Bab 9 - Cerita dulu (Perjanjian)

266 48 3
                                    

Sekarang persiapan pernikahannya menjadi lebih mudah. Hesatria membantu lebih banyak dari yang Renjana pikir. Pria itu mengusulkan beberapa permainan seru ketika ia bingung memutuskan sesuatu. Gunting, batu, kertas jika ada dua pilihan. Kalau lebih dari dua pilihan, mereka akan memaikan permainan papan untuk memutuskan. Seperti contohnya memilih jenis bunga untuk dekorasi, mereka berdua memanfaatkan papan berputar itu untuk menentukan keberuntungan.

Jangan merendahkan hasil dari papan itu. Papan Dart seharga 200 ribu itulah yang menunjuk pada bunga baby breath yang sangat indah sebagai dekorasi. Pemilihan konsep warna putih, hitam dan champage juga hasil dari memutar papan roulette di google. Bahkan design undangan pun dipilih dengan roulette juga. Renjun menyesal tidak melakukan ini lebih awal. Semuanya terasa sangat mudah.

Persiapan pernikahan hampir seratus persen, tinggal beberapa hal lain yang harus dilakukan sebelum menuju hari pemberkatan. Renjana merasa bersyukur bahwa acara pemberkatan akan dilakukan secara tertutup di kediaman miliknya. Taman hijau dibelakang rumah disulap menjadi altar kecil selama beberapa jam.

Setelahnya acara jamuan besar dengan mengundang banyak orang akan dilakukan malam harinya di salah satu gedung mewah ternama di Jakarta.

Hesa benar-benar menepati janjinya untuk memperhatikan kesehatan Renjana. Pagi, siang, malam ia turut andil memantau makanan yang dimakan oleh Renjana layaknya pengasuh bayi besar. Buah terus dihidangkan oleh pria itu, dan vitamin harus diminum langsung depan matanya.

"Hesa gue lama-lama capek lihat lo mulu."Terapi Renjana adalah mencari masalah dengan Hesa diwaktu luang. Berdebat dengan sekretaris papi nya itu selalu bisa membuat dadanya lega setelahnya. Soalnya emosi yang ditahannya keluar semua.

Hesa menarik napas, padahal sedari tadi ia hanya diam sambil menyelesaikan laporan pekerjaannya. "Lo jangan nyari ribut. Beberapa hari kedepan gue harus ke kantor, awas jangan rindu."Hesatria tahu permainan licik Renjana mengundangnya dalam perdebatan.

Balasan Renjana cuma mendelik kecil, ia menahan tawa karena sepertinya kali ini ia gagal membawa mereka dalam perdebatan singkat. Tuhan terlalu baik padanya mengirimi Hesa dalam keadaan seperti ini. Renjana banyak bersyukur atas hal ini.

...

Setelah beberapa hari tanpa kabar, akhirnya Jeehan muncul lagi di hadapan Renjana. Melihat kesempatan ini Renjana bersikukuh meminta perjanjian pranikah mereka segera diurus.

Marsel ditunjuk sebagai pengacara. Ditemani juga dua saksi dari partner firma hukum Marsel, yaitu Christopher dan Felix. Selepas pernikahan, Marsel akan melaporkan perjanjian pra-nikah ini pada instansi terkait. Sehingga perjanjian ini sifatnya sah di mata hukum dan negara.

Mereka membicarakan perjanjian ini secara tertutup di dalam ruangan kantor firma hukum milik Marsel, yang akhirnya terpakai lagi setelah beberapa bulan ditinggal pergi kesana-kemari oleh pemiliknya.

"Ren, lo mau nulis apa saja diperjanjian kalian?" Marsel mengajukan kertas kosong dan bolpoin ke arah pria itu. Sedangkan Jeehan hanya diam tanpa suara sedari tadi.

Tangan Renjana bergerak, menuliskan angka satu sebagai poin utama.

"Gue bakalan mengikuti prosedur hukum di Indonesia terkait perjanjian pranikah. Jadi kalau ada yang melanggar peraturan tolong kasih tahu...

... Poin pertama yang mau gue ajukan adalah selama pernikahan nanti tidak boleh ada pihak manapun yang terlibat."Kata Renjana sembari menuliskan inti ucapannya di atas kertas.

Ini diluar pemikiran mereka. Dahi Jeehan berkerut. Sekarang mendadak ekspresional terhadap situasi. Marsel selaku penengah dalam hal ini tentu saja berusaha mencari tahu apa arti ucapan Renjana.

CherryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang