BAB 5 : TUGAS BU ANGGAR

267 21 2
                                    

Ehh.. Temenan hayuk atuh di ige.. Wkwkk
Follow yaa @zakiazzikrullah
Hehehe..
Maaciw semuaaa ><

*****

Kringggg... Kriinggggg... Kringgg...

Suara bel sekolah baru saja berbunyi, itu artinya para siswa diharuskan masuk kelas segera untuk mengikuti pelajaran. Sementara itu Angkasa, Dipta dan Varend baru saja tiba di sekolah. Mereka memasuki pelataran parkir dan-

Diluar nalar!!!

Ada Bintang berdiri disana, Bintang berdiri tepat di samping pilar tempat parkir Angkasa. Belum sempat Dipta dan Varend turun, Angkasa buru-buru turun dan malah pergi mengacuhkan Bintang disana.

''Hehhh heh hehhh.. Buta mata lo? Gue disini bawain sarapan buat lo, lo kan anti banget gue ajakin makan siang.. Makanya gue bawain lo sarapan aja." Teriak Bintang berjalan mendekati Angkasa yang terdiam karena teriakan Bintang.

Varend dan Dipta yang melihat Bintang dan Angkasa hanya tersenyum, mereka turun dari mobil dan berjalan menghampiri mereka berdua.

''Nih.. Dimakan yaa, biar belajarnya fokus, hehehe.'' Bintang menyodorkan tempat makan itu ke Angkasa.

Angkasa cuma diam..

"Ini loh.. Gue udah cape-cape masakin sarapan buat lo, masa gak diterima?" Kata Bintang

''GAK ADA YANG NYURUH LO BUAT CAPE-CAPE BIKININ GUE SARAPAN. BERHENTI AJAK GUE MAKAN SIANG DAN JANGAN PERNAH NGIRIMIN BUNGA ATAU APAPUN LAGI KE RUMAH GUE DAN BERHENTI PERHATIAN SEOLAH-OLAH LO PUNYA TEMPAT DI HIDUP GUE.'' Ucap Angkasa tegas.

''Gue harap lo paham apa kata gue.'' Angkasa berlalu meninggalkan Bintang.

''Woaahhh!!! Bravo!!!" Dipta bertepuk tangan menghargai usaha Bintang.

''Gak nyangka gue, lo selangkah lebih maju. Tapi kalo gue boleh saran nih ya.. Si kunyuk Angkasa tuh emang kayak gitu anaknya, jadi lo mending kuat-kuatin mental aja dah kalo mau ama tuh bocah kunyuk wkwkwk.'' Kata Dipta tertawa.

Merasa usahanya sia-sia, Bintang kemudian pergi menuju kelasnya. Disana dia terus memandangi Angkasa dari tempat duduknya. Tampaknya dara yang satu ini tidak patah arang. Dia tetap bersemangat untuk mematahkan trust issue Angkasa yang sudah menjadi rahasia umum.

''Selamat pagi anak-anak ibu yang paling ibu sayangi dan ibu cintaiiiiiiiii" Seru bu Anggar yang tiba-tiba masuk mengejutkan para siswa yang sedang ribut.

''Pagi buuuuuuuuu." Jawab siswa serentak.

''Bagaimana hayokkk tidurnya malam ini? Nyenyak kan? Hehehehe." Tanya bu Anggar sembari tersenyum.

Bu Anggar adalah guru IPA di sekolah ini. Sifatnya yang lucu, pengetahuannya yang luas dan menjadi salah satu guru yang pengertian terhadap muridnya, menjadikan bu Anggar disenangi para siswa di sekolah.

''Nyenyak dong bu.. Kan semaleman tidurnya sambil sleepcall sama ayang hehehe.'' Jawab Catty dengan manja.

''Whhhuuuuuuuuuu.'' Para siswa meneriaki Catty .

''Walah dalahhh.. Jangan terlalu sering sleepcall begitu loh yaa, tidak baik Catty.. Signal dari hape bisa menyebabkan radiasi untuk jantung dan otak manusia. Saran ibu, kalau kalian tidur lebih baik hapenya di mode pesawat, supaya signal hape tidak merusak otak dan jantung kalian.'' Tutur bu Anggar.

''Yowesss... Sekarang ibu punya tugas buat kalian..''

''Hah?! Tugas lagi bu?" Tanya Joni menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

''Yeee kamu Joni, kamu memang dasar, apa-apa ngeluuuuhhhhhhh mulu.. Heran ibu sama kamu.. Nanti ibu nikahin kamu sama domba anak pak RT, mau kamu?"

"HAHAHAHAHAHAHA." Para siswa terbahak mendengar lelucon ibu Anggar.

Joni menggeleng..

