Kala pintu itu dibuka, seluruh pasang mata menatap padanya.
"Assalamualaikum... maaf saya terlambat."
"Waalaikumsalam."
"Iya... nggak papa. Santai aja."
Azmi membawa langkah menuju meja rapat yang ada di ruang OSIS di mana rekan-rekan satu almamater menunggunya. Jelas menanti hadirnya si ketua di tengah-tengah mereka.
Satu kursi di sana ia tarik. Cowo itu duduk diantara anak OSIS lainnya. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, ia segera saja membuka diskusi.
"Baik, sudah kumpul semua? Kita mulai saja rapat sore ini terkait camping bulan depan."
—
"ANGEL!"
Suara Pujki menggelegar seisi rumah waktu gadis itu baru saja menginjakkan kaki masuk ke rumah. Teriakannya yang mampu terdengar ke tetangga sebelah bisa-bisa di lempari sebuah panci jika saja keluarga Dewaga tidak memiliki halaman seluas lapangan golf.
"APASIH TERIAK-TERIAK?" selak yang dipanggil dari lantai dua. Angel emosi mengangkat kepala dari buku yang sedang ia baca.
Pujki yang mendengar itu buru-buru naik ke atas segera menjumpai Angel. Senyumnya merekah. Tidak tau saja yang di dalam kamar sudah siap ingin melempar sebuah bantal.
"EH COK.. LO TAU NGGAK, ITU KETOS—"
Pintu dibuka.
—BUGH.
"Anjing."
"Brisik."
Pujki mengusap kening yang dihadiahi sebuah bantal. Bibirnya mengerucut menatap pelaku yang baru saja melempar bantal itu padanya.
"Ya! Shiball sekii!" Pujki memungut bantal di lantai dan berniat ingin membalas. Namun melihat tatapan horor Angel membuatnya mengurungkan niat.
"Ah!" Pujki membanting bantal di kasur. Dia sudah berdiri tepat di sisi Angel yang sedang tengkurap dengan buku di tangannya.
"Napa lo?" Angel bertanya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan dari buku novelnya.
Pujki menjatuhkan bokong di tepi kasur. Bibirnya melengkung menciptakan sebuah senyuman.
"Kayanya pindah ke Cendrawasih bukan hal yang buruk, deh. Lo tau, nggak, sih?! Tadi itu waktu gue di hukum sama guru bk yang gendut itu, gue ketemu sama Ketos kalian. Namanya Ami—"
"Azmi." Angel mengoreksi sesaat menyela cerocosan Pujki.
"—Iya itu. Ganteng banget, Ngel. Sumpah terpesona gue, omaigad!"
Angel tak merespon, dia memutar mata jengah. Tidak perlu heran jika Pujki kesemsem seperti saat ini. Lagian ini juga bukan kali pertamanya melihat Pujki terpesona terhadap ketampanan cowo. Contoh lainnya yaitu ketika gadis itu sampai terpekik histeris kala melihat idol kesayangannya di ponsel sedang melakukan siaran langsung.
"Anaknya kalem gitu tapi, Ngel. Lo temenan sama dia, nggak? Bisa dong bantuin gue cari tau tentang dia?"
Pujki mulai meringik, Angel menghela nafas kasar.
"Gue cuman sekedar tau nama."
"Yah, nggak membantu banget lo! Gue harus gimana, dong, biar deket sama dia? Lo tau nggak? Dia alim, deh, keanya."
"Bukan keanya lagi. Emang."
Pujki mengangguk semangat, namun sedetik kemudian cemberut. "Gue nggak pantes sama dia kalo dilihat-lihat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dari Pujki
RomanceMenceritakan sebuah kisah rumit antara Pujki Cantika Maher, Gery Fernando, dan Candrarhe Azmi Gunawan adalah suatu hal yang menarik. Orang pikir kisah mereka terlalu basic dalam kehidupan remaja pada umumnya, namun siapa sangka kisah basic itu terny...