BAB 7 : HUKUMAN BU ANGGAR

244 18 1
                                    

“Bahagianya diriku telah milikimu
Tak pernah ku meragu
Tak lagi ku mencari cinta selainmu
Takkan kutinggalkan kamu
Jika ku dapat menata jalanku
Kuingin kau selamanya denganku”

# DEVANO DANENDRA #

*****

Hari ini adalah hari sabtu. Dimana hari praktikum MAPEL dari bu Anggar telah tiba. Rencananya hari ini kelas Angkasa akan pergi ke daerah pantai di daerah Jakarta utara untuk mengikuti pelajaran praktikum dari bu Anggar beberapa hari yang lalu. Karena acaranya dilakukan selama kurang lebih dua hari, jadi mereka menyewa sebuah villa disana untuk semalaman. Mereka berangkat hari sabtu siang, dan akan pulang pada minggu pagi.

Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, satu kelompok beranggotakan dua orang siswa. Dan untuk meminimalisir resiko pekerjaan saat di lapangan, jadi bu Anggar kembali mengelompokkan mereka. Jadinya satu kelompok menjadi 4 orang, dan Angkasa berkelompok dengan Dipta, Varend dan tentunya dengan Bintang.

Setelah mereka selesai berbenah dan membereskan barang pribadi masing-masing, akhirnya mereka diperbolehkan untuk langsung pergi ke pantai untuk melaksanakan tugas mereka. Ada yang mencari rumput laut, bulu babi, kerang laut, bahkan ada yang cuma main-main saja.

Bu Anggar sudah mewanti-wanti Angkasa agar dia sigap dan bertanggungjawab terhadap teman-temannya. Karena dia adalah ketua kelas, bu Anggar percayakan mereka semua ke Angkasa. Jadi bu Anggar harap Angkasa bisa mengawasi teman-temannya.

Angkasa yang memang anaknya penurut dan tidak banyak bicara, dia cuma mengangguk saat bu Anggar memberikannya amanah untuk mengawasi dan menjaga teman-temannya. Setelah bu Anggar ngobrol dengan Angkasa, bu Anggar berlalu mengecek siswa lainnya.

Angkasa yang sedang sibuk mencari bulu babi, merasa risih dengan kedatangan Bintang yang mengganggunya. Seperti Angkasa sebelumnya, dia hanya diam dan tidak menggubris sikap Bintang yang mengganggunya.

Tidak berhenti membuat Angkasa risih, Bintang terus mengikuti Angkasa dari belakangnya, kemudian dia duduk di depan Angkasa yang sedang setengah jongkok mencari bulu babi. Melihat Angkasa yang hanya cuek terhadapnya, Bintang duduk menepuk-nepuk air yang membuat baju Angkasa basah.

''Awas jangan disana, bulu babi itu punya duri, durinya tajem-tajem. Pergi sono jangan ngerecokin gue, mending lu pergi rebahan atau makan disana.'' Ucap Angkasa.

''Kan gue kesini mau bantu lo, gue kan satu kelompok sama lo, salah emang kalo gue mau bantu?" Tanya Bintang.

''Gue gak butuh bantuan lu.'' Kata Angkasa singkat.

''Yeeee!! Dasar makhluk angkasa!! Yang namanya manusia itu saling membutuhkan, udah jadi fitrahnya manusia kalo untuk simbiosis mutualisme. Gimana si?! Katanya lu siswa pandai? Masa kayak gitu aja gak tahu.'' Ledek Bintang melempar pasir ke Angkasa.

Angkasa yang dilempar pasir lalu membalikan badan, dia kembali melanjutkan pekerjaannya, namun saat dia mau berjalan, kakinya tertahan oleh Bintang yang memeluk kaki kananya.

''Lepasin." Perintah Angkasa.

Bintang menggeleng...

''Lepasin gak?!"

"Nggak." Bintang menggeleng.

''Gue lagi kerja, pliss jangan ganggu gue." Kata Angkasa menahan emosi.

''Ya gue juga mau bantu lu Angkasa." Bintang masih gelendotan di kaki Angkasa, bibirnya memberikan senyum manja layaknya anak kecil.

MENYELAMI ANGKASA [TELAH TERBIT DI LOVRINZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang