Renjun bersama dengan Jay hanya ditemani keheningan dan suara car radio selama perjalanan menuju ke studio. Selama ini dia dan yang lain berlatih di rumah Mark. Tapi kali ini rasanya berbeda. Asing. Renjun akui perasaan itu.
Semuanya terasa berbeda, apalagi ketika dia sudah sampai di depan pintu studio yang terletak di apartemen mewah. Renjun meremas celana jeansnya mencoba menyingkirkan kegugupan.
Rasanya baru kemarin dia berkumpul dengan teman-temannya, tapi entah kenapa hanya bertemu Mark saja rasanya takut. Jay melihat gelagat kekasihnya itu tidak seperti biasanya.
"Calm down," kata Jay.
"Gue nggak tau kenapa gue gugup. Serius. Gue sampe keringet dingin." Renjun tidak berani menatap balik Jay dan terus mengatur nafasnya.
"I know." Jay menghembuskan nafas mantap sebelum akhirnya memencet bel pintu sewarna awan mendung di depannya.
Apartemen mewah, besar dan cenderung sepi. Berbeda dengan rumah Mark yang terkesan hangat. Ada keluarga Mark yang selalu berlalu lalang dan tidak segan membaur dengan teman-teman.
Di apartemen ini, meski mewah, seolah tidak ada penghuni di sekitar, karena saking sepinya atau bisa dibilang orang-orang di lingkungan tersebut terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sampai tidak punya waktu hanya untuk sekedar menegur sapa.
Setelah menunggu beberapa saat, pintu terbuka. Seorang lelaki berambut merah muda, yang badannya sedikit lebih tinggi dari Jay muncul dengan sebuah rokok terjepit diantara bilah bibirnya yang memakai lipring itu.
Dia terlihat seperti mahasiswa yang belum tidur seharian karena kebanyakan tugas. Matanya melihat Jay namun ekspresi kaget tidak bisa disembunyikan saat Jay membawa Renjun ke apartemen itu.
"Tumben?" tanya orang itu.
"Ceritanya panjang, Hee."
Seolah paham, orang yang nama lengkapnya Lee Heeseung itu pun membuat gestur untuk mempersilahkan Jay dan juga Renjun masuk ke dalam.
"Mark udah bangun?" tanya Jay.
Renjun tentu bingung. Ini tidak bisa dikatakan pagi, kenapa harus menanyakan hal itu. Setaunya, Mark orangnya selalu bangun pagi. Tapi seketika dia teringat, oh, mereka sudah menjadi mahasiswa sekarang. Mungkin kebiasaan orang akan berubah seiring waktu berjalan.
"Belom lah." Heeseung menjawab sambil terkekeh. "Duduk dulu kalian, biar gue bangunin dia."
Jay dan Renjun pun duduk di sofa berwarna biru muda di dalam ruang tamu apartemen itu. Studio Mark ada di lantai dua. Pintu apartemen yang kecil dan tidak begitu besar berhasil menipunya, karena saat masuk, apartemen Mark sangat luas.
"Kok dia ngeliatin gue begitu tadi. Ada masalah ya?" tanya Renjun saat Heeseung sudah tidak bersama dia dan Jay lagi.
Jay menggigit bibir bawahnya. Takut menjawab. "Mungkin nanti Mark yang cerita sama kamu."
Renjun diam dan tidak berani bertanya lebih. Perasaannya mungkin benar. Ada hal yang sudah terjadi diantara dirinya dan teman-temannya dulu. Pun dia hanya bisa menunggu dengan cemas sambil memperhatikan sekeliling.
"Udah lama, Jay?" Muncul lagi orang asing yang tidak Renjun kenal. Kali ini jauh lebih pendek. Tidak setinggi Heeseung.
"Baru aja, Jake." Jay melakukan high five dengan temannya itu yang saat ini mengajak Renjun untuk melakukan hal yang sama.
Senyum kaku menghiasi wajah Renjun. Tidak tau siapa orang ini. Teringat akan perkataan Jay saat di apartemen mereka beberapa saat lalu. Poseidon sekarang sudah bubar dan berganti formasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Reality ✦ Jaemren
FanficRenjun menyukai Jaemin sejak mereka bahkan masih SMP. Terjebak dalam satu band di ekskul musik bersama dengan Jaemin saat SMA semakin membuatnya tidak bisa melupakan perasaan pada cinta pertamanya itu. Jaemin adalah seorang womanizer, dia suka mengg...