seperti mimpi

662 48 4
                                    

Di ruang makan Hancock duduk bersebelahan dengan Luffy dan berhadapan dengan Chopper, disamping Chopper adalah Brook. Sedangkan Luffy berhadapan dengan Jinbei.
Nafsu makan Luffy kembali seperti semula para kru merasa sangat senang melihat Luffy yang menikmati makanannya dengan lahap dan tentu saja dengan porsi makan yang banyak. Hancock memandangi Luffy dengan matanya yang berbinar dan pipi merahnya, dia sangat senang dapat melihat Luffy makan dengan jarak sedekat itu.

Setelah mereka menghabiskan makanannya dan bercanda ria tiba-tiba Brook berkata.

"Kau sangat cantik nona, bolehkah aku melihat cel-".

Brook tidak melanjutkan kalimatnya karena Luffy tiba-tiba berdiri dan menatapnya dengan tatapan tajam seraya berkata.

"Aku akan membiarkanmu mengatakan hal itu kepada gadis manapun tapi tidak dengan Hancock!".

"Kau pun sama, Sanji. Kau bisa menggoda gadis manapun kecuali Hancock!".

Kalimat serius yang diucapkan Luffy benar-benar membuat suasana hening. Brook dan Sanji pun tak berani menjawab dan hanya mengangguk paham.

"Sebenarnya apa yang ingin dia katakan sehingga kau terlihat marah seperti itu Luffy?". Tanya Hancock kepada Luffy, dia kebingungan tentang situasi ini. Hancock sama sekali tidak tahu kalau Brook memiliki kebiasaan menanyakan 'bolehkah aku melihat celana dalam mu' ketika bertemu dengan gadis cantik.

"Itu bukan hal penting Hancock". Jawab Luffy dengan senyumannya.

"Etoo... Hancock apakah lukamu masih terasa sakit?". Chopper menanyakan hal itu kepada Hancock dengan malu-malu. Sontak hal itu membuat Hancock terkekeh kecil dibuatnya karena menurut Hancock Chopper sangat imut dengan ekspresi seperti itu.

"Jujur saja luka ini masih terasa begitu perih, namun setidaknya ini lebih baik dari pada sebelum kau mengobatinya". Hancock mengatakan itu dengan senyum manis diwajahnya yang membuat Chopper,Sanji, Brook, dan Franky terpana dengan senyum itu. Namun mereka tidak berani terlalu menunjukkan ekspresi mereka karena peringatan dari sang kapten tadi.
Luffy yang melihat senyum dari Hancock merasa sangat senang dia ingin terus melihat senyum itu dari wajah Hancock, dia ingin terus melihat Hancock bahagia seperti ini.

"Kalau begitu aku akan mengoleskan obat dilukamu agar cepat membaik, ayo kita keruanganku sekarang!". Chopper beranjak dari duduknya dan diikuti oleh Hancock begitu juga dengan Luffy yang akan selalu menemani Hancock.
.
.
Sekarang mereka bertiga telah berada di ruangan Chopper

"Aku akan mengoleskan obat ini keluka mu dan mungkin ini akan terasa sedikit sakit". Ucap Chopper.

"Tidak apa-apa Chopper, aku akan berusaha untuk menahannya". Balas Hancock sembari melepaskan pakaiannya.

"Aku akan selalu menemanimu Hancock". Timpal Luffy seraya duduk di samping ranjang menghadap Hancock.

"Baiklah, aku mulai ya". Chopper bersiap untuk mengoleskan obat kepunggung Hancock. Hancock juga sudah siap untuk diolesi obat itu.

"Arghhh". Teriak pelan Hancock sesaat setelah Chopper mengoleskan obat kelukanya sembari tangannya memegang dan meremas baju Luffy yang berada di depannya itu.

"Ssshhhh"

"Hemhhhh"

"L-l-luffy..... hiks..S-sakit". Hancock merengek kesakitan sembari meneteskan air matanya.

Melihat hal itu Luffy pun merasa tak tega ia lalu memeluk Hancock dan mengelus pelan puncak kepalanya.

"Tidak apa-apa Hancock, bertahanlah! Ini demi kebaikanmu". Ucap pelan Luffy yang membuat Hancock merasa tenang dan membalas pelukan Luffy dengan lebih erat.
.
Chopper kini telah selesai mengoleskan obat kepada Hancock.

Love is a storm [One Piece]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang