilnya terparkir. Merasa khawatir meninggalkan sang istri di rumah.
Sebenarnya Shaka ingin sekali tetap di rumah,tidak ingin jauh dari istrinya itu. Maklum saja pengantin baru bawaannya pengen nempel mulu.
Sesampainya di rumah Shaka bergegas masuk ke dalam. Berjalan cepat ke arah kamar saat tidak di temukannya istri kecilnya itu.
Di bukanya pintu kamar dengan perlahan. Sudut bibirnya terangkat ketika menemukan sang istri sudah terlelap.
Dengan perlahan dirinya mendekati istrinya, menaiki ranjang dengan perlahan,di pandangnya dengan lekat wajah wanita yang sedang terbuai di alam mimpi itu.
Shaka mengelus pipi sang istri dengan lembut.
"Masyaallah cantiknya ciptaan Mu"
Setelahnya di kecup lama kening sang istri kemudian di elus lembut surai istrinya itu yang tidak tertutup hijab nampak sangat indah di mata Shaka.
"Selamat tidur zaujati nya Arshaka. Mimpi indah" ucapnya tersenyum teduh.
Setelahnya Shaka keluar dari kamar dirinya berniat begadang untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Besok Shaka akan tetap mengajar di pesantren maupun kampus. Acara pernikahannya yang memang sangat mendadak tanpa adanya persiapan sebelumnya menyebabkan dirinya tidak sempat mengambil cuti di kampus.
Pekerjaannya menjadi sangat menumpuk sebab dua hari kemarin dirinya di sibukkan dengan pernikahan.
***
Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Shaka masih berkutat di depan layar laptop dan berkas-berkas di hadapannya.
Matanya memejam pelan,dirinya telah menghabiskan tiga cangkir kopi. Lelah,Shaka menyenderkan punggungnya di kursi.
Menghela nafas berat dirinya ingin sekali cepat beristirahat menyusul sang istri yang sudah pulas tertidur.
Shaka ingin sekali ikut berbaring dan memeluknya erat. Lamunannya terhenti saat pintu ruang kerjanya terbuka.
Di sana memperlihatkan sang istri yang diam menatapnya. Shaka yang mendapati istrinya itu tidak segera mendekat akhirnya bersuara.
"Kemarilah" titahnya lembut.
Anna dengan ragu berjalan masuk,berdiri dengan canggung di hadapan suaminya itu.
"Kenapa bangun hm.." tanya Shaka.
"Gapapa" jawab Anna pelan.
"Kenapa ngga tidur? mau kerja sampai pagi?" ucapnya dengan nada tidak suka.
Shaka yang mendapati perhatian sang istri tersenyum senang.
"Kalau masih ngantuk, bobok lagi aja, sebentar lagi mas selesai sayang".
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
ShakAnna
EspiritualGimana si rasanya dijodohin sama seorang gus sekaligus dosen yang ganteng, paham agama, lemah lembut, cintanya tulus banget, bahkan sudah sejak lama mengagumi dirinya, e-hh tapi duda?! _______ "Kenapa harus duda, Ayah..? misal dudanya sekelas Song j...