// f o u r //

398 53 15
                                    

-Harry's POV-

"Bye, my sweetheart. Love you so much!" Aku mencium bibirnya sekilas lalu dia mulai berkendara menjauh dari rumahku.

Gadis menggemaskan itu. Ia begitu cantik dan sempurna. Aku tersenyum--aku pasti akan menikahi gadis itu setelah mendapat kesempatan untuk bercerai dengan tuna rungu menyebalkan itu.

Aku melangkah masuk, "Fray?"

Ini aneh. Aku berlari menuju tangga segera setelah mendengar suara nafas megap - megap seorang gadis.

"FRAY?! WHAT THE FUCK ARE YOU DOING?!"

Fray terus saja memegangi lehernya mencoba mengambil oksigen yang banyak. Aku terhenyak. Benarkah dugaanku bahwa gadis ini baru saja mencoba membunuh dirinya?

Aku menggopoh gadis itu dan ia memukul bahuku tapi aku tak peduli. Aku tak mau dicap sebagai seorang pembunuh!

"DIAMLAH, TOLOL!"

Fray terisak tanpa suara--tentu saja.

Aku memasukkannya ke dalam mobil, memakaikannya sabuk pengaman, lalu mengendarai mobilku ugal - ugalan.

"SIAL! APA YANG KAU PIKIRKAN, FRAY?! MENGAKHIRI HIDUPMU SEMUDAH ITU?! KAU SUDAH GILA?!" Aku berteriak marah dan frustasi.

Fray terus membuka mulutnya sedangkan aku memukul setirku karena amarah.

Aku membawanya ke rumah sakit tempat Luke bekerja, memarkirkan mobilku di valet dan membiarkan para petugas gawat darurat membawanya masuk ke UGD.

Kutarik rambutku frustasi, sial! Kenapa jadi begini?!

"Harry?"

Kutolehkan kepalaku dan menemukan Luke keluar dari Ruang UGD.

"Aku ingin kau melihat sesuatu."

Aku mengangguk dan mulai melangkah bersamanya dengan ragu masuk ke ruang UGD. Begitu sibuk. Penuh dengan perawat yang berlari kesana - kemari membawa obat dan juga... Suara gadis yang mencoba berteriak.

Aku membeku disaat melihat Fray yang terus berteriak meronta. Luke mulai menangani gadis itu. Tapi, ia terus meronta. Pakaian gadis itu telah menghilang dan aku dapat melihat dengan jelas tubuhnya yang penuh luka.

"KLL MA!" Ia terus berteriak dengan segala kekuatannya tapi tak ada satupun yang mengerti karena ia tak bisa berbicara.

Luke memberikan sebuah kertas dan menyuruh gadis itu menulis, "Tulis apa yang ingin kau katakan, tetapi berjanji lah sehabis itu kau akan diam."

Fray mulai menuliskan sebuah rangkaian kata dan memberikannya kepada dokter sekaligus sahabatku itu.

Luke terdiam tetapi dengan tegas ia langsung berkata, "Tidak, Fray. Kau harus hidup, takdir kebahagiaanmu baru saja akan datang. Kau mengerti?"

Fray menggeleng lalu ia kembali mengamuk. Apa yang terjadi dengan gadis itu?

Seorang perawat menubruk tubuhku dan ia segera minta maaf kepadaku lalu memberikan benda yang ia bawa kepada Luke.

Mereka menyuntik Fray!

Fray berteriak sebelum akhirnya ia jatuh terbius.

***
-Author's POV-

"Harry, ayo masuk ke ruanganku."

Harry bergerak mengikuti Luke menuju ruangannya. Ia duduk di seberang Luke. Luke menghela nafasnya.

"Begini, ia mempunyai riwayat asma akut. Ini disebabkan oleh sebuah trauma dan aku yakin itu dari kehidupan masa lalunya.

Aku ingin kau menjadi lebih baik untuknya, karena..kejiwaannya telah terganggu, Harry. Ia tak ingin berusaha untuk hidup. Ia pasrah jika harus mati sekarang. Bahkan, ia akan senang dengan pilihan kedua.

They Don't Know About Us // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang