Begitu Renjana mengultimatum perihal perjanjian pra nikah, Marsel adalah orang yang pertama mengusulkan pembicaraan ini mereka baiknya dilanjutkan tanpa Kanya. Wanita itu menurut Marsel dan juga hukum tidak memiliki kepentingan untuk mengetahui perihal rencana rumah tangga Jeehan dan Renjana kedepannya.
Marsel membubarkan pertemuan mereka dengan dalih bahwa Ayah Jeno datang ke perusahaan saat ini. Ia ingin segera menarik Jeehan agar bisa berdiskusi dengan pria itu terkait keputusan Renjana. Kanya pulang dengan kendaraan sendiri, sedangkan Renjana menolak tawaran Jeehan untuk diantar kembali ke studio. Renjana mengatakan akan dijemput oleh sekretaris pribadi papinya.
Di dalam mobil Marsel langsung mengakui kalau ia berbohong perihal ayah Jeehan yang berkunjung.
"Lo harus benar-benar jauhin Kanya, Jee. Jesus christ pernikahan lo di depan mata."
"Sel lo kan tahu juga seserius apa gue sudah janji ke almarhum ayah Kanya untuk jagain dia."
"Lo masih bisa menjaga dia meskipun udah nikah sama Renjana. Kenapa ga dari awal aja sih lo nolak permintaan opa kalau begitu?"
"Sel..."
"Iya iya... gue janji ga ngungkit alasan lo kenapa ga bisa nolak. Tapi lo sadarkan lagi nempatin Renjana dalam posisi apa? Lo brengsek."
"I'm sorry. Gue tahu."
"Jangan minta maaf ke gue. Renjana ajuin perjanjian pra nikah lo tahu artinya apa?"
"Gue ga tahu apa-apa soal perjanjian-perjanjian gituan."
"Akhir-akhir ini lo kayanya agak goblok. Perjanjian pra nikah harus di daftarin. Kalau media sampai mengendus hal ini bisa bikin banyak spekulasi. Lo sendiri tahu Renjana besar di eropa. Perjanjian pranikah itu wajar-wajar aja disana, apalagi pernikahan kalian saat ini kedengaran ga ada bedanya dengan kepentingan bisnis."Kata Marsel. Mata Jeehan menyipit mendengar penjelasan Marsel.
"Isi perjanjian pranikah itu isinya apa saja?"Tanya Jeehan, wajah pria itu terlihat sangat serius.
"Intinya perjanjian itu merujuk pada beberapa pasal. Isi perjanjian sebagian diserahkan kepada pasangan, selama tidak melanggar hukum dan susila, serta pasal yang terujuk. Dalam perjanjian pra nikah yang paling utama diatur soal harta. Jika salah satu di antara kalian ada yang melanggar perjanjian, maka perjanjian ini bisa dijadikan bukti untuk pembatalan pernikahan atau perceraian."
...
"Lo ga papa, Ren?"Tanya Hesa dengan wajah khawatir melihat anak dari bosnya itu menyender lemas pada toilet. Agak bodoh pertanyaan yang dilontarkan, Renjana jelas sedang tidak baik-baik saja.
"Terakhir makan apa?"Tanya Hesa lagi, masih tidak dijawab oleh Renjana.
Renjana memegang perutnya yang terasa perih, medadak kepalanya terasa berat, dan pengelihatannya putih membayang. "Sa, gue minta tolong dong beliin obat maag. Kayanya maag gue kambuh deh."Katanya sambil bersandar di dinding toilet. Wajah Renjana pucat pasi dan keringat bercucuran dari dahinya.
"Kita ke dokter aja ga sih?"Hesa sangat khawatir mendengar Renjana yang sangat lemas.
"Lo banyak tanya banget, Sa. Hoek..."Renjana kembali memuntahkan cairan asam lambungnya, karena isi perutnya yang sudah benar-benar kosong.
Hesa keluar mencari outer di dalam lemari Renjana, "Ren lo nurut sebelum gue seret ke mobil. Ayo kita ke rumah sakit sekarang juga."Katanya sambil memaksa Renjana untuk mengenakan mantel coklat bulu yang terlihat tidak cocok dikenakan pada iklim musim kemarau Indonesia saat ini.
...
Saat Renjana membuka matanya, ia sudah terbaring di atas kasur dalam ruangan putih yang beraroma pinus menusuk. Tenggorokannya terasa kering, kepalanya masih berputar dan tangan kanannya terasa nyeri. Padangannya yang masih buram menangkap selang IV sudah terpasang di tangan kanannya yang terasa nyeri. Mantel berbulu yang sempat dikenakannya berganti dengan baju pajama tipis berwarna biru muda khas pasien rumah sakit. Renjana masih merasa perutnya nyeri dan tubuhnya lemas. Rasanya tidak enak, apalagi ditambah jantungnya berdebar kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry
FanfictionRenjun tahu persahabatannya dengan Jeno sudah berakhir sejak kedua keluarga mereka merencanakan pernikahan untuk mereka. Sebuah fanfiksi dari penggemar. Dituliskan tanpa berniat untuk menjelekkan pihak manapun. Segala hal dalam tulisan ini sama sek...