Jeno, alpha single 35 tahun yang mendadak jatuh sakit karena mengalami siklus rut, terpaksa memanggil jasa Rut Service House, yang katanya bisa membantu para alpha melewati periode rut dengan aman. Meski awalnya ragu-ragu, ia akhirnya mendaftarkan d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gelisah.
Renjun duduk sendirian dengan canggung di sebuah meja berbentuk bundar di sebuah restoran bergaya outdoor.
Siang itu ia ikut menghadiri gathering kantor Jeno yang digelar tiga hari dari Jumat hingga Minggu di Pulau Dewata. Mereka berangkat menuju Bali dengan menggunakan pesawat pertama pukul lima pagi.
Meski awalnya Renjun percaya diri, lama-lama ia merasa canggung juga. Apalagi saat Jeno pergi ke toilet dan meninggalkannya sendirian.
Ada beberapa karyawan lain yang juga berada di restoran yang sama, dan itu membuatnya canggung meski tidak satu meja.
Renjun merasa para karyawan itu memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Bahkan saat tiba di bandara menggendong ransel dan sebuah totebag, ia tahu kalau banyak mata tertuju kepadanya.
Itu sepenuhnya benar. Banyak yang penasaran dengan pacar baru si produser idaman. Sejak kabar kalau Jeno akan membawa Renjun ke acara gathering kantor menyebar, banyak yang berspekulasi tentang rupa Renjun yang sebenarnya.
Tak heran saat ia datang berjalan berdampingan dengan Jeno, seluruh mata memandang ke arahnya.
Renjun sebisa mungkin tidak menggubris perasaan tidak nyaman di hatinya. Namun, ia tetap manusia biasa yang merasa minder ketika terlalu banyak orang yang memperhatikannya.
Saat mendarat di Bali, rombongan pertama langsung menuju hotel yang sudah dipesan perusahaan. Sambil menunggu jam check in, para karyawan berpencar berjalan-jalan di sekitaran Seminyak.
Begitu juga dengan Renjun dan Jeno. Keduanya memilih berjalan kaki menyusuri trotoar, lalu mampir ke Mads Pop, sebuah kedai ice cream yang menyuguhkan es krim vegan.
Usai membeli es krim dan berfoto di sepanjang jalan Seminyak, Jeno mengajak Renjun mampir ke sebuah restoran masakan western.
Di sana sudah ada beberapa karyawan Neo TV, dan Renjun diperkenalkan sekilas oleh Jeno kepada mereka.
Mencoba mengalihkan pikirannya, Renjun bermain dengan ponselnya. Tapi ketenangan hatinya tidak lama.
"Hi, Kak!"
Seorang wanita dengan rambut sepinggang datang. Renjun tidak ingat siapa nama alpha di hadapannya ini, dan itu membuatnya semakin was-was.
Bagaimana kalau ia dianggap tidak sopan karena tidak mengingat nama orang yang diperkenalkan oleh Jeno?
"Yuju."
Alpha perempuan itu seperti membaca pikiran Renjun. Ia menjulurkan tangannya dan bersalaman dengan si omega.
"Renjun."
"Eh, maaf ya kak kalau ganggu."
"Nggak ganggu kok," Renjun tersenyum manis meski ia sebetulnya gugup luar biasa.