CHAPTER XII (FINALE)

6.8K 474 73
                                    

"Zuppa soup nya enak banget, opera cake sama blueberry cheesecake nya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zuppa soup nya enak banget, opera cake sama blueberry cheesecake nya juga. Menurut kamu kita perlu berapa macam cake buat dessertnya?"

Kalau bukan karena Renjun, Jeno sudah ingin menyudahi pertemuan sore itu dengan pihak catering. Seharian kepalanya serasa mau pecah, lantaran padatnya jadwal syuting yang sengaja ia kejar agar bisa selesai lebih cepat.

Jeno berangkat bekerja pukul empat pagi, karena ingin pulang lebih awal demi menemani Renjun, yang bertemu pihak penyedia makanan untuk pesta pernikahan mereka.

Sang alpha sebetulnya sudah mengingatkan Renjun untuk menyerahkan semuanya kepada pihak EO. Namun, si omega menolak.

"Ini kan wedding impian aku. Aku pengen terlibat juga, Mas. Boleh ya?"

Renjun mengatakan itu dengan mata berbinar dan bibir merengut. Siapa Jeno bisa menolak permintaan pujaan hatinya itu?

Tapi tentu sebagai akibatnya, Renjun dan Jeno harus bolak-balik bertemu dengan banyak pihak, agar pesta pernikahan mereka berjalan lancar.

Beberapa bulan lalu keluarga besar keduanya sama-sama bertemu. Dalam sebuah jamuan makan siang di restoran Italia. Jeno mengajak kedua orang tuanya, begitu juga dengan Renjun.

Ada beberapa kerabat dekat, juga Chenle dan Jisung yang sudah menikah lebih dulu dan tengah menantikan kelahiran anak mereka.

Jisung masih bekerja sebagai asisten Jeno, dan Chenle masih bertugas sebagai dokter. Keduanya tinggal di rumah orang tua Chenle, lantaran sang ibu ingin memastikan kehamilan Chenle berjalan lancar.

"Mas?"

"Yah?"

Renjun menatap Jeno dengan cukup serius. Ia mulai menyadari kalau sang alpha tidak fokus mendengarkan apa yang ia sampaikan.

"Mau blueberry cheese cake atau opera cake?"

"Blueberry!"

Renjun menatap lebih lama beberapa detik sebelum wajahnya memasang senyuman default di hadapan staf catering.

"Blueberry cheese cake ya, Mba."

Pertemuan itu akhirnya berakhir saat jam makan malam tiba. Jeno sudah menggulung kemejanya hingga ke siku, membuka dua kancing atas, dan minum banyak air putih karena kepalanya benar-benar seperti dihantam palu.

"Aku yang nyetir."

Renjun mengambil kunci mobil Jeno dan berjalan dengan cepat ke arah pintu pengemudi. Ia tahu calon suaminya sudah kelelahan.

"Yang..." Jeno menyadari perubahan sikap Renjun.

"Hmm?"

"Kamu marah?"

"Aku? Kenapa harus marah?"

Jeno tak banyak bertanya lagi karena kepalanya benar-benar sakit. Ia memakai sabuk pengaman, lalu menurunkan kursinya agar bisa sedikit merebahkan diri.

Cotton CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang