Seorang pelayan restoran yang berwajah jutek menyodorkan menu kepada Eve. Tak sendiri, pemuda bersurai cokelat itu juga satu meja dengan Sou dan Mafu.
"Mau pesan apa?"
"Pesan moral," jawab Eve sekenanya.
Mafu segera menyambar buku menu yang dipegang Eve dan memesan makanan.
"Ev, kau jangan ketus begitu lah ... aku udah minta maaf, kan?" keluh Mafu atas sikap juniornya itu.
"Senpai, kalau aku tadi nggak datang, kau bisa bayangkan apa yang terjadi sama Sou?"
"Trus? Apa harusnya tadi kuajak sekalian Sou masuk ke toilet? Ntar kalau dia minum Ha*rpic gimana, hah?"
Eve tidak merespon. Ia berusaha tidak mengungkit lagi karena Mafu sudah bersikap baik dan meminta maaf dengan mentraktir Sou dan dirinya.
Mereka bertiga menyantap makanan yang dipesan. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Sou mengeluarkan makanan dari mulutnya dan meletakkan ke tangan, menyodorkan pada Eve.
"Haish, mulai lagi anak ini. Jangan dimuntahkan, Sou," tegur Eve lirih dan mengambil makanan di tangan Sou dengan tisu.
Mafu mengamati kedua saudara laki-laki tersebut dan tersenyum. "Sou ... kayaknya sangat menyayangimu ya, Ev."
Eve menoleh pada Mafu, menaikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu?"
"Dulu ... nenekku menderita demensia di tahun-tahun terakhirnya. Aku ikut merawatnya." Mafu meletakkan sendok dan garpu di sebelah piring, melanjutkan cerita. "Sama kayak Sou, nenek pernah memuntahkan makanannya dan diberikan padaku. Kau tau maksudnya, Eve? Dia mau ngasih makan ... untuk orang yang dia cintai."
Cerita tersebut membuat pupil Eve membesar. Air matanya naik, bibirnya sedikit bergetar. Ia segera meneguk minumannya dan mengerjap, mengembalikan cairan matanya agar tidak terjatuh. Teringat beberapa hari lalu, Sou melakukan hal yang sama padanya, tapi ia malah memarahi anak itu.
Mafu berdeham, ia melirik sekitar, sedikit mencondongkan badan pada Eve yang duduk di seberangnya, merendahkan suara. "Aku sudah tau tentang kondisi adikmu. Pasti rasanya khawatir ngebiarin dia keluar rumah, kan? Maaf karena aku malah maksa dia--"
"Sudahlah, lupakan. Yang penting ... Sou nggak terluka," ucap Eve. Suaranya terdengar sedikit sengau.
Sebuah ide muncul di kepala Mafu. Ia mengambil ponsel, mengirimkan sebuah alamat ke Whatsapp Eve. "Aku punya teman. Dia kerja di sekolahan untuk anak berkebutuhan khusus kayak adikmu ini. Sudah kukirim alamatnya. Coba bawa aja Sou ke sana."
◆◇◆◇◆◇◆◇
Tak ingin ditinggal, Sou terus memeluk lengan Eve. Mau tak mau, pemuda itu pun harus berada di kelas, duduk di meja yang sama dengan Sou, bergabung dengan para anak kecil berkebutuhan khusus lainnya.
Saran dari Mafu coba diikuti oleh Eve. Ia datang bersama Sou untuk menghadiri kelas dan kini pelajaran sedang berlangsung. Seorang guru wanita berambut pirang tengah menjelaskan pelajaran di depan kelas menggunakan bahasa isyarat.
Bukannya fokus, Sou malah asik dengan dunianya sendiri. Beberapa kali ia bergumam, berteriak, dan melempar benda di sekitarnya sambil tertawa. Hal itu membuat Eve harus meminta maaf pada seisi kelas atas kebisingan yang dibuat Sou.
Kelas telah selesai, Eve menghampiri guru yang mengajar kelas barusan dan berdiskusi di ruang konseling.
"Apa tidak ada?" Eve menanyakan mengenai kelas yang cocok untuk Sou.
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕸𝖞 𝕲𝖚𝖆𝖗𝖉𝖎𝖆𝖓 𝕬𝖓𝖌𝖊𝖑』 ✔ 𝙴𝚟𝚎𝚂𝚘𝚞
Fanfiction[[INI RECEHAN]] 13+ [Brothership, Psychological, Comedy] Eve adalah pemuda yang kekurangan zat empati dan simpati. Tak akan segan mendebat siapapun, baik orang tua atau muda, miskin atau kaya. Sangat perhitungan terhadap apa pun yang berkaitan denga...