10. Rekonsiliasi

2.3K 242 44
                                    


***

Jangan mencoba tuk menjadi sempurna,  karena sempurna hanya milik Andra and the Backbone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan mencoba tuk menjadi sempurna,  karena sempurna hanya milik Andra and the Backbone.

-selamat siang!-

***

Di senin pagi yang mendung ini tiba-tiba rumah kediaman Ravi diketuk oleh seseorang yang membawa tas dokternya sebelum berangkat bekerja. Ternyata Narendra yang saat ini bertugas menggantikan infus dan memeriksa kondisi Ravi yang kian membaik, meskipun harus tetap di topang dengan infusan.

"Haloooo mamaaaaa ini kue buat Apa!" Sapa Bocah lima tahun yang menggunakan seragam sekolahnya tidak lupa dengan si kuning alias tas ayam kesayangan nya yang sudah ia kenakan.

Karenina pun menerima beberapa bingkisan yang dibawakan oleh Jendra. "Makasih ya sayang nya mama. Tuh Rafa nya masih susah pake baju, padahal mau sekolah juga." Lalu ibu anak satu itu mengalihkan perhatian nya pada Narendra yang juga membawa nampan yang entah apa isinya.

"Nin ini buat sarapan kalian berdua ya?" Narendra memberikan sebuah nampan yang penuh dengan makanan.

"Apa ini Bang? Kok jadi ngerepotin sih?"

Narendra terkekeh dengan ekspresi Karenina yang terkejut. "Biasa bumil lagi eksperimen buat lontong kupat, lasagna sama buat waffle. Agak gak nyambung tapi lasagna nya bisa simpen di kulkas aja. Buat sarapan Ravi sama Rafa ada bubur juga. Ada lontong kupat juga enak kok. Tapi yang masak lontong nya Mbok Yu, Yasmine cuma masak bumbunya aja."

"Ini ibu hamil kenapa makin kesini makin gak bisa diem ya? Makasih banyak ya Bang. Aduh pagi-pagi dikirimin makanan nya banyak banget."

"Iya Nin kata Yasmine jangan lupa feedback nya ya? Karna dasarnya suka masak, jadi semakin semangat masak semenjak hamil, abang yang harus lertama jadi tester nya. Oh iya abang mau liat Ravi dulu. Mau cek kondisi nya, udah bangun kan?"

Karenina mengangguk sedikit kesusahan dengan nampan yang ia bawa, karna memang berat. "Naik aja langsung bang. Gak dikunci kok pintu kamarnya."

"Yaudah abang langsung ke kamar ya? Sekalian ganti infus." Lalu Narendra menatap Jendra yang sedang menyuapi kue kering buatan bundanya untuk Rafa yang masih menggunakan pampers. "Ajen, ayah keatas dulu ya? Mau cek Papa Ravi dulu. Ajen gak nakal kan?"

Jendra mengangguk patuh "Oke ayah! Ajen ndak nakal."

Lalu setelahnya Narendra masuk ke kamar Ravi, yang ternyata sahabatnya itu sudah terbangun. "Woy bengong aja lo!" Sapa Narendra pada Ravi yang tengah merenung.

"Gimana masih perih gak perutnya?" Tanya Narendra sambil memeriksa detak jantung dan area sekitar perut nya dengan stetoskop.

Ravi menggelengkan kepala nya pelan "Perih mah engga, tapi gue lemes banget Ren. Pala gue udah kaya lego anjir seraya bongkar pasang."

Pengabdi Istri (The Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang