10

1.8K 208 4
                                    

Louis POV

setelah melihat mayat grandma aku jadi tersadar akan semua kesalahanku pada beliau. aku melihat ke mayat nenek rose. tunggu, dimana cally?

Aku melihat cally berjalan keluar, mungkin keluar mencari angin.

aku memutuskan untuk mencarinya, lalu batin ini berkata 'sejak kapan kau peduli padanya tomlinson?' aku langsung berhenti dan berfikir. iya ya sejak kapan aku memperdulikannya?

kulihat ada keramaian diluar, aku keluar dari rumah sakit dan benar, ramai sekali sampai ada polisi pula "ada apa pak, kok ramai begini?"

"ini ada seorang gadis cantik yang ingin bunuh diri" aku langsung memandang keatas dan mencermati wajah gadis itu.

cally? itu dia. aku langsung berlari menuju ke rooftop "cally berhenti!" kataku saat sudah berada di rooftop

dan ia sudah merenganggkan tangannya aku berlari, menarik dan mendekapnya, "apa yang kau lakukan?"dia hanya menangis. aku melepas dekapanku.

"A-aku sudah tidak", ia tidak bisa meneruskan kalimatnya. Dia sangat tertekan.

"ayolah call, bicara dulu baru menangis" lalu ia berdiri.

"apa pedulimu denganku tomlinson! Get off! aku ingin cerai! dan aku tak ingin melihat wajahmu lagi!"

Gadis ini benar benar marah padaku.

Cally memandangku jijik lalu berlari pergi meninggalkanku.

Apa lagi yang bisa kulakukan. Gadis itu sudah meminta pisah denganku.

Kenapa aku begitu bodoh, menyinyiakan gadis sepolos dan sebaik Cally?

"Maafkan aku cally"

Niall POV

saat ini aku menunggu ele di cafe depan kantorku dan itu dia. "hey sorry i m late"

"no prob el" kulihat wajahnya berseri seri. "ada apa el?"

"sebaiknya kita tak usah meneror cally ataupun membuat rencana"

"kenapa?"

"cally sudah minta cerai" gadis ini sangat senang.

Aku tidak dapat mengatakan ini hal baik ataupun buruk, karna hatiku pun bingung, "mengapa begitu?"

"aku mendengar dari mata mataku katanya" lalu ia menceritakan yang terjadi antara louis dan cally.

"oh jadi begitu, pantas cally muak"

"baiklah, it's time for you make cally happy. and me make louis happy" eleanor menyeruput tehnya sebentar lalu melengkang pergi.

"Apa aku harus melakukannya?"

Cally POV

aku sudah tidak ingin melihat wajah lelaki brengsek itu. Lelaki itu lelaki yang berhasil membuat ku jatuh dan terbang.

Akupun menghentikan sebuah taksi dan pulang kerumah nenek.

"nona, nyonya sudah-" aku mengangguk dan memeluk perempuan paruh baya ini.

"don't cry miss" kataku.

Beberapa detik aku memeluk bibi, akupun melepaskannya. Lalu datanglah seorang lelaki berpakaian tuxedo hitam dengan kemeja putih didalamnya, ia mendatangiku dan memberikanku surat "nona ini dari nyonya"

Kuhapus sedikit air mataku yang berada dipelupuk ini. "maaf bi" aku menjauh dan membaca isinya

Dear Cally, jika kamu membaca surat ini berarti nenekmu ini sudah tiada. nak, maafkan nenek meninggalkanmu terlebih dulu.bagaimana hubunganmu dengan louis? apa baik baik saja? bila baik baik saja nenek sangat senang. bila tidak baik baik saja, kau bisa pindah disini dan ya satu hal perusahaan nenek, nenek sudah berikan ke louis, maafkan nenek. call, bila kau bercerai dengan louis, jangan putus asa, teruslah jadi gadis yang baik hati dan ceria, dan bekerjalah call untuk memnuhi kebutuhanmu. nenek sayang padamu, sangat.

oh iya call sekedar info ini surat nenek tulis saat nenek di pesawat dan nenek menaruhnya di dalam tas agar tak hilang.nenekpun tak tau knapa nenek menulis surat ini

lov you,

your grandma, Rose

surat itu membuatku menangis tak terkendali. aku masuk ke kamarku yang masih sama.'lalu siapa yang menelfonku waktu itu? apa itu nenek?, ucapku dalam hati

pagi pun datang. dan ya, mataku sembab karna aku menangis semalaman. malam kemarin adalah malam yang sangat buruk.

Aku pun segera bersiap diri.

turun dan memasak, "nona apa yang anda lakukan?"

"memasak"

"nona kami yang harusnya memasak, maaf kami telat bangun" katanya dengan mengambil alih kegiatanku,  "oh baiklah, kalau begitu akan menunggu di meja makan"

betapa mengabdinya pelayan nenek ini kepada majikkannya dan bayarannya pasti mahal mungkin aku harus memecat mereka semua, untuk berhemat. nanti saja selesai pemakaman nenek "terimakasih, bi".

aku mengganti bajuku menjadi hitam atas bawah,  menuju kebawah tampak pelayan nenek sudah menungguku tak lupa bibi dan paman serta anak anaknya yang dulu menampungku. "tegarlah cally" kata bibi merangkulku.

Akupun sampai dipemakaman nenek. Dan sialnya aku bertemu si tomlinson itu di pemakaman, karna nenek rose dan nenek nita meminta agar makam mereka berdampingan.

Setelah pemakaman telah usai, "aku turut berduka"

Louis. Aku mengingat suaranya itu. "Aku turut berduka pula."

Aku tidak mampu melihat wajah ataupun mata louis. Aku takut. Aku takut bila aku akan semakin mencintainya. "call ikut denganku. ada yag harus kita bicarakan"

"bicaralah, waktuku terbatas"

"maafkan aku call" sungguh tak dapat dipercaya. Louis mengatakan maaf padaku. Oh sudahlah cally, ini hanya sekedar meminta maaf biasa, batinku berkata.

"untuk apa?" kataku yang masih tak memandangnya

"semuanya"

"ya, aku memaafkanmu. jadi apa maksudmu meminta maaf?" kataku yang mulai menghadapnya

"aku tidak ingin kita cerai" sontak aku kaget dengan keputusannya

"Maafkan aku, lou. Tapi aku sudah terlalu tersakiti."

Louis POV

jujur aku tidak ingin kehilangan dia, tapi kulihat dia sangat membenciku. aku meraih tangannya dan mendekapnya "aku tidak ingin kehilanganmu"

entah aku menyukainya sejak kapan? tapi hari ini aku merasa sangat sangat mencintainya. "lalu mau dikemanakan eleanor itu?"

"aku akan memutuskannya" tanpa berfikir kata kata itu keluar dari mulurku.

"apa kau serius?" tanya nya, aku mengangguk dalam pelukanku dengannya. dia membalas pelukanku, akhirnya.

Tiba tiba "louis?" aku dan cally melepaskan pelukan ini

"eleanor?" gadis ini...

Attention ↭ l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang