Flashback (Latihan)

159 8 0
                                    

Zero dan Astra segera berlatih setelah sarapan. Astra tak menyangka Zero ternyata cukup kuat. Karna Astra merasa Zero kuat ia pun semakin meningkatkan kewaspadaan, dan menyerang Zero, namun, karna terlalu keras dalam mengembalikan serangan Zero menjadi terpental dan terluka.

Astra yang terkejut langsung menghampiri Zero. "Maafkan aku, aku tak sengaja." Astra meminta maaf kepada Zero. "Tak apa-apa" Zero hanya mengangukan kepalanya. "Sudah siang, kau istirahat saja dulu Zero, aku akan memasak makan siang kita." Zero hanya menganguk dan langsung melenggang pergi tanpa mengucapkan apa-apa. Astra memasak sup untuk makan siang. Mereka makan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Setelah makan mereka melanjutkan latihan mereka. Dan itulah keseharian mereka, Tidur, Sarapan, Latihan, Makan siang, dan Latihan lagi.

Hingga beberapa hari kemudian tak terasa Zero dan Astra semakin erat hubunganya. Saat mereka sedang makan siang bersama Astra tiba-tiba bertanya tentang kehidupan Zero saat ia masih kecil dan bertanya mengapa ia ingin mengambil Plasma Spark. Raut muka Zero berubah menjadi sedih, Ia tidak menjawab karna ia tidak ingin kehidupannya diketahui oleh orang lain. Astra yang melihat gelagat Zero langsung mengerti dan meminta maaf karna ia membuat Zero harus mengingat masa lalu Zero yang pahit. Zero hanya menganguk sambil tersenyum. Karna merasa tidak enak, Astra berencana untuk piknik bersama Zero. Zero sangat senang dan langsung menyetujuinya karna ia tak pernah berpiknik.

Keesokan harinya ...

Zero bangun pagi pagi sekali dan langsung membangunkan Astra. "Astra-san, Astra-san, Astra-san ayo bangun" Zero terus menggoncang-goncangkan tubuh Astra hingga Astra terbangun. "Iya, iya aku bangun" Astra hanya pasrah dengan kelakuan Zero. Setelah bangun Astra langsung bergegas pegi untuk memasak sarapan dan bekal untuk piknik. Setelah sarapan mereka berdua langsung pergi piknik, saat ditaman Zero berlarian mengejar kupu-kupu seperti anak kecil yang merasa bebas. Wajah Zero menunjukan rasa begitu bahagia, seperti tidak ada keluh kesah ataupun beban. Zero terus berlari hingga ia merasa lelah dan kembali ketempat mereka meletakan keranjang makanan. Astra dan Zero mulai memakan bekal mereka saat hari mulai gelap. Zero dan Astra menikmati indahnya bintang-bintang dilangit sambil menikmati makanan.

"Astra..."

"Ya?"

"Nanti saat aku sudah tiada kau tidak boleh menangis ya"

"Zero..... Jangan bilang kau mau mencoba untuk bunuh diri"

"Maybe"

"Tidak Zero, kau tidak boleh melakukan itu."

"Tapi aku merasa kesunyian"

"Aku berjanji aku akan selaluberada disebelah mu oke"

"Janji?"

"Janji!"

"Arigatou Astra-san"

"Sama-sama Zero"

"Sekarang, ayo pulang"

"Hai"

Mereka membereskan tempat bekas piknik mereka dan bergegas pulang. Astra membawa keranjang yang berisi makanan yang tadi mereka bawa dan Zero berlari-lari pulang dengan hati gembira. Setelah sampai kegua yang mereka tinggali Zero langsung terlelap karna kelelahan. Astra hanya memandanginya sambil tersenyum, Ia berharap semoga Zero tidak memliki pemikiran untuk bundir lagi dan memiliki masa depan yang cerah.

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang