Lee Soraa hanyalah seorang manusia nolep yang bermimpi masuk ke dalam dunia isekai. Keinginannya terwujud, suatu hari Soraa mati karena asam lambung kronis dan memasuki tubuh seorang wanita di dunia lain seperti yang sudah di dambakannya.
"Dari ban...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah seminggu perjalanan panjang, akhirnya Charlotte sampai pada wilayah Siberian lebih tepatnya pedesaan Hua-Hua. Pedesaan ini cukup terbilang ramai dan ramah tetapi sangat jauh dari pusat kota. Charlotte berakhir di sebuah rumah besar terlihat sangat sederhana, jika dibandingkan dengan dunia sebelumnya rumah ini cukup untuk dua keluarga dan lima orang anak.
"Astaga, pinggangku. Aku ingin segera istirahat, makan dan tidur." Charlotte berjalan lemas ke dalam rumah.
"Nona, Berhati-hatilah. Di sini banyak debu!" ucap seseorang tengah menghentikan langkah Charlotte.
"Tampaknya belum dibersihkan dengan benar! Mereka benar-benar meremehkan kita sebagai bangsawan besar!"
Omongan itu sukses menarik perhatian banyak orang termasuk penduduk setempat yang hanya sekedar lewat untuk bercocok tanam di kebun mereka, lalu beberapa tetangga desa pun memperhatikan dengan serius. Charlotte menepuk dahinya lelah.
"Dame Yura, hentikan. Kita baru saja sampai, sebaiknya tidak membuat keributan yang akan memancing warga desa." Charlotte berbicara tenang kepada kesatria wanita itu, memijat kepalanya yang sakit karena ia ingin segera merebahkan badan.
"Tapi Putri--!"
"Dame Yura, hentikan." tekan Charlotte dingin.
Suasananya berubah, pelayan pribadi hingga kesatria yang menyaksikan mulai membuka mulut mereka lebar-lebar menyaksikan Putri dari Duke Lewinsky yang banyak berubah. Putri Charlotte yang terkenal sangat boros dan sangat memperhatikan kebersihan. Kini sikapnya sangat berbanding terbalik.
"Siapkan air panas dan baju tidur, aku akan beristirahat. Kalian jangan berisik! Bersikaplah santai karena kita di sini akan hidup selama 5 tahun ke depan sebagai warga desa biasa." Charlotte memberi perintah tanpa ada satupun yang membantah.
"Carol?" Charlotte memanggil datang baru yang lebih profesional daripada yang ketakutan kemarin. "Persiapkan semuanya."
"Baik, Nona."
Carol merupakan bangsawan yang telah jatuh kini harus bekerja untuk melunasi hutang-hutang keluarganya. Charlotte sendiri memiliki alasan khusus memilih Carol, karena gadis itu cukup memiliki sopan santun dan profesional dalam bekerja. Selain itu, Charlotte merasa Carol cukup cerdik untuk di ajak berdiskusi.
Charlotte memasuki rumah besar tadi dengan santai.
'Walaupun memang tak sebesar kediaman Duke Lewinsky. Rumah ini bahkan 20x lebih besar daripada apartemenku. Jika aku adalah Charlotte yang dulu, mungkin aku sudah merengek meminta kembali dan orang-orang sedang berpikir seperti itu.' batin Charlotte menghela nafas pasrah.
'Aku akan mencoba mengubah pandangan orang-orang!' tekadnya
***
Pagi hari yang indah, setelah Charlotte tidur pulas semalaman. Rasa lelah dan sakit pada punggung hingga bokong pun hilang. Bahkan Charlotte melewatkan makan malam karena sudah terlanjur tidur terlebih dahulu. Untung saja, Carol mengerti akan hal itu.