Charlotte menendang batu ke sembarang arah sembari menyusuri jalanan desa. Tidak ingin kembali ke rumah karena tidak ada yang bisa ia lakukan selain tidur dan makan. Charlotte selalu tersenyum ketika berpapasan dengan orang di jalanan, warga desa pun merespon hal yang sama.
Charlotte berinisiatif berjalan menuju pasar untuk mencari sesuatu yang mengasyikkan, untungnya Ayahnya masih memberikan uang yang cukup untuk berjaga-jaga. Meskipun sebenarnya dilarang oleh pihak Kekaisaran dalam masa pengasingan.
"Wah..." Charlotte berbinar melihat isi pasar. Langkahnya kian riang mulai melihat satu persatu barang yang disajikan penjual.
"Yang ini berapa?" Charlotte menyentuh anting ukuran kayu cantik yang dijual.
Nenek yang menjual hanya tersenyum kemudian menggeleng, "Untuk kamu saja cuk, anting itu cocok kamu pakai. Tidak usah membayar nenek ikhlas."
Charlotte mengernyit tak setuju, langsung saja dia mengeluarkan kantong uang yang berisi sebagian kecil uangnya untuk diberikan kepada nenek penjual. Charlotte mengeluarkan satu keping emas kepada sang nenek.
"Aku tidak suka jika tidak membayar, semoga uang ini cukup untuk harga barangnya." Charlotte langsung mengambil anting ukiran kayu tersebut lalu pergi.
"Anak muda, uangnya kebanyakan!" Suara nenek yang berteriak di belakang sana terus saja Charlotte abaikan.
Dengan perasaan puas, Charlotte terus berkeliling pasar untuk membeli banyak barang. Seperti makanan, buku, hingga alat rajut untuk digunakan ketika dirinya senggang di rumah. Charlotte terus memutari pasar dengan ruang tanpa mengetahui ada bahaya yang mengancamnya.
Dari kejauhan, ada seseorang yang terus mengikuti Charlotte setelah memperhatikan gadis itu cukup lama. Mereka terus mengikuti Charlotte hingga wanita itu terus berjalan menuju tempat sepi. Dari segi penampilan dan uang yang Charlotte bawa, mereka tau Charlotte merupakan orang kaya ataupun seorang bangsawan.
"Buruan kita hari ini."
***
Ketika Charlotte sibuk menenteng tas belanjaan disertai mata lapar yang tak henti-hatinya memandang dagangan pasar. Tanpa sadar Charlotte menabrak anak kecil hingga anak tersebut tersungkur di pojok jalan.
"Aduh, maafkan kakak karena tidak melihat-lihat jalan." Charlotte segera meletakan seluruh barang belanjaannya dan menolong anak tersebut.
Tanpa memperdulikan kakinya yang lebam, anak laki-laki tersebut terus menarik tangan Charlotte untuk mengikutinya. "Kak, tolongin adikku. Adikku sakit."
Charlotte kebingungan.
"Kak tolongin adikku, kumohon!" desak anak laki-laki itu sedikit berlinangan air mata sambil menarik ujung pakaian Charlotte.
Anak laki-laki itu terus-menerus menarik tangan Charlotte tanpa henti hingga membuat Charlotte tak tega menolak. Lagipula uangnya masih cukup untuk biaya pengobatan satu orang anak. Apa salahnya menolong orang susah.
"Baiklah, dimana adikmu?" Charlotte tersenyum lembut.
"Ayo ikut aku, kak!"
Charlotte terus mengikuti anak kecil laki-laki yang membawanya ke dalam gang sempit dan juga kumuh. Sedikit memaklumi bahwa mereka miskin, udaranya sangat lembab membuat Charlotte sedikit kesulitan bernafas. Anak kecil itu terus membawanya ke tempat yang lebih gelap dan sepi, Charlotte merasa tidak enak ketika anak kecil itu tidak mengatakan apapun.
"Apa masih jauh?" Charlotte bertanya.
Tidak ada jawaban.
Charlotte segera menghentikan langkahnya karena mulai ragu pada anak kecil tersebut. Di tempat ini tidak ada satupun cahaya yang masuk, tidak ada yang bertempat tinggal disini maupun sekedar orang yang lewat. Batin Charlotte merasa bahwa tempat ini tidaklah benar.
"Dik, tempat ini sedikit aneh, sebaiknya kita kemba---emph!" Charlotte melotot lebar mengetahui mulutnya disekap dengan sapu tangan berisikan obat bius.
Lambat laun pandangan Charlotte kabur hingga badannya mulai lemas tergeletak begitu saja di atas tanah dingin. Pendengaran Charlotte masih berfungsi ia berusaha sedikit menguping pembicaraan beberapa orang yang menculiknya sebelum benar-benar tak sadarkan diri.
"Tangkapan besar, kita harus membawanya ke tempat perlelangan!"
"Cantik seperti boneka, bagaimana jika kita menggunakannya terlebih dahulu?"
"Boss tidak suka barang bekas! Cepat bawa wanita itu ke gudang milik boss, agar kita dapat bayaran yang besar!"
Semua pandangan Charlotte gelap hingga akhirnya ia tak bisa mendengar apapun lagi selain gelap.
'Sial!'
***
Info typooo:'D
KAMU SEDANG MEMBACA
My Novel Destiny [End]
FantasiaLee Soraa hanyalah seorang manusia nolep yang bermimpi masuk ke dalam dunia isekai. Keinginannya terwujud, suatu hari Soraa mati karena asam lambung kronis dan memasuki tubuh seorang wanita di dunia lain seperti yang sudah di dambakannya. "Dari ban...