10.𓉳

70 12 1
                                    

Suatu pemandangan yang sama saat kaki itu melangkah masuk pada ruangan gelap yang terletak dilantai atas.Bukan barang-barang yang berantakan,bukan juga makanan yang berserakan dilantai.Tapi sosok perempuan yang sedang duduk ditepi kasur yang menjadi titik perhatiannya saat ini. Sunghoon.

Walau ia sadari perlahan awan mendung terlihat menipis menampakkan cahaya yang pudar.Tak terlalu jelas cahaya muncul melalui celah-celah tersebut. Sang mentari memang mulai menyapa,memberikan rasa kehangatan pada buminya.Sangat menyayangi bumi hingga begitu besar cahaya dan kehangatan yang ia berikan sampai tak menyadari jika buminya berubah.Berubah menjadi kering dan retak karena sengatan panas matahari.Tak bisa melakukan apa-apa,matahari hanya berharap hujan akan datang . 

Karena kemarau akan berakhir,ketika hujan hadir.

Kaki panjangnya berjalan mendekati sisi kasur melihat Sunghoon yang sudah duduk diam disana tanpa suara. Bibirnya sedikit terangkat menyadari jika Sunghoon tidak lagi duduk dilantai seperti biasanya. Sebuah sapaan lembut ia lontarkan ketika sudah berdiri disamping Sunghoon yang melihatnya diam.

"Selamat pagi Sunghoonie.." Ini memang sebuah sapaan membosankan dan terlalu basi untuk diucapkan. Namun ia tahu ini adalah sesuatu yang membuat hati Sunghoon menghangat.

Decihan pelan terdengar dengan wajah Sunghoon yang beralih menatap kearah lain.Apa Heeseung pikir dia anak kecil? Sapaan yang membosankan dan begitu geli untuk didengar.

"Sebentar,aku akan mengambilkan sarapan untukmu." Mata Sunghoon mengikuti secara diam-diam ketika Heeseung sudah berbalik berjalan kembali keluar dari kamarnya.Jari-jarinya memegangi seprai dengan erat,matanya tertutup sebentar dengan bibir melengkung tipis.Kaki kecilnya bergerak-gerak dan seketika terdiam seperti semula saat Heeseung tampak masuk dengan sebuah nampan makanan.

Tangan Heeseung menarik kursi untuk mendekat pada Sunghoon.Meletakkan nampan ke atas nakas kemudian mengambil piring untuk melakukan kegiatannya seperti biasa—menyuapi Sunghoon. Sudah kesekian kali ia mencoba agar Sunghoon mau makan sendiri,tapi sepertinya perempuan itu tidak ingin makan jika tidak dipaksa dengan menyuapinya.Bahkan kesadaran Sunghoon untuk kesehatan diri sendiri saja belum kembali,bagaimana gadis itu bisa makan dengan keinginannya sendiri? Sunghoon tak menyentuh makanan apapun jika bukan Heeseung yang memberikan dan menyuapinya.Sepertinya perempuan itu kini benar-benar menunggu dokter gigi untuk merawatnya .

Heeseung mengulurkan tangannya yang sudah memegang sendok pada Sunghoon. Senyuman hangat selalu ia berikan agar suasana hati Sunghoon tak memburuk. Tapi yang ia lihat kali ini Sunghoon hanya diam saja menatapnya tanpa mau makan. Heeseung mengerutkan satu alisnya,melihat arah pandang Sunghoon pada air putih di atas nakas. Menarik nafas pelan,ia tersenyum kemudian mengambil gelas tersebut.

"Maaf ,aku lupa memberikan minum terlebih dahulu." Heeseung tersenyum sembari memegangi Sunghoon untuk minum.Perempuan itu hanya diam menatapnya dari dalam gelas kaca bening.

"Sunghoon,kau bisa bicara jika ada sesuatu yang aku lupakan." Meletakkan lagi gelas ke atas nakas. Matanya menatap pada mata hitam yang melihatnya dengan ekspresi datar.

"Mungkin kali ini aku tahu apa yang kau maksud,tapi aku juga belum bisa mengetahui semua yang kau inginkan." Terus menatap Sunghoon dengan senyuman.Ucapannya pun ia ucapkan dengan lembut agar Sunghoon tidak merasa dalam keadaan dimarah atau dinasehati saat ini. Dalam hal seperti ini tentu saja ia harus berhati-hati dan mengontrol dirinya untuk terus bersikap tenang dan lembut. Memang Sunghoon bukan lagi anak-anak,tapi hati Sunghoon bukanlah hati yang kuat. Perempuan itu memiliki hati rapuh hingga rasanya akan cepat sekali hancur walau hanya dalam sentuhan satu kata buruk yang sengaja ataupun yang tidak sengaja ia ucapkan. Untuk itu Heeseung perlu mengerti semua hal ini,karena apapun yang ia lakukan akan mempengaruhi Sunghoon.Dan terusbia ingat bahwa Sunghoon berubah sewaktu-waktu.Marah,lemah dan terkadang dipenuhi dengan obsesi.

Tantrum (HeeHoon) Enhypen//Switch (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang