DEVIL

41 9 0
                                    

“Setelah aku pikir-pikir, ada baiknya untuk hyung bercerita saja pada beliau.. Mungkin hyung bisa dapat solusi yang lebih pasti."

Suara itu sayup-sayup terdengar di telinga Kibum saat ia baru saja keluar dari kamarnya. Entah mengapa akhir-akhir ini kepalanya sering mengalami pusing dan itu membuatnya kesusahan untuk tidur nyenyak.

Niatnya, ia ingin menuju dapur dan mengambil segelas air untuk diteguk bersama dengan obat pereda pusing. Tetapi, ia tak sengaja mendengar percakapan dua orang yang berada di ambang pintu dorm tersebut.

Kibum berusaha menghiraukan dan tetap melangkahkan kakinya ke dapur. Tapi tentu saja telinganya tidak tuli untuk mendengar, membuat dirinya penasaran dan mendekati arah suara itu berasal. Ia mengintip perbincangan itu dari balik dinding.

"Begitukah? Kalau begitu nanti aku akan coba konsultasi." ucap pria yang lebih tua.

"Humm. Lagipula perkataanmu ada benarnya hyung, kau bisa menuntaskan rasa penasaranmu." sahut pria yang satunya lagi.

"Ya sudah, aku kembali ke atas dulu, Kyu."

"Omong-omong...." Kyuhyun mendekat dan memegang tangan lawan bicaranya, "Hangeng hyung, kau harus memberi tahu hasil konsultasimu nanti... padaku."

Kyuhyun tiba-tiba menengok ke belakang dan membuat Kibum terkejut. Ia spontan bersembunyi di balik dinding itu. Jantungnya berdegup kencang seperti maling yang baru saja tertangkap basah. Apa ia ketahuan?

Tapi ini bukan salahnya juga jika ia mendengar, percakapan mereka berdua dilakukan di dorm yang pada dasarnya milik bersama.

"Uh seperti nya dia tidak melihatku.." pikir Kibum.

Pikirannya kini melalang buana sesaat setelah melihat Kyuhyun menyebutkan kalimat terakhirnya, karena begitu Hangeng mendengarnya, tubuh pria itu tiba-tiba membeku dan ia hanya mengangguk setuju.

Ah.. atau ia hanya salah lihat? Tidak mungkin.. Kibum benar-benar 'sudah' terbangun karena acara mengupingnya itu di pagi hari. Tapi sudahlah, ini urusan mereka, ia tak mungkin tiba-tiba ikut dan minta terlibat dalam perbincangan.

.

.

.

"Hyung, maaf jika aku merepotkanmu.. Seperti nya aku meninggalkan barangku di ruang latihan, aku harus ke atas dulu untuk mengambilnya." ucap Kibum pada manager di kursi depan.

"O-oh tidak apa, ambil saja, katanya Sungmin sedang turun dan akan ikut mobil kita, jadi aku juga sedang menunggunya. Apa aku harus memintanya untuk kembali dan mengambilkan barangmu yang tertinggal?"

"Hmm.. Sebaiknya aku saja yang kembali, aku janji tidak akan lama."

"Baiklah kalau itu maumu.."

Kibum keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya di basement parkiran yang sepi. Ia kembali masuk ke bangunan dan berdiri di depan lift. Kibum juga tidak lupa memencet tombol yang berada di sampingnya. Setelah menunggu lumayan lama, ia mendapati pintu lift terbuka dan menampilkan 2 orang pria yang sangat dikenalnya disana.

Anehnya, situasi ini seperti familiar diingatannya. Ia lagi-lagi mendapati Kyuhyun yang bicara dengan seseorang, dan orang itu seperti sedang membeku. Tapi Kibum menepis kecurigaannya, ia berusaha bersikap wajar di depan keduanya.

"Sungmin hyung, katanya kau mau ikut dengan mobil kami? Kyuhyun mau ikut juga?" Kibum berujar.

Dengan sedikit tergagap Kyuhyun membalasnya "O-oh iya, Sungmin hyung tadi mengajakku ikut dengannya."

⚠️ SUPER POWER ⚠️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang