Hari ini tampak tidak cerah. Langit kelabu dan awan hitam terlihat sama seperti kemarin. Angin yang berhembus terasa dingin bertiup pelan pada pagi hari yang tenang ,seakan mengantarkan hati untuk turut merasakan kesedihan yang dirasakan seseorang. Gerimis tipis turun memberikan bekas rintik-rintik pada kaca mobil yang sedang melaju menuju kediaman Park.
Heeseung menatap kedepan dengan segala pikiran yang melintas di kepalanya. Memutuskan untuk masuk kedalam masalah ini bukan suatu pilihan namun juga bukan sesuatu yang bisa ia hindari setelah hati kecilnya merasa jika dirinya harus masuk lebih jauh dalam hidup seorang Park Sunghoon. Keputusannya mengambil langkah ini mungkin sebuah gerakan hatinya sendiri tanpa ia sadari ia mau menginjakkan kaki pada kediaman Park dan menghampiri ruangan gelap dengan seorang perempuan yang masih berada pada masa sulit didalam sana.
Terasa sangat sunyi karena tak ada suara apapun. Semua pelayan yang berkerja pun tak ada yang bicara. Semuanya sibuk dengan perkerjaan masing-masing tanpa saling menyapa. Heeseung sedikit menundukkan kepalanya ketika salah satu pelayan menyambutnya dengan tubuh yang sedikit membungkuk. Kakinya kembali berjalan menuju ke ruangan atas melalui tangga. Derap kakinya yang memakai sepatu pantofel terdengar jelas hingga kakinya berhenti tepat didepan pintu yang menjadi tujuan utama.
Menarik nafas pelan sebelum tangannya membuka pintu hitam itu untuk yang kedua kalinya. Pandangannya menyapu ruangan yang terlihat berbeda dari sebelumnya. Terlihat lebih rapi meski masih ia lihat pecahan piring dan juga makanan yang berserakan dilantai. Matanya melihat pada kasur yang masih tertata rapi meski ada sebuah bantal yang terjatuh. Mungkin kamar ini baru saja dibersihkan oleh pelayan atau oleh Hyunseo sendiri.
Netranya bergerak pada sisi kasur dimana Sunghoon duduk memeluk lutut kemarin. Ia berharap perempuan itu tak ada disana,namun matanya hanya diam terpaku menatap Sunghoon melakukan hal yang sama disana—sama seperti yang kemarin ia lihat. Hatinya mencelos melihat pakaian yang sama masih melekat pada tubuh ramping yang tampak mengurus tersebut. Rambut indah Sunghoon menutupi wajah dan hampir seluruh kakinya karena tergerai kedepan seperti itu. Entah apa yang harus ia lakukan untuk menangani hal ini sementara ia tidak tahu apa-apa sekarang.Hanya modal nekad yang ia miliki demi bisa menjalankan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya untuk memenuhi janji.
Meletakkan mantelnya di sudut ruangan,Heeseung melangkah menghampiri Sunghoon dengan pelan. Tangannya tak ingin menyentuh perempuan itu karena ia merasa khawatir jika Sunghoon akan mengamuk seperti kemarin. Dengan perlahan ia mengambil posisi berlutut disamping Sunghoon. Ia melakukan ini karena ia tahu seseorang yang sedang mengalami hal ini akan merasa semakin tidak tenang jika ada seseorang yang memperhatikannya dari depan. Meski kemarin ia tidak berada didepan Sunghoon,tapi kesalahannya terletak saat ia memegang bahu perempuan itu sebelum memberi salam sapaan terlebih dahulu dengan pelan hingga Sunghoon kembali mengamuk.
Matanya memperhatikan Sunghoon yang hanya diam seperti patung dalam posisi itu. Dengan sangat pelan dan hati-hati ia bersuara. Menyapa Sunghoon dengan pelan dan penuh kelembutan yang sebisa mungkin ia buat agar perempuan itu tidak terkejut dengan keberadaannya.
"Selamat pagi,Sunghoonie." Bibirnya terbuka ragu namun masih ia perlihatkan senyum hangat meskipun wajah cantik didepannya masih juga belum terangkat untuk melihatnya setelah beberapa detik ia menyapa.
"Sunghoonie, apa kau mendengarku?" Heeseung kembali bersuara lembut dan dengan nada rendah. Ia hanya ingin memastikan jika Sunghoon tidak dalam kondisi tidur ataupun pingsan. Namun kedua tangannya tetap tak ingin menyentuh perempuan itu walau sudah sejak tadi rasanya ia ingin merapikan rambut Sunghoon agar tidak menutupi wajah yang terus menunduk dan tubuh kaku seperti batu.
"Kau tidak tidur bukan?" Tanyanya lagi masih dengan senyum hangat meski tak ada pergerakan didepannya.Semalaman ia sudah membaca beberapa artikel dan buku tentang cara-cara menghadapi dan memberikan situasi tenang pada seseorang seperti Sunghoon. Setidaknya ia sedikit mulai mengerti dan akan terus belajar untuk hal ini agar apa yang ia lakukan kedepannya membuahkan hasil. Meskipun ia tahu ia tak akan bisa seperti Psikiater handal atau Psikiater pemula sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tantrum (HeeHoon) Enhypen//Switch (TERBIT)
General Fiction~~Kita bertemu tidak sengaja dan sekarang kau masih ada bersamaku meskipun dengan awal yang terpaksa.Takdir menyimpan rahasia,menyembunyikan bahagia untuk dia yang menunggu cinta. #Heeseung-Sunghoon #Enhypen Start : 2 Juni 2022 Finish : #🥇healt #�...