Nah sekarang ibu mau membagi kalian dalam beberapa kelompok. Ibu mau menugaskan kepada setiap kelompok untuk meneliti jenis bakteri yang ada di dalam air laut.''

''Air laut? Jadi kita bawa air laut kesini bu?"

"Hashh hushhhhh husshhhhhh." Bu Anggar menutup mulutnya dengan telunjuknya, memberikan pertanda agar siswanya tidak dulu berkomentar.

''Diam dulu, ibu belum selesai.'' Ucapnya.

''Nanti, kalian akan langsung datang ke pantai untuk terjun langsung menelitinya di hari sabtu ini. Setiap kelompok ada dua orang. Oke, mengerti?" Jelas bu Anggar.

''Mengerti buuuuuuuu.'' Jawab siswa serentak.

Para siswa pun langsung ribut untuk memilih teman anggotanya. Bu Anggar kemudian duduk di kursinya dan membuka bukunya untuk mencatat.

Diantara para siswa yang sedang kisruh mencari anggota kelompoknya, hanya Angkasa dan Bintang yang duduk tenang. Angkasa diam saja karena dia cukup malas untuk mencari teman anggota, dia lebih memilih bertugas sendiri seperti pada tugas-tugas sebelumnya ketimbang dia harus kerja berkelompok. Dan Bintang?

Bintang hanya diam memandangi Angkasa dari tempat duduknya, dia tahu bahwa tidak akan ada yang mau satu kelompok dengan Angkasa si manusia alien yang dingin berotak batu itu. Dia yakin itu. Jadi oleh karena itu dia akan menjadi satu-satunya orang yang sanggup berkelompok dengan Angkasa untuk tugas ini.

''Bagaimana? Sudah mendapatkan kelompok semua?" Tanya bu Anggar.

''SUDAHHHHHH BUUUUUU."

"Saya belum Bu.'' Bintang mengacungkan tangan.

''Loh loh loh? Kenapa? Kok belum?" Tanya bu Anggar berdiri menghampiri Bintang.

"Angkasa nggak mau satu kelompok sama saya bu, padahal saya sudah minta baik-baik, tapi Angkasa tetep nolak." Kata Bintang lemas.

GLEKKKKKKK-

Angkasa menelan ludah kasar mendengar jawaban Bintang, ia memutar kepalanya untuk melihat Bintang yang duduk beberapa meter dari kursinya. Sial!! Entah apa yang direncanakan Bintang sampai dia harus berbicara seperti itu.

''Walahhh Angkasa.. Ndak boleh loh kamu seperti itu.. Kalian disini sama-sama teman.. Jadi jangan pernah pilih-pilih apalagi menolak ajakan baik yaa.. Ini untuk kerja kelompok, bukan untuk nyopet.. Paham tho?" Ucap bu Anggar.

''Iya bu" Angkasa mengangguk.

''Yeeee!!! Jadi Angkasa mau kan satu kelompok sama Bintang?" Tanya Bintang bersemangat.

Angkasa mengangkat dagu pertanda 'Ya'.

''Yeahhhh!! Asikkkkk."

Lembayung senja telah memeluk ibukota. Temaram langit telah memudarkan biru jingga, mengisyaratkan malam akan segera tiba. Bintang melihat jam tangannya yang menunjukan pukul empat sore.

Dia terus berjalan dibelakang Angkasa di depannya. Angkasa yang sadar akan hal itu merasa cuek dan bodo amat. Dia tidak peduli entah Bintang akan melakukan hal apa dibelakangnya. Hingga akhirnya Angkasa melajukan langkah kakinya dan sengaja dia berhenti mendadak dan-

BRUGHHHHHH!!!

Bintang terjatuh menabrak Angkasa. Tidak peduli dengan Bintang, Angkasa hanya melihat sebentar lalu lanjut jalan. Bintang yang terjatuh lalu berdiri dan berlari mengejar Angkasa, dia berhenti tepat di depan Angkasa.

''Kok lo gak bantuin gue sih?" Tanya Bintang berkacak pinggang.

''Kan kita satu kelompok" Lanjutnya.

''Kita hanya satu kelompok untuk tugas sekolah dan gue hanya akan membantu lu dalam tugas sekolah bukan hal lain. Jadi berhenti ngikutin gue mulai sekarang." Kata Angkasa.

''Tadi gue jatoh, seharusnya naluri manusiawi terketuk dong.. Lo masih manusia kan?"

''Gue jin ifrit.. Lagian siapa yang nyuruh lu jalan dibelakang gue dari tadi? Udah sono, minggir lu." Angkasa pergi meninggalkan Bintang yang masih kesal dengan tingkah Angkasa

"ANGKASAAAAAAAA!!!!!!!"

MENYELAMI ANGKASA [TELAH TERBIT DI LOVRINZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang