"Astaga gue beneran nemenin ni orang ke pantai," ucap Renjun menatap kerumunan orang-orang yang bersiap menyaksikan sebuah acara di pantai.
Matahari sudah terbenam. Jaemin di sampingnya hanya tertawa kecil. Puas karena sejak dulu Renjun selalu menuruti permintaannya. Jika dilihat dari sudut pandang Renjun, baru kemarin dia terbangun di masa ini.
Hanya tidur beberapa jam di apartemen Jay. Bahkan bisa dikatakan tidak tidur karena terlalu canggung dengan cara Jay memperlakukannya. Tidur bareng, serumah bareng. Bahkan Renjun kaget saat melihat Jay hampir telanjang ketika ia membuka matanya.
Gaya berpacaran mereka sudah seperti orang dewasa. Tidak ada jaim-jaimnya. Oh iya lupa, Renjun disini kan sudah dewasa.
"Romantis kan?" celetuk Jaemin.
Renjun hampir tersedak mendengar kata itu dari mulut Jaemin. Sahabatnya yang aneh ini mengajaknya ke pantai untuk melihat sebuah acara yang dia tidak tau apa. Apa ini kencan?
Pipinya terasa hangat karena pikirannya sendiri.
Karena dipikir-pikir, Jaemin mengajaknya berdua saja pergi kesini. Meskipun permintaannya untuk putus hubungan dengan Jay masih dia gantung seperti jemuran.
Jaemin sempat mengerang dan merengek. Renjun menanganinya dengan ancaman tidak mau menemani ke pantai kalau Jaemin bertingkah seperti anak tantrum begitu.
"Mau nonton apa disini?" tanya Renjun.
"Ayo masuk aja." Jaemin menggandeng tangan Renjun lebih masuk ke dalam kerumunan.
Melihat ke sekitar, Renjun sedikit bersemangat tapi juga capek. Tempat itu ramai sekali. Banyak orang. Banyak perempuan berpakaian minim. Laki-laki juga sama saja. Mereka mengerumuni sebuah panggung sedang yang ada MC sedang bicara disana.
Oh tunggu, sepertinya Renjun mengenal siapa MC yang sedang bicara itu.
"HAH JENO?!" pekik Renjun antusias. "JENO! JENO! INI GUE JENO!" Dia melompat-lompat kecil sambil melambaikan tangan tapi tetap kalah dengan kerumunan.
"Lo ngapain elah?! Bikin malu," cibir Jaemin.
"Why?" Renjun sewot seolah jijik ada di samping Jaemin di tengah kerumunan begitu. Padahal sahabatnya saat ini bergaya sangat keren dan sedikit rock n roll meskipun sebenarnya hatinya lembut.
Selama ini Renjun mengenal Jaemin sebagai orang yang introvert dan sulit menyesuaikan diri di kerumunan ramai seperti ini. Sama saja sih seperti dirinya. Tapi Jaemin masih bisa menguasai diri.
Tidak seperti Renjun yang kadang panik dikerumuni orang banyak, jika suasananya hatinya baik, kerumunan seramai apapun Jaemin bisa tahan. Meskipun pada akhirnya setelah tiba di rumah dia akan kelelahan.
"Itu ada Jeno, gue harus ngomong sama dia!" Renjun kepanikan sendiri tapi sudah terlambat. Keduanya terjebak di dalam kerumunan.
Dia mencoba kabur dari Jaemin tapi cengkeraman Jaemin yang kuat itu menahannya. Renjun melihat wajah Jaemin beraut serius. Haechan saja akan diam jika sudah digitukan. Apalagi Renjun.
Pun anak itu menurut. Berdiri di samping Jaemin, membiarkan tangan yang lebih muda merengkuhnya. Renjun juga berusaha menempelkan tubuhnya agar tidak terpisah dari Jaemin. Kerumunan semakin banyak dan berdesak-desakan.
Di atas sana si mc alias Jeno sudah mulai membacotkan bintang tamu. Sayangnya karena Renjun sibuk menggerutu dalam hati, ia tidak dengar penampilan siapa yang akan mulai nanti.
Melihat posisi mereka yang ambigay begitu, Jaemin melirik Renjun yang pendek itu dan tersenyum. Hal itu membuat Renjun melirik ke atas. Ia membalas tatapan aneh Jaemin dengan pelototan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Reality ✦ Jaemren
FanfictionRenjun menyukai Jaemin sejak mereka bahkan masih SMP. Terjebak dalam satu band di ekskul musik bersama dengan Jaemin saat SMA semakin membuatnya tidak bisa melupakan perasaan pada cinta pertamanya itu. Jaemin adalah seorang womanizer, dia suka mengg...