Distrik lonteh 2‼️

2.6K 170 26
                                    

Sudah 3 hari aku menunggu kedatangan mereka,namun aku tidak pernah melihatnya sekalipun.dimanakah mereka? Apa mereka akan datang? Atau ini semua salahku? Apa aku yang sudah mengubah hampir dari seluruh alur ceritanya? Apa aku yang terlalu berambisi?

Seluruh isi otakku mulai bercampur campur dan membuat kepalaku pusing dan seperti ingin meledak.Aku bahkan tidak melihat keberadaan para istri tengen,aku sudah mengecek tempat persembunyian daki namun aku tidak melihat keberadaan mereka.

Atau.....

Aku sendiri yang akan melawan daki dan gyutaro sendirian? Memangnya aku sanggup melawan mereka berdua? Apa aku akan mati? Apa aku akan mati di tangan muzan?

"AAAAARGHHHHHH" (name) menghajar kepalanya sendiri.

"SIALAN SIALAN SIALANNN KENAPA SEMUANYA BERANTAKAN SEPERTI INI?!?! INI TIDAK SESUAI DENGAN RENCANA DAN KEINGINANKU!!! Ucap (name)

"Tapi marah marah seperti ini tidak akan membuahkan hasil sedikitpun,ini hanya akan memperburuk keadaan,aku harus tetap maju dan menghadapi masalahku sendiri!" Batin (name) yang berusaha menyemangati dirinya.

Malam menjelang.(name) duduk di jendela dan memandangi bulan yang bersinar terang."indah" satu kata yang selalu muncul di benak (name) setiap melihat bulan.(name) menyender di tembok dan menyilangkan kakinya.

"Kalau bukan karena bunga itu,mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengan Muzan atau mungkin selamanya." Batin (name).

"Mungkin kau benar" suara Muzan yang datang entah darimana.

(Name) kaget dan hampir jatuh dari jendela itu kalau bukan muzan yang menahannya.

"Minimal kalo mau dateng ketok dulu atau kasih aba aba gitu,ini kalo aku jatoh gimana?" Ucap (name) marah.

"Kalaupun kau terjatuh memangnya kau akan mati? Kau kan iblis" ucap muzan yg kebingungan dengan perilaku aneh (name) akhir akhir ini.

"Ehhh,iy-iya-iyaa yaaa,hehehe maaf mungkin aku lupa kalau aku adalah seorang iblis." Tawa (name) menahan malu.

"Duduklah kita nikmati malam ini bersama sama" ucap muzan membuat (name) salting setengah mati.

(Name) dan muzan pun duduk bersampingan sambil memandangi bulan.

"Kau menyukai sinar bulan yaa?" Tanya Muzan

"Iyaa,bagaimana denganmu? Kau menyukai sinar matahari kan atau mungkin kau rindu dengan rasa hangatnya." Tanya (name) yang membuat muzan melihatnya dengan tatapan sinis namun berubah menjadi sayu menandakan ia sedih.

"Hmm aku mengerti.aku mengerti rasanya menjadi mu,seandainya kau terlahir menjadi anak yang sehat dan kuat mungkin kau tidak perlu merasakan hal ini." Ucap (name)

"Aku mengerti kau hanya ingin menjadi orang normal dan bisa berjalan dibawah sinar matahari tanpa perlu khawatir akan rasa sakitmu."

"Jujur saja jika aku menjadi mu,mungkin lebih baik aku mati saja dan berdoa kepada dewa untuk dilahirkan kembali menjadi anak yang normal dan tidak perlu sakit sakitan."



"Ternyata kau tau ya?" Tanya Muzan

"Hampir semuanya" ucap (name)

Muzan menyenderkan kepalanya ke pundak (name) dan suasana terasa hening.(name) tidak merasa terganggu akan hal itu,baginya hal itu sudah biasa terjadi setiap Muzan datang menemuinya.(name) lebih menunjukkan emosinya melalui sentuhan.

(Name) pun mengelus rambut muzan yang begitu halus dan lembut perlahan lahan mengelus wajahnya.

"Aku beruntung memiliki seorang bawahan yang mengerti akan perasaanku.seumur hidup tidak ada Yang mau mengertiin perasaanku.aku beruntung memilikimu." Ucap muzan pada (name)

Kibutsuji muzan x reader (warning⚠️) 18+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang