Louis POV
Aku dan callypun melepaskan pelukkan kami. gila ini gila. Aku belum memutuskan ele, tapi aku bermesraan dengan cally.
" i can explain el" PLAK. tamparan keras jatuh dipipi cally dan berhasil membuat cally tersungkur.
"ele calm down" aku membantu cally berdiri, tapi cally menolak lalu meninggalkan aku dan ele.
"Jadi, kau sudah mencintainya?" Aku menunduk. " i don't know" jawabku dengan suara yang sangat pelan
ele yang berdiri didepanku ini, sangat kecewa atas tindakan yang telah kulakukan, "kau menggantungkan aku dan cally, lou" ujarnya yang terdengar mulai menangis
"im sorry ele. Aku sedikit bingung dengan perasaanku ini" kataku yang mulai menatap mata hazelnya
"teruslah bingung dengan perasaanmu. Aku ingin kita berakhir sampai disini. Sampai jumpa" dia mengatakan itu dan itu tak membuatku bergerak untuk melakukan apapun, seperti mencegahnya. Bodoh kau louis.
Cally POV
Tak seharusnya aku dan louis berpelukan. Dia masih mempunyai ele.
Sudah sudah dia bukan urusanku lagi sekarang.
Aku harus berhemat dan memecat para pelayan nenek sekarang, "tolong kumpulkan semua pelayan di ruang tamu"
"Baik nona" mereka semuapun berkumpul di ruang tamu, dan sekarang sekitar 11 pelayan disini.
"Maafkan aku menganggu kalian, bekerja. Kalian besok tidak usah bekerja lagi. Terimakasih untuk tenaga kalian, dan kalian boleh berkemas. Sampai jumpa" mereka tampak sedih akan keputusanku, tapi bagaimanalagi. Aku harus berhemat.
Ini sudah sore, dan mereka semua telah pergi. Aku harus mencari pekerjaan.
Mungkin Niall bisa membantu
"Hallo?"
"Cally? Oh my god, aku turut berduka akan nenekmu"
"Ya. Hm, Niall maukah kau membantuku?"
"Baiklah aku akan kerumahmu."
"Apa kau masih ingat tempat tinggal nenekku? Disitu aku mulai tinggal"
"Tunggu. Kau-"
" ya aku pisah rumah dengan dia"
"Oh begitu rupanya. Aku akan kesana call. Tunggu aku"
Akupun memutuskan sambungannya.
Dengan menunggu niall. Aku mulai melakukan suatu pekerjaan. Dan pekerjaan itu adalah, memasak.
Ting.
Niall : aku sudah didepan, beautiful :)Akupun dengan cepat berlari kedepan dan membukakannya pintu.
"Hallo? Its me"
"Dont sing and just go inside" kataku dan kami mulai terkekeh bersama.
"Duduklah, aku akan membuatkanmu teh. "
"Tidak usah. Mari kita biacarakan masalahmu saja." ucapnya dengan mencegah ku pergi.
Akupun menganguk dan duduk disofa bersamanya.
"Jadi aku ingin- bekerja"
"Bekerja? Humm, sepertinya ada pekerjaan yang pantas denganmu"
Niall POV
Dia akan kujadikan model di iklan perusahaanku. Sedikit info, aku mempunyai perusahaan. Perusahaanku ini ke bidang stasiun tv, jadi ya ada berbagai macam entertain.
"Model?" dia terlihat terkejut saat aku menawarinya menjadi model di tv ku
"Tap- tapi aku belum cukup berpenga-"
"Sudahlah call. Kurasa pekerjaan itu yang cukup cocok untukmu. Tunggu-" aku meraih pipi kanan cally. "Ada apa dengan pipimu?"
Louis POV
Aku pulang sendiri. Dan kini aku sendirian dirumah. Tanpa ada nya cally. Tunggu-
Aku merindukannya?
"Ugh" aku mengacak acak rambutku
Hubunganku telah berakhir dengan ele, entah kenapa aku tak mencegah nya memutuskan hubungan yang tak jelas itu. Sebentar lagi aku dan cally akan bercerai. Kurasa aku harus ke rumah nenek rose
Aku pergi ke rumahnya, ku tekan sekali belnya. Tapi tidak ada efek apapun. aku memutuskan menunggunya.
1 menit
4 menit
Arg, mungkin dia pergi.
"Thanks niall" itu cally dengan... Niall?
Akupun berdiri dan berjalan mendekat ke mereka berdua. " ekhem"
"louis, hey lads!" Sapa niall, aku hanya tersenyum miring.
Dan cally dia tak menatapku sama sekali.
"Sepertinya aku harus pergi, sampai jumpa cally dan louis" niall tersenyum dengan imutnya ke cally dan cally membalasnya. Apa aku barusan mengatakan niall senyum imut?
Ah sudahlah.
Niall yang sudah menghilang bersama mobilnya. "Cally" aku mencegahnya menutup pintu
Dia memberontak menarik pintu ini agar tertutup. sementara aku, hanya mendorong pintu ini agar terbuka.
Ia pun berhenti dan menghembuskan nafasnya. "Apa lagi yang kau mau dariku?"
God, bahkan tamparan ele masih membekas dipipi indahnya. "Maafkan aku"
Aku menunduk menyesal. Aku menyesal tentang semua yang aku perbuat terhadapnya
"aku sudah kebal akan kelakuanmu lou" dia membuka pintu lalu pergi.
"duduklah" katanya. "kenapa kau kesini?" katanya lagi
"Ingin mengembalikkanmu kepelukkanku?"
"Terlambat"
"kau sudah mempunyai penggantiku? Cepat sekali"
Dia dengan santai menjawab "sok tau"
"lalu kenapa? aku juga sudah putus dari el" dia menghela nafas
"maaf, tapi aku hanya masih kecewa dengan.." oh aku tau
"Aku tidak akan melakukannya lagi call"
"Sudahlah lou, 2 hari lagi kita akan bercerai. Aku sudah membayar pengacara untuk mengurusi segalanya" dia sangat yakin, sepertinya
"baiklah, jika itu membuatmu senang call. Sampai bertemu di pengadilan"
Dia menunduk. Aku pun beranjak dari sofanya dan pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention ↭ l.t
FanfictionCally First ialah seorang yatim piatu dan tinggal dengan bibinya saja di London beruntungnya ia dipertemukan dengan neneknya. wanita yang kaya tidak seperti bibinya dan malangnya sekitar seminggu bersama neneknya ia dijodohkan dengan anak dari teman...