Yeah, they say you're in a better place (they say you're in a better place)
Either way, I still wish you were here
Don't say you're in a better place (they say you're in a better place)
In the end, I just wish you were here
# DEEPNECK #*****
Hari senin adalah hari paling menyebalkan bagi segelintir orang, termasuk kalian! Hayo ngaku, iya kan? Pun begitu dengan Angkasa. Walau terhitung sebagai anak teladan dan rajin, rupanya hari senin adalah hari yang paling malas untuk ia jalani, apalagi jika senin pagi dihiasi dengan rintik hujan dan dinginnya suhu kamar, ingin rasanya Angkasa menggeliat manja di Kasur sembari memeluk bantal guling kesayangannya dan berbisik ke nenek ‘Nek, Angkasa libur dulu ya hari ini. Hehehe.’
Seperti senin pagi ini, mata Bintang menilik ke segala arah mencari Angkasa di setiap barisan siswa. Setelah mencari keberadaan ‘Teman barunya’ itu beberapa saat, ternyata ia tidak bisa menemukan lelaki itu. Bintang yang berada di barisan ketiga dari dua siswa yang ada di depannya lalu mundur perlahan ke barisan paling belakang tepat di samping Nono.
“No.” Panggil bintang.
Nono hanya mengangkat dagunya dengan mata yang memicing karena paparan sinar Mentari pagi.
“Angkasa mana?’’
“Gak hadir lagi doi upacara?” Nono juga ikut melancarkan pandangannya ke segala penjuru barisan siswa. “Gilakk!!! Kantin paling dia.” Lanjut Nono.
Bintang hanya mengangguk dengan mulut yang di monyongkan. Tidak lama ngobrol dengan Nono, Bintang pergi menghampiri barisan anak-anak PMR yang berdiri di belakang para siswa. Entah apa yang Bintang bicarakan dengan anak PMR itu, tapi setelah Bintang berlalu meninggalkan lapangan, Nonoy yakin kalau Bintang izin ke UKS buat istirahat. Atau menyusul Angkasa ke kantin? Entahlah.
Bintang berjalan di koridor sekolah menuju kantin, lokasi yang di sinyalir ada Angkasa disana. Namun belum sampai Bintang di kantin, ia sudah menemukan Angkasa sedang bersandar di depan toilet perempuan, wajah datarnya tengah memandangi layar ponsel yang sedang ia mainkan, mulutnya juga tidak berhenti mengunyah permen karet yang sesekali dibuat balon karet lalu meletus di bibirnya.
“Loh? Ngapain lo disini? Bukannya upacara malah di toilet cewek, mau ngintip lo ya?” Ucap Bintang sekonyong-konyong menembak Angkasa dengan pertanyaan yang lebih mengarah ke fitnah.
Angkasa hanya menilik Bintang sebentar, kemudian ia Kembali melihat layar ponselnya tanpa memperdulikan sedan gada orang yang mengajaknya berbicara.
“Ayo upacara.” Ajak Bintang menarik tangan Angkasa.
Angkasa tetap diam tak menggubris Bintang, hingga saat di langkah Bintang yang kesekian kalinya, seorang siswi keluar dari toilet. Melihat ada siswi yang keluar adri toilet, Angkasa lalu melepas genggaman Bintang dan pergi meninggalkan Bintang dan siswi itu.
Melihat perempuan di depannya, Bintang tertegun sejenak, ia seperti pernah melihat perempuan itu tapi entah dimana. Berbeda dengan perempuan itu, dia langsung mengangkat tangan untuk menyalami Bintang. Ia tersenyum lalu memperkenalkan dirinya.
“Alana.” Ucap perempuan itu.
“Bintang.”
“Duluan ya.” Kata Alana lalu pergi meninggalkan Bintang masih berdiri di depan toilet.
***
Hari sudah petang, namun Bintang masih saja berdiri di depan gerbang dengan wajah mesem-mesem. Entah apa yang sedang anak itu rencanakan, namun setiap satu menit sekali kepalanya selalu bergerak kesana-kemari seperti sedang mencari keberadaan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENYELAMI ANGKASA [TELAH TERBIT DI LOVRINZ]
Teen FictionSUDAH TERBIT!! Kisah yang bercerita tentang seorang remaja bernama Angkasa, lelaki yang mempunyai Trust issue berlebih terhadap perempuan. Terutama Bintang, perempuan yang gemar mengganggu hidupnya setiap hari. Bak pribahasa "Tidak akan ada asap kal...