***
⚠️ Awas banyak typo❗️❗️
***
Beberapa hari kemudian, setelah teror Regan yang semakin gencar, awalnya Pradana memutuskan untuk memperketat keamanan Vila para warga gang lembing disana. Tapi nyatanya tidak semudah itu, karena ada masalah lain yang harus mereka hadapi yaitu rumor tunangan anak bungsu nya dengan politisi terkenal. Alhasil banyak wartawan yang mendatangi area vila mereka.
Maka, setelah berbagai pertimbangan keras dan demi keselamatan bersama, akhirnya Pradana memboyong para warga gang lembut ke Gili Trawangan menyusul Yasmine dan Narendra disana.
Mereka berangkat menggunakan pesawat komersil dengan biaya perjalanan ditanggung Pradana seluruhnya. Sebenarnya keberangkatan mereka sudah tercium oleh Regan terbukti saat perjalanan mereka menuju bandara, bis yang mereka tumpangi sempat di cegat dengan sekelompok preman bersenjata tapi yang jelas mereka tidak berasal dari Bali. Sempat terjadi keributan juga dengan para bapak-bapak, terlebih Fabian yang sempat adu jotos dengan salah satu preman itu.
Tapi untungnya kejadian tersebut berlangsung cepat, karena Pradana membayar sejumlah uang yang jauh lebih besar dari pada keponakannya membayar para preman itu. Maka sesuai kesepakatan mereka tidak akan kembali di ganggu lagi dan mempersilakan melanjutan perjalanan mereka menuju bandara.
Dan disini lah mereka berdiri di dekat pintu kedatangan Bandara sambil menunggu jemputan mereka.
"BUNDAAAA AAAYAAAHH!!!!" Seru Jendra saat melihat keberadaan Ayah dan Bunda nya di pintu bandara. Kemudian bocah lucu itu berlari menghampiri orangtua nya sambil memeluk boneka Idan kesayangannya.
"Hai Sayangku." Yasmine tersenyum saat sang putra menubruk kakinya. "Apa kabar Sayang? Abang sehat kan? Bunda kangen...." Yasmine berjongkok di hadapan putranya.
"Ajen sehat. Tapi Ajen tatut Bunda, tadi ada olang jahat pukul-pukul Papi Bian." Balas Jendra dengan mata yang berkaca, Yasmine pun tertegun sejenak lalu mengalihkan pandangannya pada suaminya yang kini terlihat marah.
Sepertinya Narendra sudah lebih dulu mengetahuinya.
"Sini Sayang, Abang aman. Ada Ayah disini." Narendra ikut berjongkok sambil mengelus punggung si bocil dengan lembut. "Maafin Ayah ya sayang, Abang harus ngalamin hal seperti itu. Tapi Abang aman. Abang punya ayah!"
Jendra mengangguk lemah lalu meminta ayahnya untuk di gendong. "Uhhhh Sayangnya Ayah." Gumam nya saat sang putra sudah berada di gendongan nya.
"Ajen tatut Ayah." Cicitnya sambil memeluk erat leher Narendra.
"Iya gak papa, sekarang jangan takut lagi ya. Abang punya Ayah, Sayang."
"Lo berdua aman kan?" Tanya Ravi saat sudah sampai dihadapan Yasmine dan Narendra.
"Harus nya gue yang tanya, lo pada gimana? Pada luka gak?"
"Tuh si Bian, kena bogem tadi." Tunjuk Gavin.
Narendra menoleh pada Fabian, "Are you ok, Bi? Sorry, lo harus ngalamin hal kayak gini."
"Gak papa Ren, lo gak salah kok."
"Thanks ya."
"For what?"
"For everything." Narendra menggeleng penuh misterius yang malah membuat Fabian mengernyitkan dahinya bingung.
"Ren, ini ada apa sih? Kok kita semalam di briefing buat siap-siap pergi? Gue kira ke Bandung, taunya malah ngikut ke Lombok." Tanya Zidan gusar.
"Nanti di cottage aja kita ngobrol lagi, Dan."
![](https://img.wattpad.com/cover/306745610-288-k57639.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengabdi Istri (The Series)
HumorBersahabat sejak bayi membuat mereka bertujuh menjadi terikat secara tidak langsung, setelah bertahun-tahun berlalu dan satu persatu mereka semua berumah tangga pun tetap bertumbuh bersama. Seperti janji nya saat masih kecil mereka semua akan membel...