3.𓉳

127 15 9
                                    

Kaki panjangnya melangkah cepat pada sebuah tangga yang mengantarkannya pada sebuah ruangan atas dengan pintu hitam besar.Tak percaya sedikitpun jika ruangan yang tampak seperti ruangan rahasia itu adalah kamar seorang perempuan berusia enam belas tahun.Sepatu pantofel hitamnya berhenti tepat didepan pintu ketika seseorang muncul disebelahnya dengan senyum seakan mengucapkan terimakasih atas kedatangannya kesini.

"Anda bisa langsung masuk,saya mohon agar anda bisa membantu saya apapun caranya." Hyunseo memberikan sebuah kunci pada Heeseung yang menatap kunci ditangannya dengan sekelebat pikiran yang sejak tadi ada didalam kepalanya.

"Saya percayakan kepada dokter Lee, anda bisa datang kapanpun anda mau. Saya juga berharap anda bisa menjaga kepercayaan saya." Heeseung mengangguk pelan. Ia rasa Hyunseo terlalu mencemaskan putrinya hingga melakukan segala hal demi Sunghoon. Dari hal ini ia bisa tahu kenapa Sunghoon bisa mengidap sindrom ini. Perlakuan sejak kecil yang terlalu dimanja dan keinginan yang selalu dituruti secara tidak sadar mengubah sikap Sunghoon.
Itu hanya analisa darinya.

"Apa sudah ada Psikiater yang datang? Saya tidak ingin Sunghoon kembali seperti—" Heeseung menghentikan ucapannya,menatap raut Hyunseo yang tampak tersinggung dengan kalimatnya kemudian berdeham pelan.
"Maaf,maksud saya,saya tidak bisa menangani hal ini sendirian karena saya hanya seorang dokter gigi."

Hyunseo mengangguk cepat,ia tahu maksud Heeseung. Laki-laki itu sudah berbaik hati membantunya dengan itu ia sudah menyerahkan hal ini pada Heeseung.
"Psikiater akan datang malam nanti,tapi anda bisa masuk.Saya sangat berharap pada anda."

Mengangguk lagi Heeseung kemudian membuka pintu tersebut setelah Hyunseo pergi ke lantai bawah. Ia akan menghadapi seorang remaja,tapi ada sebuah ketakutan didalam dirinya.Bukan takut terluka,tapi ia takut jika usahanya akan sia-sia. Melihat ekspresi senang dari ibu Sunghoon membuatnya menjadi merasa memiliki hutang. Meskipun ini bukan sebuah hutang tapi didalam dirinya muncul sebuah tekad untuk mengubah Sunghoon jauh lebih baik setelah mendapat sebuah kepercayaan yang besar dari Park Hyunseo.

Pintu terbuka pelan,tak ada cahaya dari dalam kamar tersebut karena tak ada satupun lampu yang menyala. Langkah Heeseung terhenti ketika kakinya seperti menginjak sesuatu. Dengan meraba-raba dinding ia mencari sakelar lampu. Seketika lampu menyala. Matanya melihat pada isi kamar tersebut yang sudah begitu berantakan. Seluruh barang-barang sudah berserakan dilantai dengan beberapa pecahan kaca. Kakinya bergeser dengan tatapan kebawah. Rupanya ia menginjak pecahan piring kaca tipis. Beruntung ia mengenakan sepatu pantofel hingga tak menembus pada telapak kakinya.

Matanya bergerak lagi melihat lantai disekitarnya. Ada nasi serta beberapa makanan lain yang berserakan. Tak jauh dari sana ada pecahan gelas dan genangan air.Ia tahu itu adalah makanan yang dimaksud Hyunseo.Bagaimana ia akan menghadapi hal seperti ini untuk selanjutnya sementara saat ini ia sudah merasa bingung.

Kakinya bergerak lagi melangkah pada kasur yang begitu berantakan dengan selimut yang terjuntai kebawah dan bantal yang sudah tergeletak dilantai.Dengan tarikan nafas pelan ia mengedarkan pandangannya.Sejak ia masuk disini ia belum melihat seseorang yang menjadi alasan kenapa ia datang. Sunghoon tak ada didalam kamar yang sudah tak berbentuk ini. Kakinya melangkah cepat ke kamar mandi ketika ia baru sadar ada suara gemericik dari dalam sana.Tangannya hendak memutar kenop namun ia teringat sesuatu.Akhirnya ia mengetuk pintu dengan pelan.

"Sunghoon? Kau ada didalam?" Panggilnya pelan dengan mata penasaran. Tak ada tanda-tanda jika Sunghoon akan menjawab atau membuka pintu setelah sudah sekian kali ia memanggil perempuan itu. Aliran air pun terdengar pelan dan teratur seperti tak ada yang bergerak disana—tak ada aktivitas. Menarik nafas dalam,Heeseung mendorong pintu tersebut yang ternyata tidak terkunci. Dengan segera kakinya melangkah ke penjuru kamar mandi,mengecek semua tempat seperti toilet dan juga kedalam bathtub yang tertutup tirai. Tak ada seseorang disana. Bahkan percuma saja ia memeriksa dengan hati-hati dan bersiap menutup mata apabila ada Sunghoon yang sedang mandi atau apapun itu. Tapi nyatanya Nihil.

Tantrum (HeeHoon) Enhypen//Switch (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang