8

1.9K 211 5
                                    

Louis POV

Tak biasanya aku tak mabuk saat berada ditempat seperti ini.

"cally cally" benar kata orang orang, efek mabuk dapat membuka rahasia seseorang

"lou dimana cally?" tangan lelaki pirang ini memegang pundakku.

"aku tak memperdulikannya niall"

"lou aku ingin bersamanya sekarang. SEKARANG" orang ini benar benar mabuk

"baiklah" jawabku pasrah. Dan kutinggalkan 2 orang mabuk itu.

saat diperjalanan kerumah niall selalu memanggil nama cally . dia memang menyukai cally, bagus jika dia menyukai cally maka aku tidak usah berfikir tentang penggantiku nantinya.

Cally POV

rumah sepi, biasanya ada suara tv menyala jam segini. Aku terkena insomnia yang membuatku tidak bisa tidur sekarang. Aku merasa benda yang kupegang ini bergetar oh ternyata nenek.

"Hey swetie, bagaimana kabarmu sayang?"

"Aku baik baik saja, nek"

"Baguslah bila kau baik baik saja. Oh ya, dimana louis?" tunggu- mengapa nenek menanyakan louis

"Di-dia sudah tidur nek" bohong

"Apa kamu sudah dalam proses call?" proses?

"Proses? Proses apa nek?"

"Proses membuat keturunan cally. Oh my God, kamu ini" oh itu.

"Cally?"

"I-iya?"

Terdengar hembusan besar nafas nenek Rose. Aku tahu, ini sangat mengecewakan nenek dan nenek Nita. "Jangan terlalu difikirkan sayang. Nenek hanya sekedar bertanya. Bila kamu dan louis memang belum siap, yasudah tunggu sampai siap. Kalau begitu nenek pergi dulu, jaga dirimu baik baik"

"Selamat malam, nek"

Sambungan telfonku dan nenek pun terputus. Seketika itu suara bel rumah mengagetkanku.

Apa orang ini louis? Dia menekan bel berkali kali.

Akupun membuka pintu rumah perlahan, "lama sekali! apa kau tuli?"

"maaf, aku kira-"

"Minggir- aku membawa orang mabuk disini!" sentaknya. akupun memberi ruang, agar louis bisa membawa Niall masuk. Wait- what Niall?

"cally" niall yang tadinya lemah dibopong louis itupun langsung memelukku erat, hingga kepalaku terbentur pelan dengan dinding. "Ya niall aku disini" ucapku, dengan mengangkat wajah nya.

Tunggu- mengapa wajah niall ini merah. Akupun mengalihkan pandanganku ke Louis Tomlinson, orang yang membawa lelaki pirang ini masuk. Dan yang kutahu, louia hanya melengkang pergi kekamarnya tanpa memperdulikan Niall yang seperti ini.

Kedua tangan Niall yang tadinya mengantung pun menetapkan dengan cepat kearahku. Dia menghimpitku dengan kedua tanganya.

"Ni- apa yang" dia membuka matanya dan menatapku dengan tatapan yang penuh arti. "Cally you so beautiful tonight. Kenapa louis tidak menyadari hal ini?"

"Niall kau kenapa?!" sentakku tepat diwajah nya. Dan dia hanya menamparku dengan tangan kanannya.

"Sst.. Can we're play something fun tonight?" Niall menempatkan satu jari telunjuknya dibibirku. Apa yang ia lakukan?!

Air mata keluar denagn perlahan dari mataku ini. Aku menangis karna aku yang ditampar oleh niall, oh cengeng nya. Akupun mencoba mendorong Niall dengan sekuat tenaga.

Attention ↭ l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang