Suara berisik dan barang yang berjatuhan membuat langkah kaki itu berlari cepat membuka pintu hitam yang menjadi pembatas dimana seseorang didalamnya tak terhubung oleh dunia luar. Gerakan gemetar ketika tangannya meraih botol-botol putih yang telah kosong dari dalam nakas. Tangan penuh luka dan lengan yang berbekas cakaran tersebut bergerak tak tentu mengais botol-botol kecil dari dalam sana. Membuang semua botol yang telah kosong dan berteriak kesal karena tak juga ia temukan benda yang ia inginkan.Wajahnya memerah frustasi menggerakkan tangan kesana kemari dengan tangisan yang mulai terdengar.
Suara pintu yang terbuka dan seseorang yang berlari dari sana tak membuatnya berhenti sama sekali untuk mengeluarkan semua yang ada dari dalam laci.Matanya bergerak liar mencari-cari sesuatu namun tak juga ia dapatkan hingga suara dari belakang dan sepasang tangan yang memegangnya membuat gerakannya berhenti.
Matanya menatap kosong pada lantai dan seluruh isi laci yang sudah berjatuhan disana.Tubuhnya bergetar dengan kaki yang menopang lemah.
"Kau mencari apa sayang?" Suara pelan penuh kesedihan itu terdengar jelas ditelinga Sunghoon.Matanya menutup rapat dengan tubuh yang semakin bergetar. Jari-jarinya bergerak meremas tangannya sendiri dengan erat kemudian berbalik setelah berhasil melepaskan tangan sang ibu dari bahunya. Matanya menatap nanar pada sang ibu.Air matanya mengalir membasahi wajahnya yang terlihat memerah namun dengan bibir yang pucat.
"AKU INGIN TIDUUUURR....." Sunghoon berteriak keras dengan seluruh emosinya. Tangannya masih terkepal disamping tubuh.Wanita didepannya menatap dengan wajah sedih,mencoba mengambil lengan Sunghoon namun Sunghoon melangkah mundur.Kepalanya menggeleng cepat dengan tangisan.
"AKU INGIN TIDURR...AKU INGIN TIDUR!!!" Teriakannya terdengar keras hingga rasanya Hyunseo merasakan telinganya sakit. Tangannya ditepis kasar oleh Sunghoon saat berusaha membawa putrinya berada dalam ketenangan. Ia hanya ingin memeluk anaknya agar bisa memberikan rasa tenang,namun apa yang ia lakukan justru membuat Sunghoon semakin berteriak keras.
"AKU TIDAK BISA TIDUUUURR......" Tangisannya memenuhi kamar. Malam pukul dua dini hari menjadi penuh dengan tangisan Sunghoon. Semua pegawai dan pelayan yang mendengar hanya bisa diam ditempat mereka berjaga. Ini bukan suatu hal aneh,ini juga bukan hal yang membuat mereka heran. Sudah biasa untuk penghuni kediaman Park mendengar semua tangisan serta teriakan Sunghoon.
"Aku,,,aku benci,aku benci.." Tubuh kurus dan pucat itu meluruh pada lantai. Duduk dengan kedua tangan didepan memegangi lantai. Rambutnya tergerai berantakan dengan wajah basah yang terus di aliri oleh air mata.
"Aku benci...AKU BENCI!!!AKU BENCIIII!!!!" Tangan Sunghoon memukul-mukul lantai dengan kuat. Isakan keras dan teriakan itu menyayat hati Hyunseo yang hanya bisa diam menatap putrinya dengan perasaan kalut dan bingung.Tangannya menutupi mulut untuk tidak terisak karena sejak tadi air matanya sudah mengalir begitu saja melihat semua yang terjadi pada putrinya.Berdiri didekat pintu dengan perasaan sakit,wajahnya berpaling menatap ke arah lain saat teriakan Sunghoon semakin terdengar keras.
Hyunseo melangkah berat ,keluar dari kamar putrinya. Langkahnya pelan meninggalkan kamar itu setelah mengunci kembali pintu dengan isakan. Sampai kapan ia terus menyaksikan hal ini. Melihat anaknya menderita jauh membuatnya lebih menderita dibandingkan dirinya sendiri yang mengalami hal itu. Andai saja bisa ia tukar hal tersebut,maka akan ia relakan ia menderita semua rasa sakit yang Sunghoon rasakan.
Sedikit merasa tak enak hati ketika jari-jarinya menekan nomor seseorang pada ponselnya. Bukan ini yang ia inginkan. Sebenarnya ia juga tidak ingin orang lain merasa direpotkan dan terjebak dalam kehidupan anaknya yang menyakitkan,namun ia harus bersikap egois karena didalam pikirannya selalu ingin Sunghoon mendapatkan semua yang terbaik.
Beberapa menit setelah menelepon Heeseung,akhirnya laki-laki itu tiba.Mata Heeseung menatap penuh tanya pada Hyunseo yang tampak baru saja menangis,menyambutnya di ruang tamu dengan wajah cemas. Telepon dari wanita itu membuat pikirannya cemas seketika. Masih tidur dengan nyenyak,matanya yang masih mengantuk pun rasanya sudah tak lagi terasa karena mendengar Sunghoon dalam keadaan yang tidak stabil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tantrum (HeeHoon) Enhypen//Switch (TERBIT)
Genel Kurgu~~Kita bertemu tidak sengaja dan sekarang kau masih ada bersamaku meskipun dengan awal yang terpaksa.Takdir menyimpan rahasia,menyembunyikan bahagia untuk dia yang menunggu cinta. #Heeseung-Sunghoon #Enhypen Start : 2 Juni 2022 Finish : #🥇healt #�...