"Lo kenapa ada disini?"Hesa tidak dapat mengontrol rasa keterkejutannya melihat Renjana yang baru keluar dari kamarnya dengan wajah menahan kantuk. Wajahnya tebal, bengkak dan terlihat guratan lelah setelah perayaan pernikahan itu terlaksana dengan meriah kemarin malam. Renjana rasanya kalau tidak benar-benar lapar, ia masih mau bergelung dengan kasurnya. Enggan beranjak barang satu langkah keluar dari kamarnya.Tidak menjawab pertanyan Hesa, Renjana malah merenggangkan tubuhnya pelan. Berusaha menarik otot-otot miliknya yang menjadi kaku karena kemarin dipaksa bekerja keras. "Jeehan ada di dalam?"Tanya Hesa lagi. Kali ini berusaha mengintip ke dalam kamar Renjana. Tapi nihil dia melihat tidak ada siapapun di dalam kamar Renjana.
Niat Hesa datang sore ini ke kediaman Manutranggana untuk mengambil beberapa dokumen di ruang kerja Yoshua. Namun sekarang malah terdistraksi oleh pengantin baru yang kemarin baru saja menjadi sorotan satu negara keluar dari kamar dengan piama kuning pokemon.
"Apaan sih. Ga ada Jeehan disini. Bi Ratih masak apa yah? Gue lapar."Wajah Renjana mengerut memegang perut datarnya yang terasa kosong. Mengaduh pelan dengan diiringi suara perutnya yang terdengar keras.
Hesa memukul pelan pipi Renjana, "Lo masih tidur yah?"Tegur Hesar, ia tidak habis pikir sama orang di depannya. Menikah, kemarin pria itu menikah. Kenapa malah pulang ke rumahnya sendiri?
"Sakit tau ihh."Delik Renjana kesal memegang pipinya yang dipukul oleh Hesa.
"Lo nikah kemarin, kenapa balik kesini ga sama suami lo?"
"Hah?"Mata Renjana membulat.
"Hah?"Balasan heran Hesa dengan wajah nyalang membuat Renjana menyadari ucapan Hesa.
Renjana menghela napas pelan, "I am so stupid! Last night i felt so bloody tired. Gue langsung balik semalam suruh supir antar ke rumah. Sumpah gue capek banget, Sa."
"Ya Tuhan Yesus."Hesa tidak mampu berkata-kata lagi melihat Renjana saat ini.
Baru saja kemarin Hesa menitihkan air mata karena sosok di depannya itu mengucap ikrar setia di hadapan Tuhan dan jemaat lain. Tapi kini lagak orang ini seperti terkena demensia.
"McD drivethru yuk. Gue lapar banget sumpah."
...
Masih mengenakan baju piyama kuning pokemon, Renjana menyuap McFlurry ke dalam mulutnya sambil melamun. Fokusnya berpindah sebentar ke handphone miliknya, sebelum kembali dalam ritual melamun kosong ke arah resto McD.
"Jeehan telepon gue."Katanya dengan nada seakan separuh jiwanya benar-benar hilang entah kemana.
Mendengar itu rasanya Hesa sedikit ketakutan. Takut berita miring menerpa Renjana yang melakukan tindakan impulsive ceroboh diluar alam sadarnya. Bahkan saat ini setelah menghabiskan 8 picis nuget pedasnya ia masih ragu Renjana sudah sepenuhnya kembali pada kewarasannya.
"Angkat anjir suami lo."Hesa memperingatkan keras.
Namun respon dari Renjana memang sesuai prediksi, "Gak ah takut."
"Kalian berdua pasangan aneh."Tuding Hesa kesal.
Sekarang muncul tanda tanya di dalam kepalanya kenapa Renjana bisa pulang ke rumah tanpa suami barunya itu? Belum lagi, bagaimana Renjana bisa pulang tanpa menarik atensi orang-orang disana tadi malam. Bahkan saat Hesa meninggalkan gedung mewah tempat acara resepsi berlangsung pukul 11 malam saja masih ramai. Mempelajari kebiasaan dari Renjana sih sepertinya Jeehan tidak tahu kalau anak manja di sampingnya itu pulang ke rumah sendiri.
Deringan berikutnya kembali terdengar. Tapi jelas Renjana masih teguh pada agenda enggan mengangkat telepon dari Jeehan. Hal ini malah semakin membuat Hesa gemas melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry
FanfictionRenjun tahu persahabatannya dengan Jeno sudah berakhir sejak kedua keluarga mereka merencanakan pernikahan untuk mereka. Sebuah fanfiksi dari penggemar. Dituliskan tanpa berniat untuk menjelekkan pihak manapun. Segala hal dalam tulisan ini sama sek...